

IBADAH HAJI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang panggilan ibadah haji?”
Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 27.
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ
رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh.
2. Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim,
“Kumandangkan panggilan kepada manusia untuk melaksanakan ibadah haji”.
3. Nabi Ibrahim menjawab,”Ya Allah, suara
saya tidak akan terdengar oleh seluruh manusia”.
4. Allah berfirman,”Yang penting serukan
panggilan itu, Kami yang akan memperdengarkannya”.
5. Sungguh Maha Benar Allah, sekarang ini
semua umat Islam di seluruh pelosok penjuru dunia, pasti pernah mendengar
adanya panggilan ibadah haji, dan memahami adanya kewajiban ibadah haji sebagai tamu-tamu
Allah.
6. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 197.
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ
فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا
تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ
الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang
dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
7. Al-Quran menjelaskan kepada para tamu undangan
untuk beribadah haji, “Datanglah dengan membawa bekal", itulah kelak yang
akan menentukan “layanan Tuan rumah” kepada para tamu.
8. Kakbah adalah “rumah” Allah tanpa warna
warni.
a. Mengesankan kesederhanaan.
b. Bangunan Kabah dapat mengarah ke mana
saja.
c. Dari mana pun para tamu masuk, asalkan membawa
bekal yang baik, para tamu akan diterima
oleh Allah.
9. Terdapat tata cara protokoler yang
ditetapkan oleh Allah, yang mungkin menimbulkan pertanyaan atau mungkin ditertawakan
apabila bekal yang dibawa tidak mencukupi.
a. Para tamu Allah diminta untuk mengelilingi
bangunan Kakbah.
b. Mondar mandir antara bukit Sofa dan Marwa.
c. Melontar dengan kerikil kecil, mencium
batu hitam Hajar Aswad.
d. Pakaian yang dikenakan oleh lelaki tidak
boleh berjahit, alas kaki jangan menutup mata kaki.
e. Ketika berpakaian ihram, tidak boleh
berhias lagi.
f. Menyisir rambut, menggunting kuku, dan
mencabut bulu apabila dilakukan akan terkena denda.
g. Bercumbu suami dan istri, membunuh
binatang, dan mencabut tumbuhan akan terkena
dam (denda).
10. Banyak sekali pengunjung di sekeliling
Kakbah, banyak kepentingan yang dapat berbenturan, terdapat penggoda setan dan iblis
banyak yang berkeliaran menanti mangsa atau mencari pengikut.
11. Jika bekal kita tidak cukup, maka bukan “rumah”
Allah yang kita jumpai, tetapi sarang iblis yang akan kita huni.
12. Bekal yang terbaik adalah takwa, yaitu nama himpunan simpul keagamaan yang mencakup
pengetahuan, ketabahan, keikhlasan, kesadaran akan jati diri, serta persamaan
manusia dan kelemahannya di hadapan Allah.
13. Dengan bekal pengetahuan, sang tamu akan
sadar bahwa yang dilihat dan dilakukannya adalah simbol yang penuh makna.
14. Jika dihayati akan mengantarkannya ke
dalam pemahaman bahwa “rumah” Allah yang mengarah ke segala arah melambangkan
Allah yang berada di segala arah.
15. Ketika kesadaran ini muncul, tanpa segan
para tamu akan mencium atau melambaikan
tangan ke arah batu hitam Hajar Aswad, karena melambangkan “tangan” Allah yang
diulurkan untuk menerima para tamunya yang datang dan mengikat janji setia.
16. Dengan bekal kesadaran akan persamaan
manusia dan kelemahannya di hadapan Allah, para tamu akan melepaskan atribut kebesaran
dunia pada saat melepaskan pakaian
sehari-harinya dan menggantinya dengan pakaian ihram.
17. Sejak saat inilah para tamu Allah tidak gampang
tersinggung, tidak cepat marah, karena perasaan kesombongannya telah ditinggalkannya
dan diganti dengan perasaan tunduk dan patuh dihadapan Allah.
18. Langkah pertama untuk memperoleh dan menjaga
bekal takwa.
a. Meluruskan niat.
b. Menyingkirkan segala rayuan.
c. Menghapus semua iming-iming dunia,.
d. Hanya menghadapkan wajah kepada Allah
semata.
19. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 196.
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ
فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا
رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ
مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ
أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ
فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ
أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ
ذَٰلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban
yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di
tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidiah, yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan `umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidiah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidilharam
(orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.
20. Sempurnakan haji dan umrah karena Allah
semata, karena Nabi bersabda,”Nilai setiap perbuatan ditentukan oleh niat
pelakunya”.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
Sesungguhnya,
semua amal perbuatan tergantung kepada niatnya.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver
3.2
5. Tafsirq.com online





0 comments:
Post a Comment