Saturday, November 24, 2018

1524. EGOISME


EGOISME
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang keakuan (egoisme) menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Egoisme adalah tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk kesejahteraan orang lain.
2.    Seorang wartawan Mesir pernah mengadakan penelitian tentang percakapan di antara manusia dengan merekam data dari sebuah perusahaan telepon.
3.    Dengan cara merekam 500 percakapan untuk mengetahui kata yang paling banyak digunakan oleh manusia.

4.    Ternyata, kata yang paling banyak dipakai adalah kata yang menunjuk kepada  diri sendiri, yaitu kata “aku” atau “saya” yang terulang sebanyak 3.999 kali atau muncul sekitar 8 kali setiap dilakukan suatu percakapan.      
5.    Agaknya, kata “aku” atau “saya” adalah kata yang paling ringan, indah, dan lezat untuk diucapkan oleh lidah manusia, meskipun sering kali kata “aku” atau “saya” adalah kata yang “berat” terdengar di telinga mitra bicara kita.
6.    Hal tersebut adalah tanda dan indikator tentang mendalamnya sifat individualisme dan  menonjolnya keakuan dalam jiwa manusia, sehingga mustahil kata “aku” atau “saya" dihapus dari kamus bahasa manusia.
7.    Dalam Al-Quran, kita dapat menemukan petunjuk dan pedoman yang tersirat melalui ayat-ayatnya yang tersurat.
8.    Allah dan manusia juga menggunakan kata “aku” atau “saya”, meskipun diakui bahwa Allah Yang Maha Mutlak serta tidak ada yang menyamai kebesaran dan keagungan Allah
9.     Allah Yang Maha Kuasa jarang menggunakan kata-kata “Aku” atau “Saya”.
10. Apabila dikhawatirkan dapat timbul kesalahpahaman tentang Zat Allah atau wewenang Allah, barulah kata-kata “Aku” atau “Saya” digunakan.
11. Tetapi pada umumnya Allah menunjuk kepada diri-Nya dengan bentuk jamak, yang mengandung makna keterlibatan Allah dan mahluk Allah dalam aktivitas yang ditunjuk.
12. Para nabi dan rasul adalah manusia pilihan Allah.
13. Para nabi dan rasul  menggunakan kata “aku” bukan untuk menonjolkan “keakuan”, tetapi menggambarkan kebutuhan dan kelemahan para nabi dan rasul di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
14. Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 50.

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
      Katakan,”Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakan,”Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?”
15. Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 40.

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
      Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab,”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata,”Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencobaku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
16. Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 86.

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
     
      Yakub menjawab,”Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya”.
17. Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 72.

فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
      Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah Sedikit pun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya).
18. Al-Quran surah Fussilat (surah ke-41) ayat 33.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

       Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?
19. Umat Islam dituntut oleh Al-Quran untuk mengucapkan,”Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon bantuan”.
20. Al-Quran surah Al-Fatihah (surah ke-1) ayat 5.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

      Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.
21. Tidak dibenarkan mengubah kata “kami” menjadi “aku”, meskipun ketika seseorang melakukan salat sendirian.
22. Hal ini memberikan kesan bahwa “keakuan” seorang Muslim secara konseptual harus lebur dalam “aku-aku” yang lain dan harus selalu bersama orang-orang atau mahluk yang lain.
23. Kebersamaan tersebut menghasilkan keterikatan seorang Muslim dengan sesama manusia, sehingga dapat merasakan penderitaan orang lain.
24. Bagaikan satu jasad yang memiliki organ-organ, sehingga seluruh jasad akan merasakan keluhan organ lain yang terkecil sekalipun.
25. Sehingga Qarun (orang yang kaya raya pada zaman Nabi Musa), yang tidak mau merasakan penderitaan orang yang lain, dikecam oleh Al-Quran ketika menonjolkan “keakuanya” dengan berkata,”Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”.
26. Al-Quran surah Al-Qashas (surah ke-28) ayat 78.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
      Qarun berkata,”Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah dia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online


Related Posts:

  • 838. MANASIKMANASIK HAJI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah… Read More
  • 838. MANASIK.MANASIK HAJI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah… Read More
  • 838. MANASIKMANASIK HAJI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah… Read More
  • 838. MANASIKMANASIK HAJI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah… Read More
  • 838. MANASIKMANASIK HAJI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM       Lima rukun Islam adalah syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah… Read More

0 comments:

Post a Comment