LOGIKA ADANYA AKHIRAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,“Mohon dijelaskan bukti logika adanya akhirat?”
Dr. Zakir Naik menjelaskannya.
1. Keimanan dan kepercayaan adanya akhirat
bukan keyakinan buta yang tidak masuk akal manusia.
2. Beberapa orang menganggap bahwa orang
yang beriman adanya akhirat adalah orang tolol, bodoh, dan dengan kepercayaan buta.
3. Keyakinan tentang adanya kehidupan
akhirat berdasarkan pendapat yang logis dan masuk akal.
4. Ratusan ayat Al-Quran yang menyebutkan
fakta ilmiah telah dibuktikan kebenarannya dalam beberapa abad terakhir, tetapi
iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) belum sampai ke level tertinggi untuk
mengonfirmasi setiap pernyataan Al-Quran.
5. Misalnya, 80 persen pernyataan Al-Quran
terbukti benar daan sisanya 20 persen belum dikategorikan secara ilmiah karena belum
adanya iptek untuk membuktikan kebenaran pernyataannya.
6. Perkembangan iptek masih terbatas,
sehingga tidak dapat dikatakan satu persen atau satu ayat dalam Al-Quran yang
20 persen salah.
7. Jika 80 persen isi Al-Quran telah
dibuktikan benar dan 20 persen isi Al-Quran tersebut belum dapat dibuktikan,
maka logika akal yang baik mengatakan pasti yang 20 persen itu pun benar.
8. Adanya kehidupan akhirat termasuk dalam
porsi yang 20 persen itu dan logika akal yang baik mengatakan itu pasti benar.
9. Konsep kedamaian dan nilai kemanusiaan akan
berguna dengan adanya konsep adanya akhirat.
10. Misalnya perampokan itu tindakan baik
atau jahat?
11. Seorang yang normal akan mengatakan perampokan
adalah perbuatan jahat.
12. Seorang penjahat yang sangat kuat, berkuasa,
cerdas, dan logis, akan berpendapat perampokan
adalah perbuatan yang baik, karena dirinya dapat memperoleh kemewahan dan
kesenangan hidup dari hasilnya.
13. Jika ada orang yang mampu memberikan argumen
logis bahwa merampok itu buruk, maka penjahat
akan berhenti merampok.
14. Beberapa jawaban yang mungkin.
A. Ke-1, Orang yang dirampok akan menghadapi
kesulitan karena hartanya habis dirampok.
1) Perampok menjawab,”Benar, perampokan tidak
baik bagi korban, tetapi merampok baik untukku, karena hasilnya dapat dipakai
untuk bersenang-senang.”
B. Ke-2, Perampok suatu saat akan dirampok
juga oleh orang lain.
1) Perampok menjawab,”Tidak ada yang berani
merampokku, karena aku pimpinan perampok yang kuat, berkuasa, dan memiliki
banyak pasukan pengamanan.”
C. Ke-3, Polisi akan menangkap perampoknya.
1) Perampok menjawab,”Polisi tidak akan menangkapku,
karena aku menguasai polisi.
2) Merampok adalah cara memperoleh uang dengan
mudah.
3) Orang yang logis pasti memilih cara paling
gampang.
D. Ke-4, Merampok adalah perbuatan tidak
manusiawi.
1) Perampok menjawab,”Benar merampok tidak
berperikemanusiaan, tetapi mengapa aku harus mengikutinya.
2) Hukum semacam ini cocok untuk orang yang
kuno, sentimental, dan emosional, tetapi tidak cocok untuk penjahat yang logis
dan tidak peduli orang lain.”
E. Ke-5, Merampok adalah tindakan egois.
1) Perampok menjawab,”Benar, merampok adalah
tindakan yang barbar.
2) Tetapi dengan merampok, dapat hidup mewah
dan berfoya-foya?”
15. Kesimpulannya, tidak ada alasan logis yang
dapat membuktikan merampok adalah jahat.
16. Semua argumen untuk membuktikan merampok adalah
tindakan kejam dan jahat telah gagal.
17. Semua argumen tersebut memang memuaskan
bagi orang yang baik, tetapi tidak cocok bagi seorang penjahat yang kuat dan
berkuasa.
18. Semua argumen di atas tidak berhasil
mengingatkan penjahat, sehingga tidak mengherankan jika muncul banyak kejahatan.
19. Ajaran Islam mampu meyakinkan seorang penjahat
yang kuat, berkuasa, dan berpikiran logis dengan cara bertukar peran.
20. Misalnya, Anda adalah seorang penjahat yang
sangat kuat, berkuasa, berpikiran logis, sanggup mengatasi polisi, dan penegak hukum
lainnya, serta memiliki kekuatan militer untuk melindungi anda.
21. Cara ajaran Islam meyakinkan bahwa
merampok, memperkosa, menipu, dan kejahatan lainnya adalah tindakan yang jahat,
jelek, dan tidak berperikemanusiaan.
22. Cara ke-1, Setiap manusia pasti menginginkan
keadilan.
1) Penjahat tidak menginginkan keadilan
untuk orang lain, tetapi dia pasti menginginkan keadilan untuk dirinya sendiri.
2) Setiap orang pasti berkeberatan jika kejahatan
menimpa diri mereka.
3) Mengapa orang jahat tidak sensitif?
Karena mereka memuja harta, tahta, wanita.
4) Kekuasaan, kekuatan, dan pengaruh tidak
hanya membuat orang melakukan kejahatan kepada orang lain, tetapi juga menjaga
agar orang lain tidak mampu membalas kepada dirinya.
5) Allah adalah Tuhan Yang Maha Berkuasa dan
Adil, maka sebagai orang Muslim, saya akan meyakinkan penjahat tentang keberadaan
Allah sebagai Tuhan Yang Maha Mengetahui yang lebih berkuasa terhadap dirinya.
6) Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 40.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ
وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah dan
jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipatgandakan dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
23. Cara ke-2, Penjahat yang pintar, logis, dan berilmu pasti akan mempercayai adanya
Tuhan Allah setelah dihadirkan bukti ilmiah dari Al-Quran.
1) Dia mungkin bertanya,”Mengapa Tuhan Allah
Yang Maha Berkuasa tidak menghukumku?”
2) Jawabannya,”Semua orang yang melakukan kejahatan
harus dihukum, karena setiap orang yang menderita karena kejahatan, pasti menginginkan
pelaku kejahatan mendapatkan hukuman.”
24. Cara ke-3, Semua orang normal
menginginkan para penjahat memperoleh ganjaran setimpal.
1) Meskipun sebagian besar kejahatan telah diberikan
hukuman, tetapi masih banyak yang terbebas dari hukuman, bahkan beberapa orang
jahat justru merasakan kebebasan, kesenangan, dan kemewahan hidup di dunia.
2) Al-Quran surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat
2.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Allah yang menjadikan mati dan hidup untuk mengujimu, siapakah di
antaramu yang lebih baik amalnya? Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
25. Al-Quran surat Ali Imran (surah ke-3)
ayat 185.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا
تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Sesungguhnya pada hari kiamat
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanya
kesenangan yang menipu.
26. Pengadilan terakhir akan diputuskan pada
hari kiamat nanti, setelah seseorang meninggal dia akan dibangkitkan bersama
seluruh umat manusia.
1) Mungkin saja seseorang menerima sebagian
ganjaran ketika ia masih hidup di dunia, tetapi pahala dan hukuman akan diterima
di akhirat nanti.
2) Allah mungkin tidak langsung menghukum
para pelaku kejahatan di dunia ini, tetapi kelak pasti akan diperhitungkan di
akhirat.
27. Nabi Muhammad bersabda,”Sesungguhnya
orang kafir, apabila ia melakukan kebaikan dibalas dengan diberikan langsung di dunia, sedangkan
untuk yang orang beriman, Allah menyimpan
kebaikannya untuk di akhirat dan diberi rizki di dunia atas ketaatannya.”
28. Nabi Muhammad bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi kebaikan seorang mukmin, dengan kebaikan
itu ia diberi rezeki di dunia dan diberi balasan di akhirat, sedangkan orang
kafir dengan kebaikan yang dikerjakan, akan diberi rezeki di dunia saja, ketika
di akhirat tidak lagi memiliki satu kebaikan."
29. Wajar banyak orang kafir mempunyai harta kekayan
di dunia ini, karena Allah membalas kebaikan mereka di dunia saja, tetapi di
akhirat kelak mereka kekal di neraka.
30. Cara ke-3, Hitler membakar 6 juta kaum
Yahudi, meskipun pihak berwajib telah menangkapnya dan hukuman apa yang layak diberikan
kepada Hitler untuk menegakkan keadilan?
1) Yang dapat dilakukan adalah menghukum
dengan memasukkan Hitler ke ruang gas beracun untuk membalas pembunuhan 1 orang
Yahudi.
2) Bagaimana dengan pembalasan atas
pembantaian 5.999.999 orang Yahudi lainnya?
3) Allah dapat membakar Hitler sebanyak
lebih dari 6 juta kali di neraka.
31. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat
56.
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ
جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
32. Konsep dalam nilai kemanusiaan tidak
terlepas dari kehidupan akhirat.
33. Tanpa meyakinkan tentang adanya akhirat
dan kehidupan setelah kematian, maka konsep dalam nilai kemanusiaan dan
tindakan kebaikan atau kejahatan yang dilakukan mustahil dapat dibuktikan bagi penjahat
yang memiliki pengaruh, kekuatan, pikiran logis, dan kekuasaan.
34. Kesimpulannya, bahwa keyakinan, kepercayaan,
dan keimanan tentang adanya kehidupan akhirat adalah berdasarkan pikiran yang
logis, wajar, normal, dan masuk akal.
Daftar Pustaka.
1.
Naik,
Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban
Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.
2.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
3.
Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment