FITRAH MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang fitrah manusia menurut
Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Kata “fitrah” (menurut KBBI V) dapat
diartikan “sifat asal”, “kesucian”, “bakat”, dan “pembawaan”.
2. Nabi Muhammad bersabda,”Setiap anak
dilahirkan suci, kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau
Nasrani.”
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ،
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Nabi Muhammad bersabda,”Setiap anak dilahirkan fitrah atau suci, maka
kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”
3. Dikisahkan bahwa seorang sahabat datang
menjumpai Nabi Muhammad untuk menanyakan tentang “kebaikan”, lalu Nabi Muhammad
bersabda, “Apakah kamu datang untuk menanyakan kebaikan?” “Benar, ya Rasul,”
jawab seorang sahabat.
4. Nabi Muhammad bersabda,”Tanyalah kepada
hatimu! Kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu menjadi tenang dan
tenteram, sedangkan dosa adalah sesuatu yang membuat hatimu gelisah dan kacau”.
5. Al-Quran suraj Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا
كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا
مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ
أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Dia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapatkan
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami;
dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir.
6. Para ulama menjelaskan bahwa ayat
Al-Quran ini mengisyaratkan bahwa manusia pada hakikatnya telah diberikan alat
fitrah untuk dapat membedakan sesuatu yang baik dan yang jelek, tetapi manusia
sering kali tidak mampu melawan godaan yang datang.
7. Para ulama membedakan antara frase
“kasabat” dengan “iktasabat”.
8. Kasabat artinya perbuatan yang dilakukan
dengan mudah dan gampang.
9. Iktasabat adalah perbuatan yang dilakukan
dengan susah payah.
10. Semua perbuatan baik yang mendatangkan
pahala adalah “kasabat”, yaitu perbuatan yang mudah dan gampang dilakukan,
karena sesuai dengan fitrah manusia.
11. Perbuatan buruk yang mendatangkan dosa
adalah “iktasabat”, karena harus dikerjakan dengan susah payah yang memerlukan
tenaga dan dana.
12. Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat
30 menjelaskan bahwa manusia akan gampang mengakui kebenaran ajaran Islam yang
fitrah, karena sesuai dengan jiwa asli manusia.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ
فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ
اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.
13. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
14.
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ
عَلَيْكَ حَسِيبًا
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai
penghisab terhadapmu.
14. Para ulama menjelaskan bahwa pada
hakikatnya manusia sudah diberikan fitrah “software” (perangkat lunak) yang dapat
dipakai untuk membedakan sesuatu yang baik dan yang jelek.
15. Di alam akhirat kelak, manusia sanggup
membaca sendiri nilai “rapornya” dengan objektif, apakah dirinya layak
dimasukkan ke dalam surga atau dilemparkan ke dalam neraka.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.











0 comments:
Post a Comment