Monday, July 22, 2019

2733. TOLOK UKUR SIFAT ALLAH


TOLOK UKUR SIFAT ALLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sifat Allah sebagai standar ukuran menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Kata “standar” (menurut KBBI V) dapat diartikan “ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan”, “ukuran atau tingkat biaya hidup”, “sesuatu yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sebagai ukuran sebagai ukuran nilai atau harga”, “baku”, panji-panji, “bendera (sebagai lambing”, “alat penopang yang berkaki (untuk menaruh bendera, menyangga sepeda, penopang alat potret, dan sebagainya)”.
2.    Para ulama berpendapat bahwa standar atau tolok ukur perilaku yang baik dan buruk mestilah  merujuk  kepada ketentuan Allah, karena suatu yang dinilai baik oleh Allah, pasti dalam esensinya baik.

3.    Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 8 menyatakan bahwa Allah mempunyai segala sifat yang baik.

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

      Dia Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai “asmaulhusna” yaitu nama-nama yang baik.
4.    Rasulullah  memerintahkan  umat Islam  agar  berusaha sekuat   kemampuan  dan  kapasitasnya  sebagai  makhluk  untuk meneladani Allah dalam semua sifat-sifat-Nya.
5.    Berakhlaklah dengan akhlak Allah.
      Ketika Aisyah (istri Rasulullah) ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah menjawab,”Budi pekerti Rasulullah adalah Al-Quran.”
6.    Semua sifat Allah tertuang dalam  Al-Quran.
      Jumlahnya  bahkan melebihi 99 sifat yang populer disebutkan dalam hadis. Sifat-sifat  Allah  itu  adalah satu kesatuan, karena Allah Esa di dalam zat, sifat, dan  perbuatan-Nya? 
7.    Tidak wajar jika  sifat-sifat  Allah  dinilai  saling  bertentangan, karena  semua sifat  Allah memiliki  tempatnya  masing-masing, ada tempat  untuk  keperkasaan  dan  keangkuhan Allah, juga tempat kasih sayang dan kelemah-lembutan Allah.
8.    Ketika  seorang  Muslim meneladani  sifat  Al-Kibriya'  (Keangkuhan  Allah),  ia harus ingat bahwa sifat itu tidak akan disandang oleh Allah  kecuali dalam  konteks  ancaman  terhadap  para  pembangkang dan terhadap orang yang merasa dirinya superior.
9.    Rasulullah  melihat orang  yang berjalan dengan angkuh di medan perang, beliau bersabda, “Itu adalah cara berjalan yang dibenci Allah, kecuali dalam kondisi semacam ini.” 
10. Seseorang yang berusaha  meneladani  sifat  Al-Kibriya'(Kengkuah Allah) tidak akan   meneladaninya,  kecuali  terhadap  manusia-manusia  yang angkuh.
11. Dalam konteks ini ditemukan riwayat yang menyatakan, “Bersikap angkuh terhadap orang yang angkuh adalah sedekah”. 
12. Ketika  seorang  Muslim  berusaha  meneladani   kekuatan   dan kebesaran  Allah,  harus  diingat  bahwa  sebagai  makhluk, maka manusia terdiri atas jasad dan ruh, sehingga keduanya  harus  sama-sama kuat. 
13.  Kekuatan  dan  kebesaran  itu  mesti  diarahkan  untuk membantu yang kecil dan lemah, bukan digunakan untuk  menopang yang salah maupun yang sewenang-wenang.
14. Allah tidak suka kepada orang yang, angkuh lagi membanggakan diri, seperti dalam Al-Quran surah Lukman (surah ke-31) ayat 18.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
   
       Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

15. Jika seorang Muslim meneladani Allah Yang Maha Kaya,  ia  harus menyadari   bahwa   istilah   yang  digunakan  Al-Quran  untuk menunjukkan sifat  itu  adalah  Al-Ghani.
16. Yang maknanya adalah  tidak  membutuhkan dan bukan kaya materi,  sehingga esensi sifat itu (kekayaan) adalah kemampuan berdiri sendiri atau tidak  menghajatkan pihak  lain,  sehingga  tidak perlu untuk meminta-minta.   
 
17. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 273.

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
    
       (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
18. Tetapi dalam kedudukan manusia sebagai makhluk, ia sadar bahwa dirinya amat membutuhkan Allah.
19. Al-Quran surah Fathir (surah ke-35) ayat 15. 

۞ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
     
      Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
20. Demikian seterusnya dengan sifat-sifat Allah yang  lain,  yang harus  diteladaninya,  seperti  Maha  Mengetahui, Maha Pemaaf, Maha Bijaksana, Maha Agung, Maha Pengasih, dan lain-lain.
21. Adalah suatu keistimewaan bagi seseorang  atau  masyarakat jika  menjadikan  sifat-sifat  Allah  sebagai  tolok ukur.
22. Tidak menjadikan kelezatan atau manfaat sesaat  sebagai  tolok ukur kebaikan.
23. Kelezatan dan manfaat dapat berbeda-beda antara seseorang  dengan  yang  lain.
24. Seseorang  yang berada  dalam  kondisi dan situasi tertentu juga bisa berbeda, dengan kondisi  lainnya.
Daftar Pustaka
1.    Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

  • 633. QURANMEMBACA AL-QURAN DI SISI KUBUR. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan t… Read More
  • 633. QURANMEMBACA AL-QURAN DI SISI KUBUR. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan t… Read More
  • 633. QURANMEMBACA AL-QURAN DI SISI KUBUR. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan t… Read More
  • 633. QURANMEMBACA AL-QURAN DI SISI KUBUR. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan t… Read More
  • 633. QURANMEMBACA AL-QURAN DI SISI KUBUR. Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan t… Read More

0 comments:

Post a Comment