SEMBELIH
HEWAN LEBIH BAIK DIBANDING BIUS
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang cara menyembelih hewan termnak secara Islam?” Tim Islam Pos
menjelaskannya.
1. Pakar
Jerman Terkejut dengan Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban Sesuai Syari’at
Islam, diposting pada 13 Agustus 2019
2. Penyembelihan
hewan kurban dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijah), usai
menggelar salat Id, dan dalam 3 hari Tasyrik, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
3. Ada
tata cara penyembelihan hewan qurban sesuai Syari’at Islam yang harus diperhatikan.
4. Penelitian
ilmiah dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University,
Jerman, yakni Prof. Dr. Schultz dan Dr. Hazim, seperti dilansir Islam Pos.
5. Mana
yang Lebih Baik?
6. Keduanya
memimpin penelitian yang terstruktur untuk menentukan, mana yang lebih baik dan
paling tidak sakit untuk hewan ketika disembelih.
7. Apakah
penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pembiusan), atau
penyembelihan dengan cara Barat, yakni dengan pembiusan?
8. Mereka
merancang penelitian yang sangat canggih, melibatkan beberapa ekor sapi cukup
dewasa.
9. Pada
permukaan otak kecil sapi-sapi itu, dipasang elektroda (microchip) yang disebut
Electro-Encephalograph (EEG).
10. Microchip
EEG dipasang di permukaan otak, yang menyentuh titik rasa sakit di permukaan
otak, untuk merekam derajat rasa sakit hewan saat disembelih.
11. Sementara
di jantung sapi-sapi itu, dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam
aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
12. Untuk
menekan kemungkinan terjadinya kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG
maupun ECG yang terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu.
13. Setelah
masa adaptasi dinilai cukup, maka sebagian sapi pun disembelih, sesuai dengan
Syari’at Islam.
14. Sebagian
lainnya disembelih menggunakan metode pembiusan, yang biasa dilakukan di Barat.
15. Dalam
Syari’at Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam,
memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni saluran makanan, saluran
napas, dan dua saluran pembuluh darah (arteri karotis dan vena jugularis).
16. Ketika
metode Barat mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dibius terlebih dahulu
sebelum disembelih, syari’at Islam justru tidak merekomendasikan metode
tersebut.
17. Selama
penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat dan direkam, untuk
mengetahui kondisi otak serta jantung, sejak sebelum pembiusan, hingga ternak
itu benar-benar mati.
18. Dari
hasil penelitian tersebut, di Hannover University, Jerman, Prof. Schultz dan
Dr. Hazim menjelaskan:
19. Tata
cara penyembelihan hewan qurban sesuai Syari’at Islam, menunjukkan:
1) Pada 3
detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi
bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG.
2) Hal
ini menunjukkan, pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada
indikasi rasa sakit.
3) Pada 3
detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara
bertahap, yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak), hingga
sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran.
4) Di
saat itu, tercatat juga oleh ECG, bahwa jantung mulai meningkatkan
aktivitasnya.
5) Setelah
6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari
jantung, untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan
memompanya keluar.
6) Hal
ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang
belakang (spinal cord).
7) Saat
darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut,
grafik EEG tidak naik, tapi justru turun sampai ke angka nol.
8) “No
feeling of pain at all”, (tidak ada rasa sakit sama sekali), jelas Prof.
Schultz dan Dr. Hazim.
9) Karena
darah tertarik dan terpompa oleh jantung, dan keluar tubuh secara maksimal,
maka dihasilkan daging yang sehat, layak dikonsumsi untuk manusia.
10) Jenis
daging dari hasil penyembelihan semacam ini, sangat sesuai dengan prinsip Good
Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
20. Hasil penyembelihan
cara barat, menunjukkan:
1) Sesaat
setelah dilakukan proses stunning (pembiusan), sapi terjatuh dan roboh, hingga
tak bergerak-gerak lagi, dan mudah dikendalikan.
2) Maka,
sapi dapat dengan mudah disembelih, tanpa meronta-ronta, seolah tak mengalami
rasa sakit.
3) Saat
disembelih pun, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih
tanpa proses pembiusan.
4) Namun,
justru tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG.
5) Dan
mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena
kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
6) Grafik
EEG yang meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang turun ke batas
paling bawah, mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa,
hingga jantung berhenti berdetak lebih awal.
7) Akibatnya?
Jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari seluruh organ tubuh, serta
tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
8) Karena
darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka
darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan
daging yang tidak sehat.
9) Daging
tersebut menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
10) Seperti
disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku
(yang tak keluar saat ternak disembelih), merupakan tempat yang sangat baik
untuk tumbuh-kembang bakteri pembusuk.
21. Perlu
diketahui, meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih,
ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit.
22. Hasil
penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim, membuktikan bahwa pisau tajam yang
mengiris leher sapi (sebagai Syari’at Islam dalam penyembelihan ternak) itu,
ternyata tidak ‘menyentuh’ saraf rasa sakit.
23. Kedua
pakar Jerman itu pun terkejut, dan menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta serta
meregangkan ototnya, bukan karena rasa sakit.
24. Melainkan
sebagai ekspresi terkejutnya otot dan saraf (yaitu pada saat darah mengalir
keluar dengan deras).
Daftar
Pustaka
1. Islam Pos.
2. Internet.
0 comments:
Post a Comment