Saturday, August 31, 2019

3109. MANUSIA DALAM AL-QURAN


MANUSIA DALAM AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Para ulama menjelaskan terdapat tiga  kata  yang digunakan oleh Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia.
1)    Menggunakan kata yang terdiri atas huruf: “alif, nun, dan sin”, semacam “insan”, “ins”, “nas, atau “unas”.  
2)    Menggunakan kata “basyar”.
3)    Menggunakan kata “Bani Adam” dan “Zuriyat Adam”.
2.    Uraian ini akan mengarahkan  pandangan  secara  khusus  kepada kata “basyar” dan kata “insan”.
3.    Kata “basyar” terambil dari akar kata yang pada mulanya bermakna “penampakan sesuatu dengan baik dan indah”.
4.    Dari akar kata “basyar”, maka lahir kata “basyarah” yang artinya “kulit”.
5.    Manusia dinamakan “basyar” karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan  kulit binatang yang lain. 
6.    Al-Quran  menggunakan  kata “basyar” sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk “mutsanna” (ganda) untuk menunjuk manusia dari sudut  lahiriahnya, dan persamaannya  dengan manusia  seluruhnya.
7.    Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 110.

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

        Katakan, “Sesungguhnya aku hanya seorang manusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.  
8.    Banyak ayat Al-Quran yang menggunakan kata “basyar” yang mengisyaratkan  bahwa proses kejadian manusia sebagai “basyar”, yaitu secara bertahap  sehingga mencapai tahap kedewasaan.  
9.    Al-Quran surah Al-Rum (surah ke-30) ayat 20. 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ
    
       Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakanmu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
10. Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 47 menyatakan bahwa Maryam heran akan bisa memperoleh anak tanpa disentuh “basyar”, yaitu manusia dewasa yang mampu berhubungan seks.

قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

       Maryam berkata, “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), “Demikian Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah dia.
11. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187 menyatakan “basyiruhunna” diartikan hubungan seks.

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

         Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan Ramadan bercampur dengan istri-istrimu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakan puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian Allah menerangkan yat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
12. Kata “basyar” dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia, yang menjadikannya mampu  memikul  tanggung jawab.
13. Sehingga tugas kekhalifahan dibebankan kepada “basyar”.
14. Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 28.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

       Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

15. Kata  “insan”  terambil  dari  akar kata “uns” yang berarti “jinak, harmonis, dan tampak”.
16. Pendapat ini, jika ditinjau  dari  sudut pandang  Al-Quran  lebih  tepat dibandingkan dengan pendapat bahwa “insan” terambil   dan   kata   “nasiya”   (lupa),   atau    “nasa-yanusu” (berguncang).  
17. Ketika berbicara   tentang   penciptaan   manusia  pertama,  Al-Quran menunjuk kepada sang  Pencipta  dengan  menggunakan  pengganti nama berbentuk tunggal:        “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dan tanah”.(QS Shad [38]: 71).  
18.  “Apa yang menghalangimu (iblis) sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku?” (0S Shad [38]: 75).
19. Tetapi ketika  berbicara  tentang  reproduksi  manusia  secara umum,  Allah Yang  Maha  Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk jamak.
20. Al-Quran surah  At-Tin (surah ke-95) ayat 4.
   لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
     Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 

21. Hal itu menunjukkan perbedaan  proses  kejadian  manusia secara  umum  dengan  proses kejadian Nabi Adam.
22. Penciptaan manusia secara umum,  melalui  proses  keterlibatan  Allah melibatkan  suami dan istri.
23. Keterlibatan ibu dan bapak mempunyai pengaruh dalam bentuk fisik dan  psikis  anak.
24. Dalam penciptaan Nabi Adam, tidak terdapat keterlibatan ibu dan bapak.  

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.      

0 comments:

Post a Comment