PENYAKIT
MENTAL INLANDER
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon
dijelaskan tentang penyakit mental inlander?” Tim Detik Forum menjelaskannya.
1. Penyakit
mental yang paling berbahaya yang diwariskan semasa zaman Penjajahan
(1600-1945) adalah watak inlander.
2. Pada zaman
penjajahan, warga pribumi selalu dijadikan kelas paling bawah di antara
golongan masyarakat Eropa, Arab dan Cina.
3. Kekalahan
yang diderita selama ratusan tahun telah membentuk watak pecundang bagi
sebagian besar penduduk di Nusantara.
4. Mental
Inlander ditandai dengan tidak dimilikinya rasa percaya diri sebagai sebuah
bangsa.
5. Watak inlander
memandang bangsa lain jauh lebih hebat dan maju daripada bangsa sendiri.
6. Watak inlander
tidak mampu membaca potensi bangsa yang begitu besar, bahkan berpikiran picik
menyerahkan pengelolaan kekayaan bangsa kepada pihak lain karena menganggap
bangsa ini tidak akan mampu mengatur dirinya sendiri.
7. Meskipun
bangsa Indonesia sudah mendeklarasikan kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945, tetapi
penyakit inlander tidak serta merta hilang dari bumi pertiwi.
8. Sistem
politik dan ketatanegaraan kita masih belum menemukan jati dirinya.
9. Berbagai
sistem politik pernah dijalankan di bangsa ini mulai dari sistem demokrasi
liberal (parlementer tahun 1949-1959), demokrasi terpimpin (tahun 1959-1965),
sistem otoritarian (zaman orba tahun 1965-1998) hingga demokrasi multi partai
(masa Reformasi 1998-sekarang).
10. Watak
inlander membuat bangsa ini gagal menemukan sistem ketatanegaraan yang sesuai
dengan keindonesiaan.
11. Sampai
saat ini masih dirasakan adanya adopsi sistem ketatanegaraaan yang
kebarat-baratan.
12. Pada sistem
ekonomi sungguh tampak nyata betapa banyak perusahaan asing yang bergerak di
bidang pertambangan, telekomunikasi, transportasi, perkebunan, perikanan hingga
pertanian.
13. Cita-cita
membangun ekonomi rakyat yang mandiri dan kuat sebagaimana harapan “founding
fathers” seakan hanya mimpi yang tak kunjung tercapai.
14. Nasib
bangsa masih tidak jauh berbeda dengan masa penjajahan, kue pembangunan hanya
dinikmati segelintir priyayi sementara rakyat sebagai kawula alit hanya
mendapatkan sisa-sisa pembangunan.
15. Lagi-lagi
ini dikarenakan watak inlander yang masih menggerogoti para pengusaha nasional
sehingga industri nasional tidak pernah menjadi tuan di negerinya sendiri.
16. Dalam
hal sosial budaya berkembang fenomena konsumerisme yang menggejala di seluruh
pelosok nusantara.
17. Bangsa
yang memiliki penduduk lebih dari 230 juta ini hanya dijadikan sasaran iklan
produk asing, baik produk yang berupa barang dan jasa.
18. Bisa
dilihat mental anak bangsa bekas jajahan ini begitu bangga bergaya
kebara-baratan, ke arab-araban, kecina-cinaan, atau apapun produk yang dari
luar.
19. Ini
sungguh sangat membahayakan bangsa, sebab jika dibiarkan bangsa ini benar-benar
akan menjadi bangsa kuli, bangsa pemasok tenaga kerja murah, bahkan
dimungkinkan akan menjadi bangsa bermental budak di zaman modern.
20. Rasanya
memang pahit kalau kita mengatakan bahwa bangsa ini masih terkena penyakit
mental inlander, tetapi kenyataan di lapangan tak bisa kita pungkiri.
21. Dalam
sejarahnya perubahan untuk menjadikan mental bangsa yang kalah menjadi bangsa
yang pemenang memang tidak mudah dan butuh waktu yang relatif lama.
22. Jika
mau belajar dari para nabi-nabi atau dari para revolusioner di muka bumi ini,
maka pembenahan harus dimulai dari penyadaran melalui pendidikan yang
mencerahkan untuk pemimpin dan rakyatnya.
23. Harus
ada rekayasa sosial untuk generasi muda agar mereka menemukan jati diri bangsa
yang tercermin dalam nilai-nilai Pancasila.
24. Religiusitas,
humanisme , nasionalisme, demokrasi, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
harus menjadi fondasi dalam menentukan arah nahkoda kapal dalam mengarungi
samudra yang penuh tantangan besar ini.
25. Tak
ada sesuatu yang tidak mungkin, jika bangsa ini mau bekerja keras menggapai
cita-citanya.
26. Memang
tidak mudah, tetapi kita harus yakin dengan tujuan hidup berbangsa dan
bernegara.
Daftar
Pustaka
1. Internet,
Oktober 2012.
0 comments:
Post a Comment