HARGA SEGELAS AIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang harga segelas air
minum?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1. Banyak di antara kita yang tidak
menghargai air dan kita sering kali tidak menggunakan air secara baik.
2. Dalam Islam, berwudu di sungai yang
airnya mengalir atau samudera yang luas pun tidak boleh melebihi kadar yang
ditetapkan.
3. Bagi orang yang tinggal di Indonesia, air
bagaikan tanpa harga.
4. Tetapi di Timur Tengah dan tempat lainnya,
air minum harganya cukup mahal, bahkan harga seliter air minum harganya lebih
mahal dibandingkan dengan harga seliter premium atau bensin.
5. Amirul mukminin Harun Al-Rasyid (penguasa
Dinasti Abbasiyah tahun 766-809 Masehi), yang pada masanya adalah bagian dari zaman
keemasan Islam.
6. Suatu ketika Harun Al-Rasyid duduk
gelisah.
7. Khalifah Harun AlRasyid memerintahkan
salah seorang pembantunya untuk mengundang Abu Sammak, seorang ulama terhormat
pada zamannya.
8. Harun Al-Rasyid berkata,”Wahai Abu
Sammak, berilah aku nasihat”.
9. Hampir bersamaan pada saat itu seorang
pelayan masuk ke dalam ruangan membawa segelas air untuk Amirul Mukminin Harun AI-Rasyid.
10. Abu Sammak berkata, “'Tunggu sebentar,
wahai Amirul Mukminin.Saya mengharapkan agar Tuan menjawab pertanyaan saya dengan
jujur, “Seandainya Tuan sangat haus, tetapi segelas air ini tidak dapat Tuan
minum, berapakah harga yang bersedia Tuan bayar untuk dapat meminumnya?”
11. Khalifah Harun Al-Rasyid menjawab,“Setengah
dari harta kekayaan dan kekuasaan yang kumiliki.”
12. Kemudian Khallifah Harun Al-Rasyid meminumnya.
13. Abu Sammak bertanya lagi,”Seandainya segelas
air minum yang Tuan minum tadi, tidak dapat keluar dari tubuh Tuan, sehingga mengganggu
kesehatan Tuan, berapakah Tuan bersedia membayarnya untuk kesembuhan Tuan?”
14. “Setengah dari harta kekayaan dan
kekuasaan yang kumiliki," jawab Harun Al-Rasyid tegas.
15. Abu Samak berkata, “Wahai Amirul
Mukminin, ketahuilah bahwa seluruh harta kekayaan dan kekuasaan yang nilainya
hanya seharga segelas air, sangat tidak wajar apabila diperebutkan dan
dipertahankan tanpa hak.”
16. Khalifah Harun Al-Rasyid yang
kekuasaannya meliputi beberapa negara yang sangat luas dan kekayaannya yang
sangat banyak tersebut, kemudian mengangguk dan membenarkannya.
17. Khalifah Umar bin Khattab menjumpai Hurmuzan
(tokoh Persia yang menjadi tawaan perang) yang dijatuhi hukuman mati.
18. Hurmuzan memohon kepada Umar bin
Khattab,”Berilah aku segelas air, sebelum hukuman mati dilaksanakan kepadaku.”
19. Umar bin Khattab setuju, tetapi sebelum Hurmuzan
minum air tersebut, dia memandang Umar bin Khattab dengan bertanya,”Apakah aku
memperoleh keamanan, sampai air ini habis saya minum?”
20. Umar bin Khattab mengiyakan, dan dengan tiba-tiba
Hurmuzan menumpahkan isi gelas itu, dan dengan senyum penuh arti dia berkata, “Wahai
Umar, tepatilah janjimu, maka berilah aku keamanan.”
21. Hadirin yang menyaksikan kejadian
tersebut tersentak, tetapi Umar bin Khattab berkata, “Lepaskan dia, karena kita
harus tetap memegag teguh dan menetapi janji, apa pun akibatnya”.
22. Khalifah Umar bin Khattab menganggap
bahwa segelas air adalah sumber kehidupan, bahkan air adalah kehidupan itu
sendiri.
23. Tidak ada artinya apabila menyalahi
kesetiaan kepada janji dan itulah harga segelas air menurut Khalifah Umar bin
Khattab.
24. Diriwayatkan tentang seorang wanita yang
bergelimang dosa, ketika dia melihat seekor anjing yang sedang kehausan, dia
menyodorkan segelas air minum kepada anjing tersebut.
25. Nabi Muhammad bersabda,”Allah mengampuni
dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga karena segelas air itu”.
26. Inilah harga tertinggi bagi segelas air.
27. Kata “air” dalam Al-Quran terulang sebanyak
63 kali.
28. Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21)
ayat 30 menjelaskan bahwa segala sesuatu yang hidup berasal dari air.
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ
شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online




0 comments:
Post a Comment