BUZZER
MEMBENTUK OPINI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Buzzer berasal dari
bahasa inggris yang artinya lonceng, bel atau alarm.
2. Buzzer secara harfiah diartikan sebagai alat
untuk memberikan pengumuman atau mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan orang-orang
pada suatu tempat.
3. Di Indonesia sendiri,
buzzer artinya kentongan.
4. Kentongan adalah salah
satu alat tradisional yang sering digunakan mengumpulkan warga saat ada
pengumuman atau berita penting.
5. Setelah kita
mengetahui pengertian buzzer maka kita dapat menghubungkan istilah tersebut
berdasarkan kegunaannya pada sosial media.
6. Pada sosial media
buzzer yaitu orang yang memanfaatkan akun sosial media miliknya guna menyebar
luaskan info atau dengan kata lain untuk melakukan promosi maupun iklan dari
suatu produk maupun jasa pada perusahaan tertentu.
7. Sehingga jelas
kaitannya antara istilah-istilah tadi dengan fungsi seorang buzzer, terlihat
bahwa seorang buzzer di sosial media pada kenyataannya memiliki peran sebagai
alarm.
8. Maksudnya orang yang
akan terus menerus sesuai jadwal yang telah ditetapkan melakukan suatu promosi
atau iklan mengenai suatu produk.
9. Biasanya hanya akun
dengan jumlah pengikut yang banyaklah yang bekerja pada profesi ini.
10. Selain itu tentunya
akun tersebut juga dapat memberikan pengaruh besar kepada para followersnya.
11. Maka dari itu biasanya
akun-akun sosial media seorang buzzer adalah akun dari seorang public figure
misalnya seperti artis-artis terkenal.
12. Pada umumnya artis
terkenal memiliki cukup banyak penggemar dan dapat mempengaruhi para
penggemarnya.
13. Tetapi tidak menutup
kemungkinan mereka yang bukan public figure untuk menggeluti profesi ini.
14. Opini adalah pendapat,
pikiran, dan pendirian.
15. Opini publik adalah
pendapat umum dan pendapat sebagian besar rakyat.
16. Syarat menjadi buzzer.
1) Menyebar data identitas ke seluruh jejaring sosial agar mudah ditemukan.
2) Online selama 24 Jam.
3) Dapat memberikan respon yang cepat.
4) Memiliki stamina emosi yang kuat untuk mempengaruhi orang lain.
5) Melakukan tugas melebihi kontraknya.
6) Memahami produk yang disebarkan dengan baik.
17. Suara.com - Pemerintah
dan partai politik Indonesia mengerahkan serta membiayai pasukan
siber alias buzzer di media
sosial untuk memanipulasi opini publik.
18. Demikian hasil
penelitian para ilmuwan dari Universitas Oxford, Inggris
baru-baru ini.
19. Pengerahan
buzzer oleh pemerintah Indonesia itu diulas dua ilmuwan Oxford, Samantha
Bradshaw dan Philip N Howard dalam laporan bertajuk The Global Disinformation
Order, 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation.
20. Dalam
laporan itu dibeberkan bahwa pemerintah dan partai-partai politik di Indonesia
menggunakan buzzer untuk:
1) Menyebarkan
propaganda pro pemerintah/partai.
2) Menyerang
lawan politik.
3) Menyebarkan
info untuk memecah-belah publik.
21. Selain
itu ditemukan juga bahwa di Indonesia, pemerintah dan partai-partai politik
memanfaatkan pihak swasta atau kontraktor serta politikus untuk menyebarkan
propaganda serta pesan-pesannya di media sosial.
22. Alat
yang digunakan buzzer adalah akun palsu yang dioperasikan oleh orang-orang dan
oleh bot.
23. Berdasarkan
isinya konten-konten yang disebarkan oleh pemerintah dan partai politik di
Indonesia terdiri dari 2 jenis:
1) Info
yang menyesatkan media atau public.
2) Memperkuat
pesan dengan terus-menerus membanjiri media sosial dengan tagar.
24. Para
buzzer di Indonesia, menurut penelitian itu, dikontrak oleh pemerintah atau
partai politik tidak secara permanen.
25. Mereka
lazimnya dibayar sekitar harga Rp 1 juta sampai Rp 50 juta.
26. Di
Indonesia para buzzer ini bergerak di media sosial utama:
1) Facebook.
2) Twitter.
3) Instagram.
4) WhatsApp.
5) Para
buzzer belum banyak bergerak di Youtube.
27. Para
peneliti dalam laporan ini secara umum menemukan bahwa manipulasi opini publik
memanfaatkan media sosial dilakukan oleh 70 negara di seluruh dunia pada 2019,
naik dari hanya 48 negara pada 2018 dan 28 negara pada 2017.
28. "Penggunaan
propaganda komputasional untuk membentuk perilaku publik via media sosial sudah
menjadi umum, sudah bukan lagi aksi dari segelintir aktor jahat," tulis
para peneliti dalam laporan itu.
29. China,
menurut penelitian itu, adalah negara yang paling aktif dalam propaganda di
media sosial.
30. Tidak
hanya memengaruhi publik di dalam negeri, propaganda China juga sudah menyasar
khalayak global.
31. "Pada
2019 pemerintah China mulai menggerakan platform media sosial global untuk
mencemarkan perjuangan demokrasi di Hong Kong," bunyi laporan itu lebih
lanjut.
32. Temuan
menarik lain dari laporan itu adalah Facebook menjadi alat utama yang digunakan
oleh pasukan siber atau buzzer di seluruh dunia.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment