Friday, October 4, 2019

3405. BUZZER MEMBENTUK OPINI


BUZZER MEMBENTUK OPINI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Buzzer berasal dari bahasa inggris yang artinya lonceng, bel atau alarm.
2.     Buzzer secara harfiah diartikan sebagai alat untuk memberikan pengumuman atau mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan orang-orang pada suatu tempat.
3.    Di Indonesia sendiri, buzzer artinya kentongan.
4.    Kentongan adalah salah satu alat tradisional yang sering digunakan mengumpulkan warga saat ada pengumuman atau berita penting.
5.    Setelah kita mengetahui pengertian buzzer maka kita dapat menghubungkan istilah tersebut berdasarkan kegunaannya pada sosial media.
6.    Pada sosial media buzzer yaitu orang yang memanfaatkan akun sosial media miliknya guna menyebar luaskan info atau dengan kata lain untuk melakukan promosi maupun iklan dari suatu produk maupun jasa pada perusahaan tertentu.
7.    Sehingga jelas kaitannya antara istilah-istilah tadi dengan fungsi seorang buzzer, terlihat bahwa seorang buzzer di sosial media pada kenyataannya memiliki peran sebagai alarm.
8.    Maksudnya orang yang akan terus menerus sesuai jadwal yang telah ditetapkan melakukan suatu promosi atau iklan mengenai suatu produk.
9.    Biasanya hanya akun dengan jumlah pengikut yang banyaklah yang bekerja pada profesi ini.
10. Selain itu tentunya akun tersebut juga dapat memberikan pengaruh besar kepada para followersnya.
11. Maka dari itu biasanya akun-akun sosial media seorang buzzer adalah akun dari seorang public figure misalnya seperti artis-artis terkenal.
12. Pada umumnya artis terkenal memiliki cukup banyak penggemar dan dapat mempengaruhi para penggemarnya.
13. Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka yang bukan public figure untuk menggeluti profesi ini.
14. Opini adalah pendapat, pikiran, dan pendirian.
15. Opini publik adalah pendapat umum dan pendapat sebagian besar rakyat.
16. Syarat menjadi buzzer.
1)    Menyebar data identitas ke seluruh jejaring sosial agar mudah ditemukan.
2)    Online selama 24 Jam.
3)    Dapat memberikan respon yang cepat.
4)    Memiliki stamina emosi yang kuat untuk mempengaruhi orang lain.
5)    Melakukan tugas melebihi kontraknya.
6)    Memahami produk yang disebarkan dengan baik.

17. Suara.com - Pemerintah dan partai politik Indonesia mengerahkan serta membiayai pasukan siber alias buzzer di media sosial untuk memanipulasi opini publik.
18. Demikian hasil penelitian para ilmuwan dari Universitas Oxford, Inggris baru-baru ini.
19. Pengerahan buzzer oleh pemerintah Indonesia itu diulas dua ilmuwan Oxford, Samantha Bradshaw dan Philip N Howard dalam laporan bertajuk The Global Disinformation Order, 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation.
20. Dalam laporan itu dibeberkan bahwa pemerintah dan partai-partai politik di Indonesia menggunakan buzzer untuk:
1)    Menyebarkan propaganda pro pemerintah/partai.
2)    Menyerang lawan politik.
3)    Menyebarkan info untuk memecah-belah publik.
21. Selain itu ditemukan juga bahwa di Indonesia, pemerintah dan partai-partai politik memanfaatkan pihak swasta atau kontraktor serta politikus untuk menyebarkan propaganda serta pesan-pesannya di media sosial.
22. Alat yang digunakan buzzer adalah akun palsu yang dioperasikan oleh orang-orang dan oleh bot.
23. Berdasarkan isinya konten-konten yang disebarkan oleh pemerintah dan partai politik di Indonesia terdiri dari 2 jenis:
1)    Info yang menyesatkan media atau public.
2)    Memperkuat pesan dengan terus-menerus membanjiri media sosial dengan tagar.
24. Para buzzer di Indonesia, menurut penelitian itu, dikontrak oleh pemerintah atau partai politik tidak secara permanen.
25. Mereka lazimnya dibayar sekitar harga Rp 1 juta sampai Rp 50 juta.
26. Di Indonesia para buzzer ini bergerak di media sosial utama:
1)    Facebook.
2)    Twitter.
3)    Instagram.
4)    WhatsApp.
5)    Para buzzer belum banyak bergerak di Youtube.
27. Para peneliti dalam laporan ini secara umum menemukan bahwa manipulasi opini publik memanfaatkan media sosial dilakukan oleh 70 negara di seluruh dunia pada 2019, naik dari hanya 48 negara pada 2018 dan 28 negara pada 2017.
28. "Penggunaan propaganda komputasional untuk membentuk perilaku publik via media sosial sudah menjadi umum, sudah bukan lagi aksi dari segelintir aktor jahat," tulis para peneliti dalam laporan itu.
29. China, menurut penelitian itu, adalah negara yang paling aktif dalam propaganda di media sosial.
30. Tidak hanya memengaruhi publik di dalam negeri, propaganda China juga sudah menyasar khalayak global.
31. "Pada 2019 pemerintah China mulai menggerakan platform media sosial global untuk mencemarkan perjuangan demokrasi di Hong Kong," bunyi laporan itu lebih lanjut.
32. Temuan menarik lain dari laporan itu adalah Facebook menjadi alat utama yang digunakan oleh pasukan siber atau buzzer di seluruh dunia.

(Sumber: internet)


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment