DENDAM
PEMILU
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Banjir
sudah berlalu –mestinya.
2. Yang
belum adalah sentimen-sentimennya.
3. Setiap
kali ada masalah di Jakarta gema pilpres mendengung lagi.
4. Itu
seperti luka yang belum sembuh tergores kembali.
5. Masih
juga belum bisa move on.
6. Bahasa
ejekannya saja yang berubah.
7. Dari
cebong dan kampret menjadi kutu babi dan kadal gurun.
8. Bersih-bersih
gorong-gorong bisa cepat dilakukan.
9. Bersih-bersih
emosi sampai tujuh turunan –kelihatannya.
10. Ya
sudah.
11. Nikmati
saja.
12. Itulah
kita.
13. Dendam
adalah kita.
14. Bully
adalah kita.
15. Kita adalah dendam.
16. Kita
adalah bully.
17. Saya
masih bersyukur.
18. Tidak
ada yang menyalahkan alam.
19. Tidak
ada yang menghujat Tuhan.
20. Ilmu
pengetahuan juga harus mengalah.
21. Tidak
ada yang mempersoalkan mengapa tidak ada warning.
22. Semua
sibuk liburan.
23. Sibuk
tahun baru.
24. Tidak
hanya Carlos Ghosn yang memanfaatkan kelengahan akibat keasyikan pesta liburan.
25. Curah
hujan pun tumpah di saat orang asyik bertutup tahun.
26. Tapi
apa yang terjadi seandainya lembaga peramal cuaca turun tangan?
27. Dengan
memberi warning habis-habisan bakal turun hujan yang berlebihan?
28. Bahkan
yang terbesar dalam 100 tahun?
29. Jangan-jangan
kita juga tidak peduli.
30. Kita
bukanlah ilmu.
31. Ilmu
bukanlah kita.
32. Filsafat
negara kita tidak menempatkan ilmu sebagai salah satu silanya.
33. Tidak
usah gundah.
34. Filsafat
komunis juga tidak menempatkan ilmu dalam doktrinnya.
35. Setidaknya
dulu.
36. Ketika
komunis dilahirkan.
37. Ketika
komunisme masih asli.
38. Masih
hanya menjadi alat perjuangan kaum buruh.
39. Untuk
melawan kapitalis.
40. Tapi
ketika komunis masuk ke Tiongkok harus realistis.
41. Tidak
banyak buruh di sana.
42. Yang
banyak adalah petani miskin.
43. Maka
komunisme pun berubah.
44. Menjadi
alat perjuangan tani.
45. Dari
komunis satu kaki (buruh) menjadi komunis 2 kaki –buruh dan tani.
46. Itu di
zaman Mao Zedong.
47. Yang
komunisme –meski sudah 2 kaki– tetap tidak bisa menyejahterakan rakyat.
48. Maka
komunisme pun dibuatkan 1 kaki lagi.
49. Di
zaman Deng Xiaoping – pengganti Mao.
50. Menjadi
komunisme 3 kaki: buruh-tani-pengusaha.
51. Masuknya
pengusaha ke dalam komunisme diresmikan di zaman pengganti Deng Xiaoping: Jiang
Zeming.
52. Dilihat
dari azas dasar komunisme, komunis Tiongkok yang seperti itu bukan komunis sama
sekali.
53. Komunis
adalah alat kaum proletar untuk melawan kapitalis.
54. Tapi
di Tiongkok prinsip itu dihancurkan.
55. Justru
si kapitalis dimasukkan sekalian ke dalam komunisme.
56. Opo
tumon!
57. Dan
itu pun belum cukup.
58. Memang
Tiongkok cepat maju.
59. Bisa
menjadi negara no. 2 di dunia.
60. Tapi
merasa masih punya kekurangan.
61. Tiongkok
harus maju lagi.
62. Ingin
menjadi nomor satu, mengalahkan Amerika.
63. Komunisme
3 kaki dianggap kurang kuat.
64. Ibarat
meja, kakinya harus empat –kalau ingin kokoh.
65. Maka
dicari kaki ke-4 itu.
66. Ketemu:
ilmu pengetahuan.
67. Sesuatu
yang tidak ilmiah dianggap tidak sesuai dengan prinsip komunisme.
68. Itulah
komunis 4 kaki: buruh-tani-pengusaha dan ilmuwan.
69. Teknologi
harus maju.
70. Kalau
ingin menjadi nomor 1.
71. Dalam
hal cuaca targetnya bukan saja mampu meramalkan cuaca –tapi sampai ke mengubah
cuaca.
72. Ilmuwan
harus bisa membantu petani –tidak hanya sampai ke soal perkiraan cuaca.
73. Apakah
berarti tidak ada lagi banjir di Tiongkok?
74. Sayangnya:
masih ada.
75. Terutama
di bulan Juli dan Agustus.
76. Tapi
dampak banjir di sana kian bisa dikurangi.
77. Tentu
kita juga perlu minta bantuan ilmuwan –meski kita bukan komunis 4 kaki.
78. Tahap
pertama ilmuwan yang bisa membuat peta.
79. Peta
banjir.
80. Yang
bisa di akses di HP masing-masing.
81. Setidaknya
penduduk bisa tahu: kawasan perumahan mereka termasuk yang mana.
82. Kan
ada kawasan yang banjir ketika hujan deras berlangsung 3 jam.
83. Itu
kelurahan mana saja. RT berapa saja.
84. Warnanya
kuning tua.
85. Ada
kawasan yang baru banjir kalau hujan derasnya 4 jam.
86. Diberi
warna merah muda.
87. Dan
seterusnya.
88. Merah
tua dan merah kehitaman.
89. Semua
orang pun bisa tahu rumahnya di kawasan warna apa.
90. Masing-masing
bisa berpikir sendiri apa yang harus dilakukan –kalau hujan deras sudah
berlangsung 4 jam.
91. Mungkin
tidak harus seperti itu.
92. Ilmuwan
bisa menemukan cara yang lebih baik.
93. Kita
memang anti komunis.
94. Mestinya
kita bisa lebih baik dari komunis.
95. Dendam
itu tidak ilmiah sama sekali.
(Sumber: internet Dahlan Iskan)
0 comments:
Post a Comment