Wednesday, January 15, 2020

4290. SEJARAH TAFSIR AL-QURAN


SEJARAH TAFSIR AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Pada saat Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad dari Allah melalui malaikat Jibril, Rasulullah berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan).
2.    Nabi Muhammad menjelaskan kepada para sahabat tentang arti dan kandungan AlQuran, terutama ayat yang sulit dan tidak dipahami oleh para sahabat.
3.    Keadaan ini berlangsung sampai Rasulullah wafat, meskipun penjelasan tersebut tidak semua kita ketahui, karena riwayatnya tidak sampai kepada kita atau memang Nabi Muhammad tidak menjelaskan semua kandungan Al-Quran.
4.    Pada zaman Nabi Muhammad, para sahabat langsung menanyakan masalah yang tidak jelas kepada beliau.
5.    Setelah Rasulullah wafat, para sahabat  terpaksa melakukan ijtihad, terutama yang memiliki kemampuan.
6.    Misalnya: Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ubay bin Kaab, dan Ibnu Masud.
7.    Ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan para ahli agama untuk mencapai suatu putusan atau simpulan hukum agama Islam mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam Al-Quran dan Hadis.
8.    Sebagian sahabat bertanya tentang sejarah Rasulullah atau kisah yang tercantum dalam Al-Quran kepada tokoh Ahli Kitab yang telah memeluk Islam.
9.    Misalnya Abdullah bin Salam, Kaab Al-Ahbar, dan lainnya, dan hal ini adalah  benih lahirnya hadis Israiliyat.
10. Kata “Israiliyat” arti harfiahnya “dari Israil”.
11. Hadis Israiliyat artinya sejumlah hadis yang berasal dari tradisi Yahudi-Kristen.
12. Hadis Israiliyat umumnya berupa berbagai cerita dan tradisi  Yahudi dan Kristiani yang memberikan informasi dan interpretasi tambahan mengenai kejadian atau tokoh dalam kitab suci Yahudi.
13. Para ahli hadis menggolongkan hadis Israiliyat ke dalam tiga kategori.
1)      Hadis yang dinilai benar, karena wahyu dari Nabi Muhammad menegaskan hadis tersebut.
2)      Hadis yang dianggap palsu, karena wahyu dari Nabi Muhammad menolak hadis tersebut.
3)      Hadis yang belum jelas benar atau salahnya.

14. Para tokoh tafsir generasi sahabat Nabi mempunyai murid para tabiin.
15. Tabiin adalah penganut ajaran Nabi Muhammad generasi ke-2 setelah para sahabat.
16. Tabiin adalah generasi sesudah Nabi Muhammad.
17. Sahabat ialah pemeluk Islam yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad. 
18. Para tokoh tafsir pada kalangan tabiin (generasi sesudah Nabi Muhammad).
1)               Di Mekah: murid Ibnu Abbas yaitu Said bin Jubair, dan Mujahid bin Jabr.
2)               Di Madinah: murid Ubay bin Kaab yaitu Muhammad bin Kaab, dan Zaid bin Aslam.
3)               Di Irak: murid Abdullah bin Masud yaitu Al-Hasan Al-Bashriy, dan Amir Al-Syabi

19. Perkembangan sejarah tafsir Al-Quran.
1)    Tafsir periode ke-1, yang berakhir tahun 150 Masehi.
2)    Tafsir periode ke-2, yang dimulai tahun 150 Masehi.


20.   Tafsir periode ke-1 adalah Tafsir bil Ma’tsur, yaitu gabungan 3 sumber:
1)            Penafsiran Rasulullah.
2)            Penafsiran para sahabat.
3)            Penafsiran tabiin.

21. Tafsir periode ke-2, (mulai tahun 150 Masehi).
1)               Pada periode ke-2 hadis beredar amat pesat.
2)               Bermunculan hadis palsu dan lemah di tengah masyarakat.
3)               Perubahan sosial semakin cepat, sehingga muncul masalah yang belum pernah terjadi pada zaman Nabi Muhammad, para sahabat, dan para tabiin.

22. Pada awalnya, usaha penafsiran ayat-ayat  Al-Quran berdasarkan ijtihad masih sangat  terbatas dan terikat dengan kaidah bahasa serta arti yang dikandung dalam satu kosakata.
23. Masyarakat terus berkembang dan bertambah pula porsi akal dalam ijtihad penafsiran ayat AlQuran.
24. Sehingga bermunculan berbagai kitab dengan penafsiran yang beraneka ragam coraknya.
25. Keragaman tersebut ditunjang oleh Al-Quran sendiri.
26. Para ulama menjelaskan bahwa A-Quran bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan sinar berbeda.
27. Semakin banyak orang memandang dari sudut berbeda, akan semakin banyak kesan cahaya yang ditampilkan.
28. Para ahli berpendapat Al-Quran dapat memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas.
29. Kesan yang diberikan ayat Al-Quran mengenai pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud adalah mutlak.
30. Tetapi ayat-ayat Al-Quran selalu terbuka untuk interpretasi baru.
31. Karena ayat Al-Quran tidak bersifat tertutup dalam interpretasi tunggal.

32. Beberapa corak penafsiran yang dikenal selama ini.

1)    Corak sastra bahasa.
2)    Corak filsafat dan teologi.
3)    Corak penafsiran ilmiah.
4)    Corak fiqih atau hukum.
5)    Corak tasawuf.
6)    Corak sastra budaya kemasyarakatan.

33. Corak sastra bahasa.
1)    Corak ini timbul akibat banyaknya orang non-Arab yang memeluk Islam.
2)    Akibat kelemahan orang Arab dalam bidang sastra.
3)    Sehingga dirasakan perlu menjelaskan keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al-Quran dalam bidang sastra.

34. Corak filsafat dan teologi.
1)    Corak ini akibat penerjemahan kitab filsafat yang mempengaruhi dan masuk Islamnya penganut agama lain.
2)    Dengan sadar atau tidak umat Islam masih meyakini beberapa hal kepercayaan lama dan menimbulkan pendapat berbeda dalam penafsiran mereka.

35. Corak penafsiran ilmiah.
1)    Dengan kemajuan sains dan teknologi yang terjadi.
2)    Para penafsir berusaha memahami ayat Al-Quran sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi.

36. Corak fiqih atau hukum.
1)    Karena berkembangnya ilmu fiqih dan terbentuknya mazhab fiqih.
2)    Setiap mazhab berusaha membuktikan kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat hukum.

37. Corak tasawuf.
1)    Sebagai reaksi timbulnya gerakan sufi sebagai reaksi  kecenderungan berbagai pihak terhadap materi.
2)    Atau sebagai kompensasi terhadap kelemahan yang dirasakan.

38. Corak sastra budaya kemasyarakatan.
1)    Bermula pada masa Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905 M).
2)    Aneka corak mulai berkurang.
3)    Perhatian lebih banyak tertuju kepada  satu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk ayat Al-Quran berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat.
4)    Berusaha mengatasi masalah berdasarkan petunjuk ayat Al-Quran.
5)    Dengan menampilkan pedoman ayat Al-Quran dalam bahasa yang mudah dipahami dan indah didengarkan.


Daftar Pustaka
1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5.      Tafsirq.com online.      


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment