LEZATNYA BERPUASA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Kata “puasa” atau “shiam” dalam bahasa
Al-Quran artinya “menahan diri”.
2. Al-Quran ketika menetapkan kewajiban
puasa tidak menegaskan bahwa kewajiban tersebut datangnya dari Allah, tetapi
redaksi yang digunakan adalah dalam bentuk pasif, yaitu ”Diwajibkan atas kamu
berpuasa”.
3. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.
4. Agaknya, redaksi tersebut sengaja dipilih
untuk mengisyaratkan bahwa kewajiban berpuasa tidak harus datangnya dari Allah.
5. Tetapi manusia itu sendiri akan
mewajibkan dirinya sendiri berpuasa apabila
menyadari betapa banyaknya manfaat berpuasa.
6. Manusia diciptakan oleh Allah dari unsur tanah
dan roh AIlah, maka unsur tanah mendorongnya memenuhi kebutuhan jasmani.
7. Roh Allah mengantarkan kepada hal yang
bersifat rohani.
8. Kebutuhan jasmani manusia, terutama
kebutuhan “fa'ali” (kebutuhan makan, minum dan hubungan seksual) menempati
tempat teratas dari segala macam kebutuhan manusia.
9. Daya tarik makan, minum, dan hubungan seks
sangat kuat sehingga sering menjerumuskan.
10. Orang yang mampu mengendalikan dirinya dalam
kebutuhan dasarnya, diharapkan mampu mengontrol dirinya dari kebutuhan nafsu
lainnya.
11. Mudah dipahami syarat sahnya puasa dalam
ajaran Islam, “menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual”.
12. Naluri binatang secara alami telah mengatur
jenis, kadar, waktu makan, waktu tidur dan hubungan seksualnya.
13. Naluri manusia tidak seperti binatang.
14. Manusia memperoleh kebebasan yang dapat menguntungkan
atau malah membahayakan manusia sendiri.
15. Agama datang mengatur kebebasan manusia mengendalikan
nafsunya.
16. Manusia yang mengosumsi makanan melebihi
kebutuhan jasmaninya, dia tidak dapat menikmatinya dan akan membuatnya lesu
sepanjang hari.
17. Naluri hubungan seksual dan kebutuhan
nafsu lainnya apabila diikuti tidak akan pernah terpuaskan, seperti perasaan
gatal (eksim).
18. Semakin digaruk akan semakin tidak
menyembuhkan bahkan menimbulkan infeksi.
19. Manusia perlu obat mujarab untuk
mengendalikan kebutuhan nafsunya.
20. Salah satu obat yang ditempuh agama untuk
mengendalian nafsu adalah syariat berpuasa.
21. Rasulullah bersabda,”Terdapat 2 kenikmatan
yang diperoleh oleh orang berpuasa, yaitu kenikmatan waktu berbuka dan kelak saat
berjumpa dengan Allah”.
15.Besarnya kenikmatan rohani melebihi
kenikmatan jasmani.
1) Kelezatan rohani dalam berpuasa hanya
dapat dirasakan oleh yang mengalaminya sendiri.
2) Sungguh disayangkan apabila terdapat
orang yang tidak pernah merasakan kenikmatan berpuasa karena tidak pernah
mencobanya.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment