Thursday, April 16, 2020

4180. LEZATNYA BERPUASA


LEZATNYA BERPUASA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Kata “puasa” atau “shiam” dalam bahasa Al-Quran artinya “menahan diri”.
2.    Al-Quran ketika menetapkan kewajiban puasa tidak menegaskan bahwa kewajiban tersebut datangnya dari Allah, tetapi redaksi yang digunakan adalah dalam bentuk pasif, yaitu ”Diwajibkan atas kamu berpuasa”.

3.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

         Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
4.    Agaknya, redaksi tersebut sengaja dipilih untuk mengisyaratkan bahwa kewajiban berpuasa tidak harus datangnya dari Allah.
5.    Tetapi manusia itu sendiri akan mewajibkan dirinya sendiri berpuasa  apabila menyadari betapa banyaknya manfaat berpuasa.
6.    Manusia diciptakan oleh Allah dari unsur tanah dan roh AIlah, maka unsur tanah mendorongnya memenuhi kebutuhan jasmani.
7.    Roh Allah mengantarkan kepada hal yang bersifat rohani.
8.    Kebutuhan jasmani manusia, terutama kebutuhan “fa'ali” (kebutuhan makan, minum dan hubungan seksual) menempati tempat teratas dari segala macam kebutuhan manusia.
9.    Daya tarik makan, minum, dan hubungan seks sangat kuat sehingga sering  menjerumuskan.
10. Orang yang mampu mengendalikan dirinya dalam kebutuhan dasarnya, diharapkan mampu mengontrol dirinya dari kebutuhan nafsu lainnya.
11. Mudah dipahami syarat sahnya puasa dalam ajaran Islam, “menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual”.
12. Naluri binatang secara alami telah mengatur jenis, kadar, waktu makan, waktu tidur dan hubungan seksualnya.
13. Naluri manusia tidak seperti binatang.
14. Manusia memperoleh kebebasan yang dapat menguntungkan atau malah membahayakan manusia sendiri.
15.  Agama datang mengatur kebebasan manusia mengendalikan nafsunya.
16. Manusia yang mengosumsi makanan melebihi kebutuhan jasmaninya, dia tidak dapat menikmatinya dan akan membuatnya lesu sepanjang hari.
17. Naluri hubungan seksual dan kebutuhan nafsu lainnya apabila diikuti tidak akan pernah terpuaskan, seperti perasaan gatal (eksim).
18. Semakin digaruk akan semakin tidak menyembuhkan bahkan menimbulkan infeksi.
19. Manusia perlu obat mujarab untuk mengendalikan kebutuhan nafsunya.
20. Salah satu obat yang ditempuh agama untuk mengendalian nafsu adalah syariat berpuasa.
21. Rasulullah bersabda,”Terdapat 2 kenikmatan yang diperoleh oleh orang berpuasa, yaitu kenikmatan waktu berbuka dan kelak saat berjumpa dengan Allah”.
15.Besarnya kenikmatan rohani melebihi kenikmatan jasmani.
1)    Kelezatan rohani dalam berpuasa hanya dapat dirasakan oleh yang mengalaminya sendiri.
2)    Sungguh disayangkan apabila terdapat orang yang tidak pernah merasakan kenikmatan berpuasa karena tidak pernah mencobanya.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment