SALMAN DEKAT AHLUL
BAIT
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

1.
Kehadiran agama adalah untuk menjaga keturunan.
2.
Syariat perkawinan dengan syarat dan rukun-rukunnya, siapa yang
boleh dan tidak boleh dikawini dan sebagainya, adalah salah satu cara Al-Quran menjaga keturunan.
3.
Allah menciptakan manusia dari satu keturunan, bersuku-suku, rumpun
dan ras manusia, agar mereka saling mengenal potensi masing-masing dan
memanfaatkannya semaksimal mungkin.
4.
Al-Quran merestui pengelompokan berdasar keturunan, asalkan tidak
menimbulkan perpecahan, bahkan mendukungnya demi kemaslahatan bersama.
5.
Al-Quran surat Al-A'raf (surah ke-7) ayat 160.
وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا
أُمَمًا ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِبْ
بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ
عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۚ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ
وَأَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Dan mereka Kami bagi menjadi 12 suku masing-masingnya
berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air
kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah 12 mata air.
Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami
naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa.
(Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan
kepadamu”. Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi mereka selalu menganiaya
dirinya sendiri.
6.
Al-Quran surat Asy-Syuara (surah ke-26) ayat 214.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah
peringatan kepada kerabatmu terdekat.
7.
Rasulullah diperintahkan Al-Quran agar memberi peringatan kepada
kerabat dekat beliau.
8.
Penggabungan diri ke dalam satu wadah kekerabatan disetujui Al-Quran,
apalagi menggabungkan diri pada wadah yang lebih besar semacam kebangsaan.
9.
Piagam Madinah diprakarsai Nabi Muhammad ketika baru tiba di
Madinah berisi ketentuan dan kesepakatan mengikat masyarakat Madinah justru
mengelompokkan anggotanya pada suku-suku tertentu.
10. Masing-masing
disebut “umat”, yang isinya penduduk berbeda agama sepakat menjalin persatuan membela
kota Madinah dari serangan musuh dari luar.
11. Al-Quran surah
Hud (surah ke-11) ayat 80 menyatakan Nabi Luth mengeluh kaum bangsanya tidak
menerima dakwahnya.
قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي
إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍ
Luth
berkata, “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau
aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).”
12. Rasulullah dalam
perjuangan di Mekah, justru mendapat pembelaan keluarga beriman dan tidak
beriman.
13. Penduduk Mekah
memboikot Rasulullah dan keluarga besar Bani Hasyim.
14. Abi Thalib bukan
anggota masyarakat Muslim dengan tegas berkata,”Demi Allah, kami tidak akan
menyerahkan Muhammad sampai yang terakhir dari kami gugur.”
15. Rasulullah bersabda,
“Sebaik-baik kamu adalah yang membela keluarga besarnya, asalkan bukan
perbuatan dosa”.
16. Tetapi
pengelompokan berdasar suku bangsa tidak boleh menyebabkan fanatisme buta,
apalagi menimbulkan sikap superioritas, sehingga menjadi angkuh dan melecehkan.
17. Rasulullah mengistilahkan
dengan “ashabiyah”.
18. Ashabiyah adalah
pengelompokan berdasar suku (golongan) yang menyebabkan fanatik buta,
menimbulkan sikap angkuh.
20. Rasulullah bersabda,“Bukan
kelompok kami, orang mengajak kepada ashabiyah, bukan berperang atas dasar ashabiyah,
bukan juga yang mati dengan mendukung ashabiyah”.
21. “Ashabiyah”
adalah fanatik buta kepada kelompoknya.
22. Meskipun
kelompoknya jelas salah dan berada dalam kemungkaran, maka tetap dibelanya
karena setia kawan.
23. Rasulullah bersabda,”Tolonglah
saudaramu yang menganiaya dan yang dianiaya, yang dimaksud membela orang menganiaya
adalah dengan mencegahnya agar tidak melakukan penganiayaan”.
24. Al-Quran surah
Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 50.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا
لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ
عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada
Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka
ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang
yang zalim.
25. Al-Quran mengisyaratkan
sesuatu punya kesamaan sifat dapat digabung ke dalam satu wadah, misalnya iblis
adalah dari golongan jin.
26. Al-Quran
menjelaskan jin adalah makhluk patuh kepada Allah, sehingga dikelompokkan ke
dalam malaikat yang diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam.
27. Meskipun yang
diperintah untuk sujud kepada Nabi Adam adalah para malaikat, tetapi iblis dari
kelompok jin termasuk yang diperintah.
28. Ketika iblis
tidak patuh, maka dikutuk oleh Allah.
29. Al-Quran surah
Al-A'raf (surah ke-7) ayat 11.
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ
ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ
لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ
Sesungguhnya Kami telah menciptakanmu (Adam),
lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat,
“Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia
tidak termasuk mereka yang bersujud.
30. Dalam konteks
paham kebangsaan, Nabi Muhammad memasukkan para sahabatnya, seperti Salman dari
Persia, Suhaib dari Romawi, dan Bilal dari Habasyah (Ethiopia) ke dalam
kelompok orang Arab.
31. Ketika ada
sahabat yang meremehkan ketiga orang tersebut.
32. Raulullah bersabda,“Kearaban
melekat dalam diri kalian bukan karena ayah dan ibu kalian, tetapi karena
bahasa, sehingga siapa pun yang berbahasa Arab, maka dia orang Arab”.
33. Salman
Al-Farisi dinyatakan oleh Rasulullah sebagai “minna ahlul bait” (kelompok kami).
34. Salman Al-Farisi
sangat dekat secara pribadi kepada Rasulullah dan keluarganya, serta memiliki
pandangan hidup sama dengan “ahlul bait”.
35. Al-Quran surah
Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 5 memerintahkan menyebut nama orang digandeng
dengan nama orang tuanya.
ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ
اللَّهِ ۚ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ
وَمَوَالِيكُمْ ۚ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ
مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Panggillah
mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah
yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak
mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan
maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya,
tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas
Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.





0 comments:
Post a Comment