Monday, May 4, 2020

4342. SALMAN DEKAT AHLUL BAIT


SALMAN DEKAT AHLUL BAIT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Kehadiran agama adalah untuk menjaga keturunan.
2.    Syariat perkawinan dengan syarat dan rukun-rukunnya, siapa yang boleh dan tidak boleh dikawini dan sebagainya, adalah salah satu cara Al-Quran  menjaga keturunan.
3.    Allah menciptakan manusia dari satu keturunan, bersuku-suku, rumpun dan ras manusia, agar mereka saling mengenal potensi masing-masing dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
4.    Al-Quran merestui pengelompokan berdasar keturunan, asalkan tidak menimbulkan perpecahan, bahkan mendukungnya demi kemaslahatan bersama.

5.    Al-Quran surat Al-A'raf (surah ke-7) ayat 160.

وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۚ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

     Dan mereka Kami bagi menjadi 12 suku masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah 12 mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu”. Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi mereka selalu menganiaya dirinya sendiri.
6.    Al-Quran surat Asy-Syuara (surah ke-26) ayat 214.

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

Dan berilah peringatan kepada kerabatmu terdekat.

7.    Rasulullah diperintahkan Al-Quran agar memberi peringatan kepada kerabat dekat beliau.
8.    Penggabungan diri ke dalam satu wadah kekerabatan disetujui Al-Quran, apalagi menggabungkan diri pada wadah yang lebih besar semacam kebangsaan.
9.    Piagam Madinah diprakarsai Nabi Muhammad ketika baru tiba di Madinah berisi ketentuan dan kesepakatan mengikat masyarakat Madinah justru mengelompokkan anggotanya pada suku-suku tertentu.
10. Masing-masing disebut “umat”, yang isinya penduduk berbeda agama sepakat menjalin persatuan membela kota Madinah dari serangan musuh dari luar.

11. Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 80 menyatakan Nabi Luth mengeluh kaum bangsanya tidak menerima dakwahnya.

قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍ

      Luth berkata, “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).”

12. Rasulullah dalam perjuangan di Mekah, justru mendapat pembelaan keluarga beriman dan tidak beriman.
13. Penduduk Mekah memboikot Rasulullah dan keluarga besar Bani Hasyim.
14. Abi Thalib bukan anggota masyarakat Muslim dengan tegas berkata,”Demi Allah, kami tidak akan menyerahkan Muhammad sampai yang terakhir dari kami gugur.”
15. Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah yang membela keluarga besarnya, asalkan bukan perbuatan dosa”.
16. Tetapi pengelompokan berdasar suku bangsa tidak boleh menyebabkan fanatisme buta, apalagi menimbulkan sikap superioritas, sehingga menjadi angkuh dan melecehkan.
17. Rasulullah mengistilahkan dengan “ashabiyah”.
18. Ashabiyah adalah pengelompokan berdasar suku (golongan) yang menyebabkan fanatik buta, menimbulkan sikap angkuh.
19. Meskipun kelompoknya salah tetap dibela, dan melecehkan golongan lain.
20. Rasulullah bersabda,“Bukan kelompok kami, orang mengajak kepada ashabiyah, bukan berperang atas dasar ashabiyah, bukan juga yang mati dengan  mendukung ashabiyah”.
21. “Ashabiyah” adalah fanatik buta kepada kelompoknya.
22. Meskipun kelompoknya jelas salah dan berada dalam kemungkaran, maka tetap dibelanya karena setia kawan.
23. Rasulullah bersabda,”Tolonglah saudaramu yang menganiaya dan yang dianiaya, yang dimaksud membela orang menganiaya adalah dengan mencegahnya agar tidak melakukan penganiayaan”.

24. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 50.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا

      Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.
25. Al-Quran mengisyaratkan sesuatu punya kesamaan sifat dapat digabung ke dalam satu wadah, misalnya iblis adalah dari golongan jin.
26. Al-Quran menjelaskan jin adalah makhluk patuh kepada Allah, sehingga dikelompokkan ke dalam malaikat yang diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam.
27. Meskipun yang diperintah untuk sujud kepada Nabi Adam adalah para malaikat, tetapi iblis dari kelompok jin termasuk yang diperintah.
28. Ketika iblis tidak patuh, maka dikutuk oleh Allah.

29. Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 11.

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ

     Sesungguhnya Kami telah menciptakanmu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

30. Dalam konteks paham kebangsaan, Nabi Muhammad memasukkan para sahabatnya, seperti Salman dari Persia, Suhaib dari Romawi, dan Bilal dari Habasyah (Ethiopia) ke dalam kelompok orang Arab.
31. Ketika ada sahabat yang meremehkan ketiga orang tersebut.
32. Raulullah bersabda,“Kearaban melekat dalam diri kalian bukan karena ayah dan ibu kalian, tetapi karena bahasa, sehingga siapa pun yang berbahasa Arab, maka dia orang Arab”.
33. Salman Al-Farisi dinyatakan oleh Rasulullah sebagai “minna ahlul bait” (kelompok kami).
34. Salman Al-Farisi sangat dekat secara pribadi kepada Rasulullah dan keluarganya, serta memiliki pandangan hidup sama dengan “ahlul bait”.

35. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 5 memerintahkan menyebut nama orang digandeng dengan nama orang tuanya.

ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ ۚ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

      Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment