Tuesday, July 4, 2017

124. HEWAN

PENYEMBELIHAN HEWAN SECARA ISLAM,
METODE TERBAIK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Hari Raya Idul Adha merupakan Hari Raya Islam. Pada hari itu diperingati peristiwa kurban. Untuk memperingati Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, karena mengikuti perintah Allah. Kemudian sembelihan itu digantikan dengan seekor domba.
      Hari Raya Idul Adha bertepatan dengan tanggal 10 bulan Zulhijah. Sekitar 67 hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha disebut Hari Tasyrik. Umat Islam diharamkan berpuasa pada Hari Raya Idul Adha dan tiga Hari Tasyrik.
       Pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam berkumpul pada pagi hari untuk melaksanakan salat Idul Adha. Salat berjamaah bersama di tanah lapang atau di masjid. Seperti salat Idul Fitri, sesudah selesai sebulan berpuasa Ramadan.
     Seusai salat Idul Adha berjamaah, dilakukan penyembelihan hewan kurban. Untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya. Hari Raya Idul Adha disebut pula sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.
     Beberapa orang non-Islam menganggap penyembelihan hewan kurban secara Islam tampak kejam dan menyiksa hewan.  
      Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskan. Bahwa metode penyembelihan secara Islam sangat manusiawi.  
      Metode penyembelihan hewan dalam Islam dikenal dengan sebutan “Zabiha”.  Akan ditunjukkan metode Zabiha sangat manusiawi. Terbukti secara ilmiah merupakan metode yang terbaik.
      Tata cara penyembelihan hewan secara Islam. Pertama, Hewan harus disembelih dengan pisau yang tajam. Sehingga prosesnya bisa berlangsung cepat.  Untuk meminimalkan rasa sakit saat penyembelihan.
      Kedua, Memotong pipa tenggorokan dan kerongkongan serta urat nadi di leher. Zabiha adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “disembelih”. Penyembelihan dilakukan dengan memotong tenggorokan, kerongkongan dan urat nadi di leher. Sehingga hewan mati, tanpa harus memotong urat saraf tulang belakang.
      Ketiga, Darah harus dikeluarkan. Darah harus benar-benar dikeluarkan dari tubuh hewan, sebelum kepala hewan tersebut dipotong. Tujuan dialirkannya darah sampai habis dari tubuh binatang ialah untuk menghilangkan penyakit. Karena darah merupakan   perantara yang baik untuk tumbuhnya mikro organisme.
      Sumsum tulang belakang tidak boleh dipotong, sebab saraf yang menuju ke jantung bisa rusak, sehingga darah akan membeku di pembuluh darah.
     Darah merupakan penghubung yang baik untuk kuman dan bakteri. Darah adalah perantara yang baik untuk kuman, bakteri, racun, dan sejenisnya. Sehingga, cara Islam menyembelih hewan lebih higienis. Lebih bersih, dan bebas penyakit.
     Sebab darah yang bisa menjadi media tumbuhnya kuman, bakteri, racun dikeluarkan. Sehingga bisa menguragi kemungkinan terjadinya infeksi penyakit melalui daging yang dimakan.
      Daging yang disembelih dengan cara Islam akan segar untuk waktu yang lebih lama. Karena jumlah darah dalam daging sangat sedikit, apabila dibandingkan dengan metode penyembelihan lain.
     Hewan tidak merasakan sakit.  Pemotongan urat nadi di leher memutuskan aliran darah ke dalam saraf yang berhubungan dengan rasa sakit di otak. Oleh karena itu, hewan tidak merasakan sakit.
      Ketika hewan akan mati, hewan memberontak, bergerak-gerak dan menendang-nendang bukan dikarenakan sakit. Tetapi, karena adanya kontraksi dan relaksasi dari otot-otot karena keluarnya aliran darah dari tubuh.
      Jadi, terbukti secara ilmiah penyembelihan hewan secara Islam merupakan metode terbaik dibandingkan cara lainnya.
Daftar Pustaka.

1.    Naik, Zakir Abdul karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam. 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment