Tuesday, May 19, 2020

4490. TIPE WARGA MUHAMMADIYAH


TIPE WARGA MUHAMMADIYAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Tiga Tipe Warga Muhammadiyah.
2.    Oleh: Humaiyah, Tanggul Jember.
3.    PWMU.CO– Peran apapun yang kita ambil untuk membesarkan Muhammadiyah mempunyai nilai dengan kadarnya masing-masing.
4.    Sebagai pimpinan, anggota, atau simpatisan.
5.    Keberagaman karakter, cara berpikir dan bersikap menjadikan Muhammadiyah mampu bertahan melintasi zaman.
6.    Ada 3 tipe warga Muhammadiyah yang mewarnai perjalanan organisasi ini, yaitu:
1)    Manula.
2)    Remaja.
3)    Dewasa.
7.    Ketiga tipe ini tidak bergantung kepada usia.
8.    Lama berkecimpung di Muhammadiyah tak menjamin menjadi Muhammadiyah dewasa.
9.    Baru bergabung di Muhammadiyah bukan ukuran tergolong Muhammadiyah remaja.

A.   Karakter 3 tipe warga Muhammadiyah.
1.    Muhammadiyah manula.
1)    Karakter manusia manula, dia hanya senang mengenang masa lalu tidak melakukan apa-apa, tanpa prestasi baru.
2)    Suka mengeluh meski terkadang tidak ada masalah.
3)     Parahnya lagi, jika manula sudah menderita penyakit pikun.
4)    Sudah makan, tapi bilang belum.
5)    Mau ke warung sebelah, tapi nyasar ke pasar.
6)    Muhammadiyah manula hanya bisa berkutat dengan masa lalu.
7)    Membicarakan keberhasilan masa lalu tanpa mengukir prestasi baru.
8)    Apalagi jika sudah menderita pikun.
9)    Tak tahu lagi arah gerakan persyarikatan.
10) Amar makruf nahi mungkar sekadar hiasan.
11) Merasa sudah berbuat banyak, padahal tidak.
12) Bertindak ekstrem kiri atau kanan, padahal sejatinya Muhammadiyah adalah umatan wasathan.
13) Jika Muhammadiyah dipimpin oleh tipe ini, maka Muhammadiyah hanya tinggal kenangan.
14) Tak bisa berbuat banyak untuk melakukan pencerahan apalagi pembaharuan.

2.    Muhammadiyah remaja.
1)    Remaja identik dengan bertindak tanpa banyak berpikir, emosi tinggi dan mau menang sendiri.
2)    Terkadang ada masalah kecil saja, ngambek.
3)    Sering muncul sifat kekanak-kanakan.
4)    Bermasalah sedikit saja mogok dan tidak aktif lagi di persyarikatan.
5)    Keluar dari kepengurusan.
6)    Terkadang tampilannya hanya bergaya paling banyak berbuat, padahal tidak melakukan apa-apa.

3.    Muhammadiyah dewasa.
1)    Dewasa dalam berpikir, bijak dalam bertindak.
2)    Tak akan mudah menyalahkan orang lain.
3)    Sangat mengerti mana masalah besar.
4)    Mana yang dianggap kecil atau kalau bisa ditiadakan. 
5)    Untuk mencapai tingkat Muhammadiyah dewasa membutuhkan proses yang panjang, tidak instan.
6)    Sering  menghadapi kepahitan hidup dan  menemui masalah menjadi batu loncatan menuju  kedewasaan.
7)    Cibiran dan nyinyiran dari lingkungan persyarikatan adalah bumbu meraih kedewasaan berMuhammadiyah.
8)    Muhammadiyah dewasa tampil sebagai anggota atau pimpinan yang mempunyai karakter kuat.
9)    Mampu menghormati kader yang lebih senior.
10) Memberi rasa nyaman dan sayang kepada kader lebih yunior.
11) Tampil sebagai kader yang berani, jujur, toleran,adil, tegas, tanggung jawab dan sifat-sifat mulia lainnya.
12) Dalam benaknya bukan hanya ada bagaimana memecahkan masalah, tetapi menata langkah Muhammadiyah melaju ke depan.
13) Dalam sejarah Muhammadiyah, tokoh-tokohnya memberi teladan cara bertindak menjadi Muhammadiyah dewasa.
a.    Kehebatan Kiai Dahlan.
b.    Kearifan Kiai Ibrahim.
c.    Kecerdasan Kiai Hisyam.
d.    Ketajaman berpikir Kiai Mas Mansur.
e.    Kesederhanaan Kiai AR Fakhruddin.
f.     Keberanian Pak Amin Rais.
g.    Toleransi Pak Din Syamsuddin.
14) Semua itu adalah penggalan contoh sejarah yang harus dikaji ulang oleh generasi penerus Muhammadiyah.
15) Menjadi tipe warga Muhammadiyah dewasa tidak bergantung kepada banyaknya umur yang melekat dalam diri kita.

(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment