TIPE WARGA MUHAMMADIYAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Tiga
Tipe Warga Muhammadiyah.
2. Oleh:
Humaiyah, Tanggul Jember.
3. PWMU.CO– Peran apapun yang kita ambil
untuk membesarkan Muhammadiyah mempunyai nilai dengan kadarnya masing-masing.
4. Sebagai pimpinan, anggota, atau simpatisan.
5. Keberagaman
karakter, cara berpikir dan bersikap menjadikan Muhammadiyah mampu bertahan
melintasi zaman.
6. Ada 3
tipe warga Muhammadiyah yang mewarnai perjalanan organisasi ini, yaitu:
1) Manula.
2) Remaja.
3) Dewasa.
7. Ketiga
tipe ini tidak bergantung kepada usia.
8. Lama
berkecimpung di Muhammadiyah tak menjamin menjadi Muhammadiyah dewasa.
9. Baru
bergabung di Muhammadiyah bukan ukuran tergolong Muhammadiyah remaja.
A. Karakter
3 tipe warga Muhammadiyah.
1. Muhammadiyah
manula.
1) Karakter
manusia manula, dia hanya senang mengenang masa lalu tidak melakukan apa-apa,
tanpa prestasi baru.
2) Suka
mengeluh meski terkadang tidak ada masalah.
3) Parahnya lagi, jika manula sudah menderita
penyakit pikun.
4) Sudah
makan, tapi bilang belum.
5) Mau ke
warung sebelah, tapi nyasar ke pasar.
6) Muhammadiyah
manula hanya bisa berkutat dengan masa lalu.
7) Membicarakan
keberhasilan masa lalu tanpa mengukir prestasi baru.
8) Apalagi
jika sudah menderita pikun.
9) Tak
tahu lagi arah gerakan persyarikatan.
10) Amar
makruf nahi mungkar sekadar hiasan.
11) Merasa
sudah berbuat banyak, padahal tidak.
12) Bertindak
ekstrem kiri atau kanan, padahal sejatinya Muhammadiyah adalah umatan wasathan.
13) Jika
Muhammadiyah dipimpin oleh tipe ini, maka Muhammadiyah hanya tinggal kenangan.
14) Tak
bisa berbuat banyak untuk melakukan pencerahan apalagi pembaharuan.
2. Muhammadiyah
remaja.
1) Remaja
identik dengan bertindak tanpa banyak berpikir, emosi tinggi dan mau menang
sendiri.
2) Terkadang
ada masalah kecil saja, ngambek.
3) Sering
muncul sifat kekanak-kanakan.
4) Bermasalah
sedikit saja mogok dan tidak aktif lagi di persyarikatan.
5) Keluar
dari kepengurusan.
6) Terkadang
tampilannya hanya bergaya paling banyak berbuat, padahal tidak melakukan
apa-apa.
3. Muhammadiyah
dewasa.
1) Dewasa
dalam berpikir, bijak dalam bertindak.
2) Tak
akan mudah menyalahkan orang lain.
3) Sangat
mengerti mana masalah besar.
4) Mana
yang dianggap kecil atau kalau bisa ditiadakan.
5) Untuk
mencapai tingkat Muhammadiyah dewasa membutuhkan proses yang panjang, tidak
instan.
6) Sering
menghadapi kepahitan hidup dan menemui masalah menjadi batu loncatan
menuju kedewasaan.
7) Cibiran
dan nyinyiran dari lingkungan persyarikatan adalah bumbu meraih kedewasaan
berMuhammadiyah.
8) Muhammadiyah
dewasa tampil sebagai anggota atau pimpinan yang mempunyai karakter kuat.
9) Mampu
menghormati kader yang lebih senior.
10) Memberi
rasa nyaman dan sayang kepada kader lebih yunior.
11) Tampil
sebagai kader yang berani, jujur, toleran,adil, tegas, tanggung jawab dan
sifat-sifat mulia lainnya.
12) Dalam
benaknya bukan hanya ada bagaimana memecahkan masalah, tetapi menata langkah Muhammadiyah
melaju ke depan.
13) Dalam
sejarah Muhammadiyah, tokoh-tokohnya memberi teladan cara bertindak menjadi
Muhammadiyah dewasa.
a. Kehebatan
Kiai Dahlan.
b. Kearifan
Kiai Ibrahim.
c. Kecerdasan
Kiai Hisyam.
d. Ketajaman
berpikir Kiai Mas Mansur.
e. Kesederhanaan
Kiai AR Fakhruddin.
f. Keberanian
Pak Amin Rais.
g. Toleransi
Pak Din Syamsuddin.
14) Semua
itu adalah penggalan contoh sejarah yang harus dikaji ulang oleh generasi
penerus Muhammadiyah.
15) Menjadi tipe warga Muhammadiyah dewasa
tidak bergantung kepada banyaknya umur yang melekat dalam diri kita.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment