MUHAMMADIYAH GARIS TERTAWA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Muhammadiyah
Garis Tertawa.
2. Oleh: Nurbani
Yusuf,
3. PWMU.CO– Tak terbayang jika Pak
Haedar Nashir atau Mas Abdul Mu’ti main gitar bareng menyanyikan lagu Begadang atau Kuch Kuch Hotae diiringi Mas
Hajriyanto, Pak Dadang Kahmad, atau lainnya.
4. Tapi
sayangnya musik sudah terburu dianggap melalaikan dan membawa mungkar.
5. Jadilah sepi menjemput, hidup terasa kurang
komplet, karena kehilangan irama dan syahdu suara Dawud.
6. Hidup
terasa kurang sempurna.
7. Konon
ada yang bilang ulama kita serius-serius, susah membuat dan dibuat tersenyum.
8. Sebab
senyum pun sudah dicap sebagai penyebab hati mengeras dan menjauh dari bau
wangi surga.
9. Tak
urung, tertawa pun susah didapat.
10. Selera
humor menipis dan susah tertawa.
11. Di
kalangan anak muda ada yang membuat kelompok Muhammadiyah Garis Lucu.
12. Mencoba
keluar dari kehidupan dakwah yang terlalu serius.
13. Cari
yang ringan-ringan dan menghibur.
14. Bahkan
mereka membuat situs web.
15. Mereka
juga promosi bikin kaos.
16. Dihadiri
Pak Menteri lagi.
17. Namun
kelucuan anak-anak muda ini belum mendominasi.
18. Baru
perkenalan.
19. Belum
membudaya.
20. Masih
kalah dominan dengan budaya para seniornya.
21. Yang
tak suka tertawa itu.
22. Jarang
kita jumpai ulama Muhammadiyah yang bisa bikin tertawa jamaahnya.
23. Materi
dakwahnya selalu berkisar bicara ayat al-Quran dan hadits sahih.
24. Tak ada
hikayat atau cerita berhikmah.
25. Karena
hikayat tak punya sanad sahih.
26. Dalam
rumus Persyarikatan, masuk surga tak bisa diraih dengan cara santai, tapi harus
kerja keras, membenam diri dengan ibadah.
27. Itu
pun bukan sembarang ibadah.
28. Harus
selektif tidak tercampur bid’ah meski
sebesar zahrah.
Selera Seni
29. Konon
pula ulama Muhammadiyah jarang yang bisa melucu.
30. Tidak
suka musik dan tidak punya selera seni.
31. Saya
masih meragukan ada ulama Muhammadiyah yang hobi burung berkicau, koleksi
lukisan, mencintai tanaman hias, semacam bonsai atau koleksi anggrek berkelas.
32. Mungkin
ada.
33. Tapi
bukan penghobi kelas berat kecuali sekadar pelepas jenuh dan penghilang bosan.
34. Siapa
pandai bersyair, bikin sajak atau sekali-sekali menulis dan baca puisi di
depan publik.
35. Atau
menikmati konser dan nonton film James
Bond terbaru di Cineplax 21. Pasti menarik.
36. Bukankah
para imam sekelas Imam Syafi’i dan Imam Malik juga seniman.
37. Mereka
melahirkan karya-karya seni yang abadi.
38. Semisal
syair untuk menuangkan kecintaan dan romantisme.
39. Ada
kumpulan syair yang bertajuk Diiwaan asy-Syafi’i karya Imam
Syafii yang digemari para penyair Arab.
40. Bahkan
Kiai Ahmad Dahlan ternyata juga piawai memainkan biola.
41. Ini
yang jarang dikisahkan.
42. Fatwa
haram rokok adalah pukulan telak.
43. Ibarat
pohon kita kehilangan cabang dan ranting karena purifikasi dan pemurnian yang
terus digerakkan.
44. Pohon
yang kita tanam rontok daunnya, di pangkas cabang dan rantingnya karena alasan
purifikasi.
45. Mungkin
kita perlu membangun Muhammadiyah Garis Tertawa.
46. Melihat
dunia dengan sudut pandang gembira.
47. Agar
dakwah menjadi lebih berwarna.
48. Bisa
menyelesaikan masalah tanpa masalah.
(Sumber: internet Sugeng
Purwanto)
0 comments:
Post a Comment