PARA
PEJUANG BERPAKAIAN ARAB
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Mengapa Para Pejuang Kemerdekaan
bansgsa Indonesia Lebih Memilih Pakaian Islami dan Sorban Arab dibanding
Pakaian Adat.
2. Guru Besar sejarah Universitas
Padjajaran Profesor Ahmad Mansur Suryanegara mengungkapkannya.
3. Para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia
mengenakan pakaian Islami dengan jubah dan sorban karena pada masa itu pakaian
adat identik dengan para pembantu penjajah Belanda untuk menindas masyarakat
Nusantara.
4. Pada saat penjajahan, pakaian adat
menunjukkan sebagai pembantu penjajah Belanda.
5. Para pejuang seperti Pangeran
Diponegoro, Kiai Mojo dan Sentot Alibasyah Prawirodirjo lebih memilih memakai
busana Islami dibanding pakaian adat Jawa ketika melakukan perlawanan terhadap
penjajah Belanda.
6. Pangeran
Diponegoro, Sentoto Alibasyah Prawirodirdjo melepaskan busana adat Jawa, karena para Pemakai busana adat menjadi
pembantu utama penjajah Protestan Belanda.
7.
Mereka ikut menindas rakyat dengan memakai topeng budaya
adat untuk memadamkan cahaya lslam.
8. Pangeran Diponegoro
meskipun selalu menyandang keris, tapi menurut DR Tjipto Mangunkusmo tidak pernah menghunus kerisnya dalam
peperangan.
9. Tetapi para
pejuang selalu membaca Al-Quran untuk membangkitkan Jsemangat juang umat dan
rakyat pendukungnya yang anti penjajah.
10. Pangeran Diponegoro,
Kiai Mojo, dan Sentot Alibasyah Prawirodirdjo berbuasana islam untuk menyelamatkan
bangsanya dari keruntuhan moral.
11. Pada waktu itu, orang-orang yang
berpakaian adat Jawa bertingkah laku pemabuk,
merendahkan martabat wanita, perusak keluhuran adat Jawa, perusak syariah Islam.
12. Mereka berpakaian
adat jawa untuk berkedok adat jawa, tapi bermental rendah.
13. Bila
disebutkan “Ora Njowo” artinya tingkah lakunya tidak islami.
14. Saat itu makna
Jowo atau Jawa di masyarakat artinya “mengerti”.
15. Bila dikatakan
ORA NDJOWO artinya ORA NGERTI atau TIDAK ISLAMI.
16. ORA
artinya Tidak dan Djawa artinya Islam.
17. Dalam
perjalanan sejarah, adat daerah di Nusantara diperadabkan oleh Ajaran Islam.
18. Pada masa
penjajahan Kerajaan Protestan Belanda dan pemerintah Kolonial Belanda, adat
budaya yang bersifat lokal dipakai Belanda untuk memecah belah kesatuan bangsa
dan umat.
19. Adat lokal
dijadikan oleh penjajah Belanda untuk melawan Islam yang bersifat universal dan
pemersatu bangsa Indonesia.
(Sumber:
internet)

0 comments:
Post a Comment