BANYAK
TANDA BANGKITNYA PKI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Tokoh
Nahdlatul Ulama (NU), KH Aam Wahib Wahab Hasbullah, menilai tanda-tanda
kebangkitan PKI di Indonesia sudah banyak.
2. Antara
lain:
1) Narasi
PKI adalah korban masa lalu.
2) Adanya
ajakan berdamai dengan PKI.
3) Adanya
adu domba sesama ormas lslam.
3. “Memang
tanda-tanda bangkitnya komunisme sudah banyak.
4. Kita
bisa lihat, tanda-tandanya,yaitu:
1) Ke-1:
Ada beberapa ormas itu di belakangnya, itu tanda-tandanya.
a. Kata
Aam dalam diskusi daring ‘Komunisme dan Arogansi Oligarki Dibalik RUU Haluan
Ideologi Pancasila?’, Sabtu (6/6).
2) Ke-2:
Wacana minta maaf ke PKI, atau PKI dianggap sebagai korban.
a. Itu
tanda-tanda bahwa PKI memang sedang bangkit.
3) Ke-3:
Terus ada wacana adu domba ormas Islam.
a. Yaitu ada
ormas Islam yang diangkat dan ada yang dijatuhkan.
5. Atas
dasar itu, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk kembali ke falsafah
negara yang telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa, yakni Pancasila.
6. Dia sepakat
dengan pengurus Masyumi Reborn, Dr Ahmad Yani, bahwa Pancasila tidak boleh
dijadikan undang-undang, yakni RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
7. “Maka
itu, marilah kita semua bersama berjuang untuk mengembalikan kiblat ini ke
falsafah negara.
8. Semua
kalangan, semua unsur dari masyarakat, para ulama, para habaib, ayo berjuang
agar negara kita ini betul-betul selamat,” ucap dia.
9. Lebih
tegas lagi, dia lebih setuju jika umat Islam kembali saja ke kiblat dalam
berbangsa dan bernegara, yakni kesekapakatan pendiri bangsa dalam Piagam
Jakarta.
10. “Memang,
kesepakatan yang harus kita bela-bela mati-matian adalah kesepakatan Piagam
Jakarta pada 2 Juni 1945.
11. Di
situ sebetulnya kesepakatan yang terjadi pada saat sidang BPUPKI.
12. Di
situlah awal sebetulnya, kita sebagai umat Islam, khususnya, dan tokoh lain sependapat,”
ucap dia.
13. Aam
juga menyoroti saat ini banyak kampus menjadi lahan subur tumbuhnya ideologi
yang bertentangan dengan Pancasila.
14. Hal
itu, menurut dia, harus diperangi agar ideologi bangsa tetap terjaga.
15. “Sekarang
ini banyak kampus memberi lahan luas kepada mahasiswa untuk berfikir kritis.
16. Dahu
kampus benar-benar untuk menggali ilmu, kalau sekarang banyak digunakan untuk
tumbuhnya paham yang sebetulnya tidak sesuai denngan republik Indonesia,” tutur
Aam.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment