MENGAKALI YANG HARAM TETAP
HARAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A. Menyiasati terhadap hal yang haram, maka hukumnya tetap haram.
1. Islam mengharamkan seluruh
perbuatan yang dapat membawa kepada haram dengan cara yang tampak maupun
tersembunyi.
2. Ajaran Islam mengharamkan semua
siasat (kebijakan) untuk berbuat haram dengan cara yang tidak begitu jelas dan
siasat setan yang tidak tampak.
3. Rasulullah bersabda,”Kamu jangan berbuat
seperti perbuatan kaum Yahudi yang menganggap halal terhadap larangan Allah, meskipun
dengan siasat paling halus.”
4. Misalnya, pada hari Sabtu kaum Yahudi
dilarang berburu ikan.
1) Kaum Yahudi bersiasat dengan
menggali parit pada hari Jumat.
2) Pada hari Sabtu ikan-ikan masuk
ke dalam paritnya.
3) Pada hari Minggu mereka memanen
ikannya.
4) Cara seperti ini dipandang halal
oleh orang yang bersiasat untuk melanggar larangan.
5) Para ahli fikih memandangnya perbuatan
haram, karena motifnya berburu dengan bersiasat.
5. Termasuk bersiasat dengan
menyebut sesuatu yang haram dengan nama lain dan mengubah bentuknya, maka hukumnya
tetap haram.
6. Mengubah bentuk dengan niat siasat
agar dapat makan riba, hukumnya tetap haram.
7. Membuat nama baru dengan niat agar
dapat minum arak, maka hukumnya tetap haram.
8. Rasulullah bersabda,”Sungguh akan
ada satu golongan umatku yang menganggap halal minum arak dengan mengganti nama
yang lain."
9. Rasulullah bersabda,”Akan datang
suatu zaman di mana manusia menganggap halal riba dengan mengganti namanya
menjadi jual-beli."
Daftar Pustaka.
1. Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal
dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina
Ilmu, 1993.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
3. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment