NEGARA TANPA PEMERINTAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi,
M.M.

2.
16 June 2020
3.
Oleh : Dahlan Iskan
4.
Maka
lahirlah wilayah baru ini.
5.
Tanpa
pemerintahan.
6.
Di
Amerika Serikat.
7.
Tepatnya
di kota Seattle, di negara bagian Washington.
8.
Wilayah
baru itu diproklamasikan tanggal 8 Juni lalu.
9.
Yang
seperti ini hanya bisa terjadi di Amerika.
10. Yang negara itu didirikan oleh
manusia-manusia merdeka.
11. Pribadinya merdeka.
12. Nama wilayah baru itu Capitol Hill
Autonomous Zone.
13. Disingkat CHAZ.
14. Luasnya 6 blok.
15. Posisi wilayah itu: di pusat kota
Seattle --kota terbesar di negara bagian Washington.
16. Sejak itu 6 blok ini tidak lagi
menjadi bagian kota Seattle.
17. Juga tidak di bawah negara bagian
Washington.
18. Tapi tetap Amerika Serikat.
19. Proklamasi itu dilakukan oleh warga
yang tinggal di 6 blok tersebut.
20. Warga di situ menyatakan bisa
mengurus diri sendiri.
21. Tanpa pemerintah perlu ikut
mengatur.
22. Mereka tidak memerlukan polisi,
lurah, camat, pegawai negeri, dan seterusnya.
23. Instansi-instansi seperti itu
dinilai hanya akan merepotkan warga.
24. Juga hanya akan membuat warga tidak
merdeka.
25. Mereka akan dan merasa bisa mengatur
diri sendiri.
26. Kalau pun mereka perlu listrik atau
air, itu bisa lakukan sendiri-sendiri.
27. Lewat transaksi komersial biasa.
28. Sisi lain yang hebat dari proklamasi
itu: masyarakat CHAZ akan mengatur kehidupan warga di 6 blok itu berdasar
demokrasi masyawarah mufakat di antara mereka sendiri.
29. Menyaksikan deklarasi seperti itu
saya berdebar-debar: jangan-jangan sebentar lagi mereka punya Pancasila.
30. Lelucon?
31. Sama sekali bukan.
32. Ini serius.
33. Yang seperti itu sudah banyak di
Amerika.
34. Bahkan banyak sekali.
35. Saya pernah menuliskannya di DI’s
Way.
36. Sudah agak lama.
37. Ketika saya keliling Amerika bersama
2 teman saya: John Mohn yang American dan Robert Lai yang Singaporean.
38. Di sana ada lebih 1.000 wilayah
kecil seperti itu.
39. Yang tanpa pemerintahan.
40. Yang kelompok masyarakatnya merasa
mampu mengurus diri sendiri.
41. Dalam sistem kenegaraan di Amerika
itu disebut ”Unincorporated Community”.
42. Misalnya saat kami berkendara dari
Norfolk di Virginia ke Washington DC.
43. Lewat Delaware.
44. Melalui terowongan bawah laut amat
panjang.
45. Tiba-tiba John melihat ada papan
nama ”Unincorporated Community” di dekat sebuah perumahan.
46. ”Itu yang kita diskusikan tadi,”
ujar John --sambil menunjuk papan nama itu.
47. Sebetulnya itu bukan diskusi.
48. Lebih pada kuliah privat --tentang
sistem pemerintahan dan politik di Amerika.
49. Sepanjang jalan --5 jam sebelum makan dan 5 jam
setelah makan-- kami memang tidak pernah kehabisan bahan diskusi.
50. Begitu juga keesokan harinya.
51. Lusanya.
52. Dan lusanya lagi.
53. Begitu John menunjuk papan nama itu
saya pun menghentikan mobil.
54. Kebetulan saya lagi pegang kemudi.
55. Kebetulan ada pompa bensin di dekat
situ.
56. Perumahan itu tidak luas.
57. Sekitar 20 rumah.
58. Besar-besar.
59. Sebenarnya tidak tepat juga disebut
perumahan.
60. Jarak antar rumah jauh-jauh.
61. Masing-masing rumah dikelilingi
pohon-pohon besar yang rindang.
62. Dan semak-semak.
63. Kampung seperti itu tidak tercakup
di administrasi desa di situ.
64. Tidak juga di bawah pemda mana pun.
65. Sepengetahuan saya wilayah
Unincorporated Community seperti itu semacam peninggalan lama.
66. Wilayah seperti itu sudah ada
sebelum ada pemerintahan kota.
67. Bahkan sebelum ada negara
bagian.
68. Sewaktu pemerintahan kota/kabupaten
dibentuk mereka tidak mau gabung.
69. Pilih tetap independen.
70. Tapi rasanya baru di Seattle ini.
71. Yang di era modern seperti ini masih
ada yang mau mendeklarasikan independen.
72. Istilahnya pun tidak mau sama.
73. Tidak Unincorporated Community, tapi
CHAZ.
74. Sama saja.
75. Wali kota Seattle tenang-tenang
saja.
76. Tidak ada nada jengkel --apalagi
sampai nangis-nangis.
77. Tidak menentang juga tidak
menyetujui.
78. Sang wali kota menyadari sepenuhnya:
hak tertinggi adalah milik warga.
79. Gubernur Washington juga tidak ambil
pusing.
80. Kemerdekaan adalah hak segala warga.
81. Yang kebakaran jenggot justru
--siapa lagi kalau bukan-- Presiden Donald Trump.
82. Presiden langsung mengeluarkan
perintah.
83. ”Ambil alih. Sekarang juga.
Segera," unggah Trump di Twitter-nya.
84. Pernyataan keras itu ditujukan
kepada Wali Kota Seattle dan Gubernur Washington.
85. ”Kalau kalian tidak melakukan, saya
yang akan melakukan,” tulis Trump.
86. Yang diperintah tenang-tenang saja.
87. Tidak sedikit pun acuh.
88. Ketika Trump kian murka --menganggap
itu terorisme lokal-- baru wali kota Seattle bereaksi.
89. Juga keras.
90. Terhadap Presiden Trump.
91. Ini respons wali kota: Baiknya
Presiden Trump kembali masuk bunker, biar kami tenang!
92. Itu sekaligus ejekan dari sang wali
kota untuk presidennya.
93. Trump memang diberitakan mengungsi
ke bunker --persembunyian di bawah Gedung Putih-- ketika demo besar mulai
mendekati rumah presiden awal Juni lalu.
94. Trump sendiri berdalih bukan untuk
mengungsi.
95. Apalagi takut.
96. Kepergiannya ke bawah tanah untuk
inspeksi.
97. Mungkin Trump beranggapan deklarasi
wilayah CHAZ bagian protes pada kepresidenannya.
98. Trump memang sangat sensi belakangan
ini.
99. Atau sejak dulu.
100.
Jangan-jangan
Trump juga tidak tahu bahwa di Amerika Unincorporated Community seperti itu
diperbolehkan.
101.
”Sensi
didemo” itu wajar.
102.
Demo
anti rasialis terjadi di mana-mana.
103.
Termasuk di Seattle.
104.
Akibat
terbunuhnya George Floyd di Minneapolis.
105.
Itu
gelombang demo terbesar sejak tahun 1960.
106.
Terjadi
di zaman Trump.
107.
Lewat
CHAZ itu masyarakat Amerika terus memberi pelajaran berharga ke dunia.
108.
Termasuk
dalam hal berdemokrasi.
109.
Justru
sikap Presiden Trump yang dikecam sangat luas: itulah cermin sikap seorang
diktator.
(Sumber: Dahlan Iskan)
0 comments:
Post a Comment