Sunday, November 7, 2021

11566. NABI TAK MENDUGA DIPILIH JADI UTUSAN ALLAH

 



NABI TAK MENDUGA DIPILIH JADI UTUSAN ALLAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

Al-Quran menjelaskan.

Umur 40 tahun adalah usia sempurna manusia.

 

 

Al-Quran surah Al-Ahqaf (surah ke-46) ayat 15.

 

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

     

      Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada 2 orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dan melahirkan dengan susah payah, mengandung sampai menyapihnya 30 bulan, sehingga jika dia telah dewasa dan umurnya 40 tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjuki aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridai, beri kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.

 

 

Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul umur 40 tahun.

 

Ditandai turunnya wahyu Al-Quran.

Surah Al-Alaq (surah ke-96).

Yaitu, “Iqra bismi Rabbik”.

 

Artinya  “Bacalah dengan nama Tuhnamu”.

 

Nabi tidak menduga.

Akan mendapat tugas dan kedudukan sangat  terhormat.

 

Ayat Al-Quran menguraikan sikap Nabi.

 

Mengesankan pada mulanya beliau ragu-ragu.

Dan gelisah.

Tentang hal yang dialaminya.

 

Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 94.

 

 

فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

     

      Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keraguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakan kepada orang-orang yang membaca Kitab Suci sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, oleh karena itu, kamu jangan temasuk orang yang ragu-ragu.

 

 

Kegelisahan Nabi bertambah besar.

 

Saat wahyu yang dinanti.

Tidak kunjung datang.

 

 

Menurut beberapa riwayat.

Nabi gelisah.

Konon beliau hampir mencelakakan dirinya.

 

Rupanya Allah bermaksud.

 

Menjadikan Nabi lebih rindu “Sang Kekasih” dan firman-Nya.

 

Agar makin mantap cinta beliau kepada Allah.

 

 

Al-Quran surah Ad-Dhuha (surah ke-93)  ayat 1-11.

 

Turun karena Nabi gelisah.

Menunggu wahyu yang dibawa malaikat Jibril.

 

وَالضُّحَىوَ  اللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ   وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ  وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهر ْوَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

 

         Demi waktu matahari sepenggalahan naik,  dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak benci kepadamu.

      Dan sesungguhnya hari kemudian lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan), dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hatimu menjadi puas.

      Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

      Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan, sebab itu terhadap anak yatim kamu jangan berlaku sewenang-wenang,  dan terhadap orang yang minta-minta, kamu jangan menghardiknya, dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.

 

 

Dalam penjelasan surah ini diterangkan.

 

Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad terhenti beberapa waktu.

 

 

Orang musyrik berkata,

 

“Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya.

Dan benci kepada-Nya”.

 

Maka turun ayat ini.

Untuk membantah perkataan orang musyrik.

 

Kata “Ad-Dhuha”.

Artinya “matahari naik sepenggalah”.

 

 

Dipilih terkait wahyu yang diterima Nabi.

 

Artinya saat matahari naik sepenggalah.

 

Cahayanya memancar menerangi seluruh penjuru.

Dan tidak terlalu terik.

 

Tidak menyebabkan gangguan apa pun.

 

Panasnya memberi kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan.

Allah melambangkan kehadiran wahyu.

 

Sebagai cahaya matahari.

Yang sinarnya jelas, menyegarkan, dan menyenangkan.

 

Wahyu yang tidak hadir.

Dinyatakan kalimat,

 

“Demi malam ketika hening”.

 

 

Dengan 2 hal bertolak belakang.

 

Allah menolak anggapan Nabi Muhammad telah ditinggalkan oleh Allah.

 

Atau bahkan dibenci oleh Allah.

 

 

Wahyu yang tidak hadir.

 

Saat Nabi Muhammad menantinya.

 

Membuktikan wahyu adalah wewenang Allah mutlak.

 

 

Meskipun keinginan Nabi meluap-luap.

 

Tapi jika  Allah tidak menghendaki.

Wahyu tidak akan datang.

 

 

Hal ini membuktikan.

Bahwa wahyu bukan hasil renungan atau bisikan jiwa.

 

 Kenabian Nabi Muhammad.

Bukan hal baru untuk umat manusia.

 

 Nabi Muhammad menjelaskan.

 

Al-Quran Al-Ahqaf (surah ke-46)

 ayat 9.

 

قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ

   

Katakan: “Aku bukan Rasul yang pertama di antara para Rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu, aku  hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanya seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.

 

 

     Para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad.

 

Diutus untuk masyarakat dan waktu tertentu.

 

Tapi Nabi Muhammad diutus untuk seluruh manusia.

Sampai akhir zaman.

 

 

      Beberapa ahli Barat menduga.

Bahwa pada awalnya Nabi Muhammad.

Hanya bermaksud mengajarkan agamanya kepada orang Arab saja.

 

Tapi setelah Nabi berhasil di Madinah.

 

Lalu memperluas dakwahnya untuk seluruh manusia.

 

      Pendapat ini keliru.

 

Karena sejak berada di Mekah.

 

 Nabi telah menegaskan.

Bahwa beliau diutus untuk seluruh manusia.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 158.

 

 

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

 

  Katakan: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia Yang Menghidupkan dan Mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi, yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapatkan petunjuk".

 

 

      Ayat ini turun ketika Nabi di Mekah.

 

Bahkan menurut para  ulama.

 

Semua ayat Al-Quran.

Yang dimulai dengan panggilan: “Wahai umat  manusia”.

 

Hampir semuanya turun di Mekah.

 

Hanya beberapa ayat turun di Madinah.

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

0 comments:

Post a Comment