BEDA IDUL ADHA MUHAMMADIYAH
DAN PEMERINTAH HINGGA TAHUN 2046
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Perbedaan saat Idul Adha.
Muhammadiyah dan Pemerintah.
Bisa berkali-kali berbeda.
Sampai tahun 2046.
Muhammadiyah memprediksi.
Akan terjadi 7 kali
perbedaan.
Penetapan Idul Adha
dengan Pemerintah.
Hingga tahun 2046.
Idul Adha 1443 Hijriah atau
tahun 2022.
Yaitu Sabtu, 9 Juli
2022.
Tapi Pemerintah menyatakan.
Idul Adha pada Minggu, 10
Juli 2022.
Perbedaan terjadi.
Bukan cuma perbedaan
metode:
1.
Muhammadiyah pakai Hisab.
2.
Pemerintah pakai Rukyat.
Tapi juga terkait:
Kriteria tinggi hilal.
Pemerintah menetapkan.
1.
Ketinggian hilal minimal
3 derajat.
Muhammadiyah menetapkan.
1.
Asalkan sudah terjadi
konjungsi.
2.
Konjungsinya sebelum
matahari terbenam.
Maka ditetapkan sebagai
bulan baru.
Perbedaan penetapan awal
bulan Hijriah.
Antara Pemerintah dengan
Muhammadiyah.
Bukan hanya terjadi kali
ini.
Perbedaan semacam ini.
Bukan hanya di Indonesia.
Tapi juga terjadi di
berbagai negara di dunia.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid.
PP Muhammadiyah.
Oman Fathurohman menyatakan.
Perbedaan ini bukan
hanya kali ini.
Tapi sudah kerap
terjadi,” tutur Oman.
Dalam Seminar Idul Adha
1443 H.
Di aula Masjid Islamic
Center.
Universitas Muhammadiyah
Ahmad Dahlan.
Minggu (3/7/2022).
Oman mencatat.
Dalam kurun 25 tahun ke
depan.
Dari tahun 1444 – 1468 Hijriah.
Atau tahun 2023 – 2046 Masehi.
Diprediksi terjadi
perbedaan Idul Adha.
Antara Muhammadiyah dan
Pemerintah.
Sekitar 7 kali atau 7
tahun.
Artinya, 7 kali dalam
25 tahun.
Yaitu 25 persen berbeda.
Saat Idul Fitri diprediksi
berbeda 6 kali.
Dan awal Ramadan 3 kali.
“Dalam 25 tahun ke depan.
Sampai tahun 2046.
Muhammadiyah akan
berkali-kali.
Berbeda dengan Pemerintah.
Kecuali kriteria Pemerintah
berubah.
Jika kriterianya masih
sama.
Maka prediksinya seperti itu.
Rektor Univrsitas Ahmad Dahlan.
Muchlas Arkanuddin mengatakan.
Bahwa perbedaan hari
besar umat Islam.
Seperti:
1.
Awal Ramadan.
2.
Syawal.
3.
Zulhijah.
Hal yang wajar.
Perbedaan ini.
Bukan semata-mata.
Metode hisab dan rukyat.
Tapi terkait kriteria
tinggi hilal.
Kriteria tinggi
hilal.
Pemerintah menetapkan 3
derajat.
Muhammadiyah kurang dari
3 derajat.
Asalkan telah terjadi
konjungsi.
Dan konjungsinya sebelum
matahari terbenam.
Maka ditetapkan sebagai
bulan baru.
“Dinamika perbedaan.
Harus disikapi bijak.
Khususnya warga Muhammadiyah,”
tutur Muchlas.
Selain perbedaan awal
Zulhijah.
Seminar juga membahas
masalah seputar pelaksanaan kurban.
Seperti berkurban 1
sapi/kerbau.
Untuk lebih dari 7 orang.
Mengatasnamakan kurban
untuk orang sudah meninggal.
Serta inovasi teknis pelaksanaannya.
Seperti kornetisasi.
Atau kaleng daging
kurban.
Hingga problem
mewabahnya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban.
Dan masalah lainnya.
(Sumber sindo)
0 comments:
Post a Comment