ANIES BASWEDAN TIDUR
DI KAMAR KIAI BESARI PONOROGO JATIM
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi,
M.M.
Kisah Joglo Kiai Ageng
Muhammad Besari.
Ponorogo Jawa Timur.
Di rumah Anies Baswedan.
Rumah joglo atau pendopo.
Milik Anies Baswedan.
Di Lebak Bulus.
Jakarta Selatan.
Dipakai salat tarawih dengan warga.
Bangunan arsitektur Jawa.
Umurnya lebih 500 tahun.
Anies Baswedan memboyongnya.
Dari Pondok Pesantren Tegalsari.
Ponorogo.
Jawa
Timur.
Dipindah ke Jakarta.
Suasana berbeda di rumah
joglo.
Atau pendopo.
Milik Anies Baswedan.
Di Lebak Bulus.
Jakarta Selatan.
Sabtu, 2 April 2022.
Anies salat tarawih.
Dengan keluarga dan warga sekitar.
Rumah joglo itu populer.
Karena dari tempat.
Anies sering berbagi
cerita:
“Dari Pendopo”.
Sejumlah pihak.
Mengamati mendalam.
Terkait joglo kuno.
Yang terawat baik itu.
Misalnya, Dahlan Iskan dan Isa Ansori.
Kayu pada rumah
jogjo.
Tampak utuh, bersih,
dengan politur mengkilat.
Semuanya kayu jati kuno.
Arief Kertonyono menyebut.
Bangunan arsitektur Jawa.
Prediksi umurnya lebih 500 tahun.
Anies Baswedan memboyongnya.
Dari Pondok Pesantren Tegalsari.
Ponorogo, Jawa Timur.
“Joglo amanah ini.
Warisan keluarga ulama besar.
Kiai Ageng Muhammad Besari.
Wafat 1747 Masehi.
Dalam akun instagram @aniesbaswedan, 27 April
2021.
Pada langit-langit
joglo atau blandar.
Terlihat banyak
ukiran.
Terlihat motif belah
ketupat.
Disebut motif
sengkulun.
Berpadu dengan motif
wajikan.
Dan lunglungan.
Wajikan.
Motif merujuk jajan
pasar wajik.
Lunglungan.
Berasal dari kata
lung.
Yaitu batang
tumbuhan masih muda.
Pada blandar,
tumpang, pengeret, dan dhadhapeksi.
Tampak ukiran
tlacapan.
Yaitu hiasan berwujud
deretan.
Segitiga sama kaki,
sama tinggi, dan sama besar.
Anies mendapat
amanah.
Merawat Joglo.
Peninggalan Mbah Hasan
Besari.
Sejak tahun 2009.
Keluarga Mbah Hasan
Besari.
Di Tegalsari
Ponorogo.
Tidak memasarkan.
Tapi menunggu
datangnya pembeli.
Warga Yogya penyuka
kebudayaan Jawa.
Jadi pemiliknya.
Dia sahabat Anies
Baswedan.
Sejak SMA.
Joglo berpindah ke Anies.
Dan dibawa ke
Jakarta.
Rumah joglo
peninggalan Mbah Hasan Besari.
Berdiri di atas
tanah 1.800 meter persegi.
Pada dinding ruangan
serba kayu jati.
Anies memajang
lukisan.
Bung Karno dan Bung Hatta.
Terlihat juga
lukisan pensil.
Pangeran Diponegoro .
Berukuran besar.
Di depan rumah
joglonya.
Anies menanam pohon
sawo kecik.
Seperti di Tegalsari
Ponorogo.
Pohon sawo.
Yaitu tanda para
pengikut.
Pangeran Diponegoro.
Setelah kalah Perang
Jawa (1825-1830).
Pada tahun 2021.
Anies ziarah makam Mbah Hasan Besari.
Di Ponorogo.
Anies salat tarawih.
Di masjid Mbah Hasan Besari.
Berdiri tahun 1725.
Zuriah keluarga anak cucu.
Mbah Hasan Besari.
Minta Anies Baswedan.
Untuk menginap semalam.
Gubernur DKI Jakarta.
Disilakan tidur di
Ndalem Njero.
Yaitu kamar.
Dulu tempat istirahat Mbah Hasan Besari.
“Tuntas sudah niat silaturahmi.
Dengan zuriah Kiai Ageng Besari.
Sebuah kehangatan silaturahmi luar biasa.
Pengalaman bermalam di kamar.
Sangat menyenangkan.
Extra ordinary,” tutur Anies.
Anies bercerita.
Joglo yang
diamanahkan kepadanya.
Warisan keluarga
ulama besar.
Kiai Muhammad Besari.
Wafat tahun 1747.
Ulama besar itu.
Merintis Padepokan
Gebang Tinatar.
Sekitar tahun
1700-an.
“Pusat pendidikan
agama ini.
Membesar dan
berperan sentral.
Pada zamannnya,”
kata Anies.
Pondok itu.
Melahirkan banyak
kiai.
Dan tokoh yang
berpengaruh.
Di tanah Jawa.
Dahlan lskan
berkata,
“Tentu saja saya pernah ke Tegalsari.
Di selatan Ponorogo.
Keluarga saya selalu
bercerita tentang Tegalsari .
Terutama kehebatan
Kiai Kasan Besari,” tulisnya.
Danang melakukan
penelitian:
Apa hubungan
Tegalsari.
Di pelosok di
Ponorogo.
Dengan Raja Solo.
“Misteri besar.
Misteri panjang.
Sampai Gus Dur.
Sebagai keturunan Kiai
Kasan Besari.
Menyimpulkan
Tegalsari.
Yaitu cikal bakal
lahirnya.
Istilah pondok dan
mondok.
Yang kini jadi
pondok pesantren,” sebut Dahlan Iskan.
1)
Gus Dur.
Sering ke Tegalsari.
2)
Pangeran Diponegoro.
Lulusan Tegalsari.
3)
Sastrawan besar pujangga Ronggowarsito.
Alumnus Tegalsari.
“Kiai Kasan Besari.
Yaitu guru besar
mereka.
Aneh. Beliau bukan
wali.
Tidak pernah
mendapat gelar wali.
Tapi mungin beliau.
Yaitu walinya para
wali,” ujar Dahlan Iskan.
Beda konsep.
Semua wali.
Di pesisir pantai.
Tapi Kiai Kasan
Besari.
Di pedalaman.
Dari ”Hasan” menjadi
”Kasan”.
Kasan Besari lebih
Jawa.
Bukan Habib.
“Pak Dahlan harus ke rumah
Pak Anies.
Harus lihat sendiri.
Itu jenis joglo seperti apa,” ujar Reno de Topeng.
Yang tinggal di Surabaya.
(kba)
0 comments:
Post a Comment