VISI
MISI BISA BOHONG TAPI REKAM JEJAK BUKTI NYATA
Oleh: Drs.
HM. Yusron Hadi, M.M.
Tampak
ada siklus 10 tahunan.
Tahun
2004.
Presiden
SBY gantikan Mega.
Tahun
2014.
Presiden
Jokowi gantikan SBY.
Tahun
2024.
Hampir
sama.
Dengan
Anies Baswedan.
Susilo
Bambang Yudhoyono.
Dianggap
antitesa Mega.
Jokowi
dianggap antitesa SBY.
Saat
ini.
Anies
Baswedan.
Dianggap
antitesa Jokowi.
Bahkan
Anies Baswedan.
Dianggap
sintesa.
Dan model
pemimpin masa depan.
Ada
suasana berbeda.
Saat
Jokowi diprediksi menang.
Jadi presiden.
Presiden
SBY bersikap:
1)
Netral.
2)
Negarawan.
3)
Tak ikut jadi pemain.
Sehingga
Pilpres tahun 2014.
1)
Relatif aman.
2)
Tak ada gejolak berarti.
Tapi berbeda
menjelang.
Pilpres
tahun 2024.
1)
Presiden Jokowi.
2)
Partai penguasa.
3)
Terutama PDIP.
Tampaknya:
1)
Panik.
2)
Cemas.
3)
Takut hilang jabatan.
4)
Takut hilang kekuasaan.
Biasanya.
Orang
saat berkuasa.
Berbuat
sewenang-wenang.
Sangat
takut hilang jabatannya.
Mungkin
imbas kalah.
Pada Pilgub
Jakarta.
Tahun
2017.
Karena
cemas, takut, dan panik.
Maka sering
salah langkah.
Dan banyak
“blunder politik”.
Misalnya.
Isu politik
identitas.
Jadi
jualan tak laku.
Sebab
rakyat makin cerdas.
Rakyat
sudah mampu melihat.
Dengan
jelas.
Mana
pemimpin yang benar.
Dan
berprestasi.
Dan
mana pemimpin tak berprestasi.
Cuma
jualan isu tak bermutu.
Pemimpin
tak punya prestasi.
Kembangkan
politik:
1)
Balas dendam.
2)
Memecah bangsa.
3)
Tak ingin bersatu.
4)
Tak ingin damai.
Sangat
berlawanan.
Dengan
nilai:
1)
Persatuan.
2)
Keadilan.
3)
Perdamaian.
Yang diajarkan
oleh Pancasila.
Teriakan:
1)
Saya Pancasila.
2)
Saya Indonesia.
Hanya
bualan kosong.
Cuma
ucapan bibir saja.
Mereka
teriak,
“Jangan
lakukan politik identitas!”
Tapi
tak paham artinya.
Tidak
ada politik.
Tanpa identitas.
Semua
politik.
Pasti
ada identitasnya.
Konstitusi
menegaskan.
Bahwa
tugas negara.
Yaitu:
1)
Mencerdaskan.
2)
Mempersatukan.
3)
Mendamaikan.
4)
Memberi keadilan.
Politik
identitas.
Yaitu
politik berpihak pada kepentingan rakyat.
Politik
identitas.
Yaitu politik
gagasan.
Yang
menjual konsep.
Agar
rakyat sejahtera.
Tanpa
identitas.
Politik
kita hanya mengabdi.
Pada kepentingan:
1)
Golongan.
2)
Oligarki.
3)
Asing.
Menuju
Pilpres 2024.
Langkah
Anies Baswedan.
Amat cepat.
Dan
tak terduga.
Arus
perubahan politik.
Sangat
kuat.
Dan
tak bisa dibendung.
Dengan
kondisi ini.
Lawan politik Anies.
1)
Makin keras melawan.
2)
Menebar dendam.
3)
Dengan fitnah.
4)
Berita bohong.
Anies Baswedan
berpesan.
Pada kader
Golkar.
Relawan
Go Anies.
Di
Hotel Bidakara.
Jakarta
Selatan.
Minggu
( 23/10/2022 ).
1)
Mari kita lupakan peta tahun 2019.
2)
Kita buat peta baru tahun 2024.
3)
Rangkul semua.
4)
Jangkau semua.
5)
Libatkan semua.
6)
Jangan batasi dengan apa pun.
7)
Ajak semua anak bangsa.
Dalam arus
perubahan.
Yang
akan dikejar.
Yang
harus kita capai.
Jangan
terbawa kondisi kemarin.
Mari
kita buat peta baru.
Kita
ingin tawarkan pada semua.
Bukan
hanya visi misi.
Karena
visi dan misi.
Bisa
dikarang.
Tapi
lihat rekam jejak.
Karena
rekam jejak:
1)
Faktual.
2)
Bukti nyata.
3)
Nyata terjadi.
4)
Tak bisa dikarang.
Dengan
rekam jejak yang baik.
Maka tawaran kita.
Punya
kredibilitas.
Jangan
hanya menawarkan imajinasi.
Tapi tak
ada kredibilitas.
Dengan rekam jejak yang baik.
Kita
bisa bersama.
Membangun
Indonesia.
Yang
lebih baik.
(sumber Isa Ansori)
0 comments:
Post a Comment