KISAH GURU MUDA SMPN 1 CANDI BELI JAMU DI SURABAYA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
TAHUN 1981
Kami para guru muda
Mulai punya sepeda motor.
Sesuai dengan cara.
Dan selera masing-masing.
Saat itu.
SMP Negeri 1 Sidoarjo.
Punya 2 sekolah filial (cabang).
Yaitu:
1)
SMP Negeri Juanda.
(Sekarang SMP N 1
Sedati).
2)
SMP Negeri Candi.
(Sekarang SMP N 1
Candi).
KISAH GURU BELI JAMU DI SURABAYA
Saya, Pak Yusron.
Guru elektronika.
Pak Baheramsyah.
Guru Matematika.
Pak Putut.
Guru Bahasa lndonesia.
Pak Andi Rani.
Guru kesenian.
SMP N Juanda.
Pak Sunardi.
Pegawai Tata Usaha.
Biasa kami panggil:
Lek Di.
Pak Sunardi.
Adiknya Pak Abdul Manab.
Ka TU SMP N 1 Sidoarjo.
Kami para GURUMUD.
Yaitu guru muda.
Sering bermain ke rumah Pak Manab.
Putra-putri Pak Manab.
Memanggil: Pak Sunardi.
Dengan panggilan:
Lek Di.
Kami ikut memanggil:
Lek Di.
Pak Tauwab.
Guru IPS.
Pak Sutriyanto.
Guru Bahasa Inggris.
Pak Probo.
Guru IPS.
Pada suatu hari.
Kami rombongan.
Naik sepeda motor ke Surabaya.
Bermain ke rumah Pak Baher.
Beberapa waktu.
Kami berkeliling Surabaya.
Dalam perjalanan.
Kembali ke Sidoarjo.
Pak Baher ajak mampir.
Beli jamu tradisional.
Di pinggir jalan.
Pak Baher berkata,
“Ayo mampir beli jamu dulu.
Agar badan tetap sehat.
Nanti saya yang bayar.”
Kami pesan jamu.
Sesuai selera masing-masing.
Jamu.
Yaitu obat dibuat dari
akar-akaran, daun-daunan, dan lainnya.
Kata orang
Jawa.
Agar
tubuh kita.
Selalu
sehat lahir batin.
Jangan
lupa rutin.
Minum
JAMU.
JAMU bisa
diartikan JAGA MULUT.
Yang
keluar dari mulut berupa:
UCAPAN.
Yang
masuk dalam mulut berupa:
Asupan
MAKANAN dan MINUMAN.
Agar
kita selalu sehat lahir dan batin.
Jangan
lupa JAMU!.
Jangan
lupa.
Untuk
selalu menjaga.
Mulut
kita masing-masing.
Beberapa waktu kemudian.
Kami selesai minum jamu.
Pak Baher.
Tubuhnya penuh dengan keringat.
Apa yang terjadi?
Kami mengira.
Alhamdulillah.
Berarti jamunya cocok.
Khasiat jamu bekerja baik.
Karena tubuhnya penuh keringat.
Ternyata kami keliru!
Tubuh Pak Baher beringat.
Bukan jamunya cocok.
Tapi waktu akan bayar.
Ternyata …
Dompetnya ketinggalan.
Sehingga tubuhnya berkeringat…
Terpaksa balik ke Surabaya.
Untuk ambil dompet.
(mohon maaf..bersambung…)
0 comments:
Post a Comment