MANUSIA
BASYAR DAN INSAN DALAM AL-QURAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ada 3 kata dipakai Al-Quran.
Menunjuk
pada manusia.
Terdiri
atas huruf: “alif, nun, dan sin”.
Semacam
“insan”, “ins”, “nas, atau “unas”.
Pakai kata
“basyar”.
Atau kata
“Bani Adam” dan “Zuriyat Adam”.
Uraian
ini khusus.
Kata “basyar”
dan kata “insan”.
Kata “basyar”
terambil dari akar kata yang pada mulanya bermakna “penampakan sesuatu dengan
baik dan indah”.
Dari akar
kata “basyar”.
Lahir kata
“basyarah”.
Artinya
“kulit”.
Manusia
disebut “basyar”.
Sebab kulitnya
tampak jelas.
Beda
dengan kulit hewan lain.
Al-Quran pakai kata “basyar”.
Sebanyak
36 kali bentuk Tunggal.
Dan 1 kali
bentuk “mutsanna” (ganda).
Menunjuk
manusia dari sudut lahiriah.
Dan
persamaan manusia seluruhnya.
Al-Quran
surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 110.
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ
يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakan: “Sesungguhnya aku hanya seorang
manusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhanmu adalah
Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah dia mengerjakan amal saleh dan janganlah dia mempersekutukan
seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.
Banyak
ayat Al-Quran yang menggunakan kata “basyar” yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia sebagai “basyar”,
yaitu secara bertahap sehingga mencapai
tahap kedewasaan.
Al-Quran
surah Al-Rum (surah ke-30) ayat 20.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ
خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ
Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakanmu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Al-Quran
surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 47 menyatakan bahwa Maryam heran akan bisa
memperoleh anak tanpa disentuh “basyar”, yaitu manusia dewasa yang mampu
berhubungan seks.
قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ
لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا
يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Maryam
berkata, “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum
pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun”. Allah berfirman (dengan
perantaraan Jibril), “Demikian Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata
kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah dia.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187 menyatakan “basyiruhunna” diartikan
hubungan seks.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ
الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ
لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ
فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا
كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ
الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ
أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ
عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ
كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dihalalkan
bagimu pada malam hari bulan Ramadan bercampur dengan istri-istrimu; mereka
adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan
memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang
telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang
putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakan puasa itu sampai
(datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beriktikaf
dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian
Allah menerangkan yat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Kata “basyar”
dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia, yang menjadikannya
mampu memikul tanggung jawab.
Sehingga
tugas kekhalifahan dibebankan kepada “basyar”.
Al-Quran
surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 28.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ
إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk.”
Kata “insan”
terambil dari akar kata “uns” yang berarti “jinak,
harmonis, dan tampak”.
Pendapat
ini, jika ditinjau dari sudut pandang
Al-Quran lebih tepat dibandingkan dengan pendapat bahwa “insan”
terambil dan kata
“nasiya” (lupa), atau
“nasa-yanusu” (berguncang).
Ketika
berbicara tentang penciptaan
manusia pertama, Al-Quran menunjuk kepada sang Pencipta
dengan menggunakan pengganti nama berbentuk tunggal: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dan tanah”.(QS Shad [38]: 71).
“Apa yang menghalangimu (iblis) sujud kepada
apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku?” (0S Shad [38]: 75).
Tetapi
ketika berbicara tentang
reproduksi manusia secara umum,
Allah Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk
jamak.
Al-Quran
surah At-Tin (surah ke-95) ayat 4.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya
Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.
Hal
itu menunjukkan perbedaan proses kejadian
manusia secara umum dengan proses kejadian Nabi Adam.
Penciptaan
manusia secara umum, melalui proses
keterlibatan Allah melibatkan suami dan istri.
Keterlibatan
ibu dan bapak mempunyai pengaruh dalam bentuk fisik dan psikis
anak.
Dalam penciptaan
Nabi Adam, tidak terdapat keterlibatan ibu dan bapak.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment