WAHYU AWAL KE-11 DAN KE-12 DALAM AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang wahyu awal ke-11 dan ke-12 dalam Al-Quran yang berasal dari Allah dikirimkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Wahyu awal ke-11 adalah surah Ad-Dhuha, surah ke-93 ayat 1-11.
• • • •
“Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu, dan sesungguhnya hari kemudian lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan), dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hatimu menjadi puas”.
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
“Oleh sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang, dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya, dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”.
Dalam penjelasan surah ini diterangkan bahwa ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad terhenti untuk beberapa waktu, orang-orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadaNya”. Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad akan menjumpai kemenangan, sedangkan pada awalnya penuh dengan kesulitan, sebagian ahli tafsir mengartikan “akhirat’ dengan kehidupan akhirat dana segala kesenangannya, sedangkan “ula” adalah kehidupan dunia.
Yang dimaksud dengan Nabi bingung adalah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad sebagai jalan untuk memimpin umat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Wahyu awal ke-12 adalah surah Al-Lail, surah ke-92 ayat 1- 21.
• • • • • • • • •
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”.
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar, dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa”.
“Sesungguhnya kewajiban Kami memberikan petunjuk, dan sesungguhnya kepunyaan Kami akhirat dan dunia, maka Kami memperingatmu dengan neraka yang menyala-nyala, tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman)”.
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi, dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan”. ‘.
Dalam penjelasan surah ini diterangkan bahwa yang dimaksud dengan orang yang merasa dirinya cukup adalah orang yang merasa tidak memerlukan pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada Allah.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
Wednesday, September 13, 2017
Home »
» 264. 11.12
0 comments:
Post a Comment