BUKTI KEBENARAN AL-QURAN
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bukti kebenaran
Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
Para ulama memberikan contoh tentang keseimbangan ayat-ayat Al-Quran, yang dapat kita simpulkan berikut
ini.
Ke-1, Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya (lawan
kata).
Kata “al-hayah” (hidup) dan kata “al-maut” (mati) masing-masing sebanyak
145 kali; kata “al-naf” (manfaat) dan kata “al-madharrah” (mudarat)
masing-masing sebanyak 50 kali; kata “Al-har”
(panas) dan “al-bard” (dingin) masing-masing 4 kali; kata “Al-shalihat” (kebajikan) dan “al-sayyiat”
(keburukan) masing-masing 167 kali.
Kata “al-Thumaninah” (kelapangan / ketenangan) dan “al-dhiq” (kesempitan
/ kekesalan) masing-masing 13 kali; kata
“al-rahbah” (cemas / takut) dan “al-raghbah” (harap / ingin) masing-masing 8
kali; kata “al-kufr” (kekufuran) dan kata
“al-iman” (iman) dalam bentuk definite masing-masing 17 kali.
Kata “kufr” (kekufuran) dan kata “ima”n (iman) dalam bentuk indifinite
masing-masing 8 kali; dan kata “al-shayf”
(musim panas) dan “al-syita” (musim dingin) masing-masing 1 kali.
Ke-2, Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya / makna yang
dikandungnya.
Kata “al-harts” dan kata “al-zira'ah” (membajak/bertani) masing-masing
14 kali; kata “Al-ushb” dan kata “al-dhurur”
(membanggakan diri/angkuh) masing-masing 27 kali; kata “al-dhallun” dan kata “al-mauta”
(orang sesat/mati [jiwanya]) masing-masing 17 kali;
Kata “al-Qur'an”, kata “al-wahyu” dan kata “al-Islam” (quran, wahyu dan
Islam) masing-masing 70 kali; kata “al-aql”
kata “al-nur” (akal dan cahaya) masing-masing 49 kali; dan kata “al-jahr” dan kata “al-'alaniyah”
(nyata) masing-masing 16 kali.
Ke-3, Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang
menunjuk kepada akibatnya.
Kata “al-infaq” (infak) dengan kata “al-ridha” (kerelaan) masing-masing
73 kali; kata “al-bukhl” (kekikiran)
dengan kata “al-hasarah” (penyesalan) masing-masing 12 kali; kata “Al-kafirun”
(orang-orang kafir) dengan kata “al-nar” / ”al-ahraq” (neraka / pembakaran)
masing-masing 154 kali.
Kata “al-zakah” (zakat / penyucian) dengan kata “al-barakat” (kebajikan
yang banyak) masing-masing 32 kali; dan kata “al-fahisyah” (kekejian) dengan kata
“al-ghadhb” (murka) masing-masing 26 kali.
Ke-4, Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
Kata “al-israf” (pemborosan) dengan “al-sur'ah”
(ketergesa-gesaan) masing-masing 23 kali; kata “al-mau'izhah” (nasihat/petuah)
dengan “al-lisan” (lidah) masing-masing 25 kali; kata “al-asra” (tawanan) dengan “al-harb’
(perang) masing-masing 6 kali; • dan
kata “al-salam” (kedamaian) dengan “al-thayyibat” (kebajikan) masing-masing 60
kali.
Ke-5, Keseimbangan yang khusus.
(a) Kata “yaum” (hari) dalam bentuk tunggal
sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun, sedangkan kata hari yang
menunjuk kepada bentuk plural “ayyam” atau dua “yaumaini”, jumlah
keseluruhannya hanya 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam sebulan, serta kata
yang berarti “syahr” (bulan) hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan
dalam setahun.
(b) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada 7
lapis, dan penjelasan ini diulanginya sebanyak 7 kali pula, yakni dalam
ayat-ayat Al-Baqarah (2:29), Al-Isra'(17: 44), Al-Mukminun (23:86), Fushshilat
(41:12), At-Thalaq (65:12), Al-Mulk (67: 3), dan Nuh (71:15). Penjelasan
tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam 7
ayat.
(c) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan
Tuhan, yaitu “Rasul” (rasul), atau “nabiy” (nabi), atau “basyir” (pembawa
berita gembira) atau “nadzir” (pemberi peringatan) keseluruhannya berjumlah 518
kali, dengan jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul
dan pembawa berita tersebut, yaitu 518 kali.
Pemberitaan gaib dalam Al-Quran ternyata
terbukti benar.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 92 pemberitaan gaib dalam Al-Quran ternyata
benar.
فَالْيَوْمَ
نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ
النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan
badanmu (Firaun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan Kami”.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 92 menyatakan badan Firaun akan
diselamatkan untuk pelajaran bagi generasi berikutnya, karena sebelumnya tidak
seorang pun yang mengetahui hal tersebut, karena peristiwanya telah terjadi
sekitar 1200 tahun Sebelum Masehi, dan pada tahun 1896 Masehi, ahli purbakala
Loret menemukan sebuah mumi di Lembah Raja Luxor Mesir, yang dari data-data
sejarah terbukti bahwa itu adalah Fir'aun yang bernama Maniptah yang pernah
mengejar Nabi Musa.
Pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapatkan izin dari pemerintah
Mesir untuk membuka pembalut tubuh Fir'aun itu, dan ternyata yang ditemukannya
adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi
yang “ummi” (yang tidak pandai membaca dan menulis).
Setiap orang yang pernah berkunjung ke museum Kairo, akan dapat melihat
Firaun tersebut, dan masih banyak ragam dan peristiwa gaib yang telah
diungkapkan Al-Quran yang belum mungkin ditampilkan dalam tulisan ini.
Isyarat ilmiah dalam Al-Quran yang terbukti benar setelah dibuktikan
dengan sains dan teknologi modern.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 5 menyatakan bahwa cahaya
matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan sinar bulan adalah pantulan dari
cahaya matahari.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً
وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ
وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ
الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dia Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 223 menyatakan bahwa jenis
kelamin bayi ditentukan oleh sperma pria, sedangkan wanita sekadar mengandungnya,
karena wanita hanya bagaikan “ladang”.
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ
أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا
أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman”.
Dan masih banyak lagi lainnya yang semuanya baru diketahui belakangan ini,
maka dari manakah Nabi Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Allah Yang Maha
Mengetahui?
Semua aspek tersebut memberikan bukti bahwa petunjuk dan pedoman yang
disampaikan oleh Al-Quran adalah pasti benar, sehingga dengan demikian manusia
yakin dan secara tulus ikhlas mengamalkan petunjuk dalam Al-Quran.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment