Friday, July 13, 2018

961. ABU LAHAB

Khutbah Jumat
ABU LAHAB DAN BUKTI KEBENARAN AL-QURAN
Khutbah-1
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْر
 أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ
 فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
 وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى    سيد نا  مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ
وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

Para jamaah yang berbahagia,
      Marilah kita selalu meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Para jamaah yang berbahagia,
      Al-Quran surah Al-Lahab ( surah ke-111) ayat 1-5.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

     Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.  
Para jamaah yang berbahagia,
      Banyak bukti yang menunjukkan kebenaran Al-Quran, salah satunya adalah surah Al-Lahab (surah ke-111) dari 114 surah dalam Al-Quran yang berisi 5 ayat.
    Menurut Ibnu Abbas, “azbabun nuzul” (penyebab turunnya)  ayat ini berkenaan dengan sikap dan perilaku Abu Lahab terhadap Nabi Muhammad.
Para jamaah yang berbahagia,
      Abu Lahab adalah pakdenya Nabi, besannya Nabi, rumahnya berdempetan dengan rumah Nabi, dan dua putri Nabi dengan Khadijah (Ruqaiyah dan Umi Kulsum), dinikahkan dengan Utbah dan Utaibah (dua putra Abu Lahab), mereka dinikahkan sebelum Nabi Muhammad diangkat  menjadi rasul.
      Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama di gua Hira di puncak gunung Jabal Nur melalui malaikat Jibril sekitar umur 40 tahun.
      Ketika Nabi diangkat menjadi Rasul, maka Abu Lahab sangat amat murka, lalu kedua putranya diperintahkan agar menceraikan dua putri Nabi, dan sejak saat  itu, hampir setiap hari Abu Lahab dan istrinya mengganggu Nabi Muhammad dengan kasar dan biadab.
     Abu Lahab dan istrinya selalu menyebarkan kabar bohong tentang Nabi, memasang duri, melontarkan kotoran, melempari dengan batu, dan perbuatan jahat lainnya kepada Nabi Muhammad yang ketika itu, Nabi diam saja dan tidak membalasnya, karena  Abu Lahab adalah saudara kandung ayah Nabi sendiri.
      Ketika mendengar Abdullah (putra Nabi) yang masih kecil wafat, maka Abu Lahab amat gembira dan seketika itu dia menjumpai teman-temannya, berteriak dengan keras bahwa Nabi Muhammad telah terputus dari rahmat Allah. 
      Setelah turun surat Asy-Syuara (surah ke-26) ayat 214 memerintahkan Nabi Muhammad untuk berdakwah secara terbuka, maka Nabi Muhammad  mulai berdakwah secara terbuka.

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

      Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang dekat.
     Nabi Muhammad mengundang Bani Hasyim untuk rapat keluarga (hadir 45 orang), tetapi sebelum Nabi Muammad berbicara, Abu Lahab langsung menyela lebih dahulu, “Semua yang hadir di sini adalah paman-pamanmu sendiri dengan anak-anaknya, segeralah kamu bicara, jika ingin berbicara, jangan bersikap kekanakan.”
      Abu Lahab melanjutkan, “Ketahuilah, bahwa tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi kepada keluarga kami. Dengan begitu, aku berhak menghukummu, biarkan urusan keluarga bapakmu. Jika kamu tetap bertahan pada urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada semua kabilah Quraisy menyerangmu.”
       “Jangan sampai semua bangsa Arab ikut campur tangan, karena selama ini tidak ada seorang pun dari keluarga bapakmu yang berbuat macam-macam,” tegas Abu Lahab.  Ketika itu, Nabi Muhamad diam saja dan tidak berbicara sepatah pun.
       Pada kesempatan yang lain, Nabi Muhammad mengundang keluarga Bani Hasyim lagi, tetapi kali ini Nabi Muammad bersabda,”Segala puji bagi Allah dan saya memuji-Nya. Saya memohon pertolongan, yakin, dan tawakal kepada-Nya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan, selain Allah semata dan tidak ada sekutu bagi Allah.”
      Nabi Muhammad melanjutkan, ”Sesungguhnya, seorang pemandu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah, yang tidak ada tuhan selain Dia. Sesungguhnya saya adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus dan kepada manusia secara umum.”
     “Demi Allah, sungguh kalian akan mati layaknya orang tidur nyenyak dan akan dibangkitkan lagi bagaikan bangun tidur. Kita akan dihisab terhadap apa saja yang kita perbuat. Kemudian, di sana nanti akan ada surga yang abadi dan neraka yang kekal pula,”  lanjut Nabi Muhammad.
     Abu Lahab berteriak, “Demi Allah, ini kabar buruk, langsung ambil tindakan terhadapnya, sebelum orang lain yang melakukannya.” “Demi Allah, kami akan tetap melindunginya, selama kami masih hidup,“ jawab Abu Thalib (paman Nabi yang lain) yang menjadi  Kepala Suku Quraisy saat itu. 
      Menurut sejarah, ayah Nabi (Abdullah) wafat umur 25 tahun, ketika Nabi Muhammad belum lahir, sedangkan Aminah (ibu Nabi)  meninggal saat usia Nabi 6 tahun.
     Kemudian Abdul Muththalib (kakek Nabi) yang mengasuh Nabi selama 2 tahun (sejak Nabi berumur 6 sampai 8 tahun), kemudian Abu  Thalib yang menjadi bapak asuh Nabi Muhammad, sejak beliau berusia 8 sampai 50 tahun
      Mulai saat itu, Nabi Muhammad merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindunginya, maka pada suatu hari Nabi Muhammad mengundang semua suku Quraisy untuk berkumpul di bukit Safa. 
     Nabi Muhammad berdiri di atas batu besar dan berseru, ”Wahai semua suku kaum Quraisy, bagaimana pendapat kalian, jika kukabarkan bahwa di sekitar lembah ini ada pasukan yang mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?” “Ya, benar,” jawab mereka, “kami menyaksikan engkau tidak pernah berbohong, pengalaman kami selama ini engkau selalu jujur.”
      Nabi Muhammad melanjutkan,”Sesungguhnya saya memberi peringatan kepada kalian, sebelum datangnya azab yang pedih.” Abu Lahab murka, “Celakalah kamu Muhammad, apakah kamu mengumpulkan kami hanya untuk ini!” Kemudian turunlah surah Al-Lahab (surah ke-111), “Celakalah ke dua tangan Abu Lahab.”  
     Surah Al-Lahab (surah ke-111) turun ketika Nabi Muhammad berumur 43 tahun, surah ini diterima Nabi melalui malaikat Jibril, 12  tahun sebelum Abu Lahab meninggal dunia.
      Surah Al-Lahab (surah ke-111) menjelaskan dengan yakin dan gamblang, bahwa Abu Lahab dan isterinya pasti dilemparkan ke dalam neraka Jahanam, padahal ketika surah Al-Lahab ini turun kepada Nabi Muhammad, Abu Lahab dan isterinya masih segar bugar, artinya Abu Lahab masih hidup selama 12  tahun lagi sejak ayat tersebut diturunkan.
     Berarti, selama 12  tahun, masih banyak peristiwa yang akan terjadi, tetapi Al-Quran dengan yakin, tegas, dan jelas telah memastikan Abu Lahab dan istrinya akan dimasukkan ke dalam neraka, ternyata Al-Quran Terbukti benar
      Abu Lahab dan istrinya memiliki kesempatan selama 12 untuk membuktikan bahwa Al-Quran salah dan keliru. Jika Abu Lahab ingin menunjukkan Al-Quran salah dan keliru sangat gampang, yaitu Abu Lahab dan istrinya masuk Islam.
     Jika Abu Lahab membaca “dua kalimat syahadat” (Saya bersaksi tidak tuhan selain Allah, dan saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah), artinya jika Abu Lahab atau istrinya masuk Islam, maka surah Al-lahab terbukti salah.
      Jika Abu lahab ingin membuktikan Al-Quran salah, maka Abu Lahab cukup menyatakan masuk Islam, maka surah Al-Lahab salah dan terbukti ada ayat dalam Al-Quran yang salah dan keliru.
     Jika Abu Lahab dan istrinya masuk Islam berarti Al-Quran terbukti salah dan terbukti keliru! Tetapi kenyataannya, hal itu tidak pernah terjadi, karena selama 12  tahun Abu Lahab hidup, sejak surah Al-Lahab turun, sampai matinya dia tetap kafir.
     Padahal selama 12  tahun itu  banyak saudara dan teman Abu Lahab yang berikrar masuk Islam, tetapi kenyataannya sampai meninggal dunia Abu Lahab tetap kafir dan tetap tidak  beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
      Mengapa? Karena Al-Quran adalah wahyu dari Allah yang dikirimkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, Al-Quran bukan karangan Nabi Muhammad dan bukan hasil literasi atau karya tulis Nabi Muhammad.
    Jadi, kisah Abu Lahab ini yang termuat dalam surah Al-Lahab (surah ke-111) dalam Al-Quran adalah salah satu bukti kebenaran Al-Quran. Subhanallah (Maha Suci Allah).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْم
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

duduk























Related Posts:

0 comments:

Post a Comment