BAHASA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang perkembangan bahasa yang
terjadi dalam masyarakat?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1. Meskipun Al-Quran menggunakan kosakata
(perbendahaaraan kata) yang dipakai oleh orang-orang Arab pada zaman turunnya, tetapi
pengertian kosakata tersebut tidak selalu sama dengan pengertian yang populer
di kalangan mereka.
2. Al-Quran memakai kosakata tersebut,
tetapi bukan lagi dalam bidang ilmu semantik ( ilmu tentang makna kata dan
kalimat) yang mereka kenal.
3. Perkembangan bahasa Arab sekarang ini
telah memberikan pengertian baru bagi kosakata yang digunakan oleh Al-Quran,
sehingga seseorang tidak bebas untuk memilih pengertian yang dikehendakinya
atas dasar pengertian satu kosakata pada masa pra-Islam atau yang kemudian
berkembang.
4. Seorang mufasir (ahli tafsir) harus
memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan serta konteks pembicaraan ayat
Al-Quran, serta harus memperhatikan penggunaan Al-Quran terhadap setiap
kosakata, dan mendahulukannya dalam memahami kosakata tersebut daripada
pengertian yang dikenal pada masa pra-Islam.
5. Secara umum tidak dibenarkan menggunakan pengertian
baru yang berkembang kemudian, apabila tidak ditemukan pengertian khusus yang Qurani
bagi satu kosakata atau terdapat petunjuk bahwa pengertian Qurani tersebut
bukan itu yang dimaksudkan oleh ayat.
6. Seorang mufasir (ahli tafsir) bebas
memilih arti yang dimungkinkan menurut pemikirannya dari beberapa arti.
7. Al-Quran surah Al-Alaq, surah ke-96 ayat
2.
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
8. Kata “alaq” dalam Al-Quran wahyu pertama surah Al-Alaq (surah
ke-96) ayat 2, mempunyai banyak arti.
9. Kata “alaq” dapat diartikan “segumpal
darah”, “sejenis cacing (lintah)”, “sesuatu yang berdempet dan bergantung”, “kebergantungan”,
dan sebagainya.
10. Seorang mufasir mempunyai kebebasan untuk
memilih salah satu dari arti tersebut, dengan menampilkan alasannya.
11. Perbedaan pendapat oleh para mufasir akibat
pemilihan arti tersebut harus ditoleransi dan ditampung, asalkan dikemukakan dengan
tanggung jawab dan kesadaran.
12. Agama Islam menilai bahwa mufasir (ahli
tafsir) yang mengemukakannya pada saat itu memperoleh pahala dari Allah, meskipun
seandainya kemudian tafsirnya terbukti keliru.
13. Para mufasir (ahli tafsir) telah bersusah
payah berusaha dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab sesuai dengan
kemampuan mereka.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver
3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment