Friday, November 9, 2018

1428. BAHASA


BAHASA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang perkembangan bahasa yang terjadi dalam masyarakat?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Meskipun Al-Quran menggunakan kosakata (perbendahaaraan kata) yang dipakai oleh orang-orang Arab pada zaman turunnya, tetapi pengertian kosakata tersebut tidak selalu sama dengan pengertian yang populer di kalangan mereka.
2.    Al-Quran memakai kosakata tersebut, tetapi bukan lagi dalam bidang ilmu semantik ( ilmu tentang makna kata dan kalimat) yang mereka kenal.
3.    Perkembangan bahasa Arab sekarang ini telah memberikan pengertian baru bagi kosakata yang digunakan oleh Al-Quran, sehingga seseorang tidak bebas untuk memilih pengertian yang dikehendakinya atas dasar pengertian satu kosakata pada masa pra-Islam atau yang kemudian berkembang.
4.    Seorang mufasir (ahli tafsir) harus memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan serta konteks pembicaraan ayat Al-Quran, serta harus memperhatikan penggunaan Al-Quran terhadap setiap kosakata, dan mendahulukannya dalam memahami kosakata tersebut daripada pengertian yang dikenal pada masa pra-Islam.
5.    Secara umum tidak dibenarkan menggunakan pengertian baru yang berkembang kemudian, apabila tidak ditemukan pengertian khusus yang Qurani bagi satu kosakata atau terdapat petunjuk bahwa pengertian Qurani tersebut bukan itu yang dimaksudkan oleh ayat.
6.    Seorang mufasir (ahli tafsir) bebas memilih arti yang dimungkinkan menurut pemikirannya dari beberapa arti.
7.    Al-Quran surah Al-Alaq, surah ke-96 ayat 2.
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
8.    Kata “alaq” dalam  Al-Quran wahyu pertama surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 2, mempunyai banyak arti.
9.    Kata “alaq” dapat diartikan “segumpal darah”, “sejenis cacing (lintah)”, “sesuatu yang berdempet dan bergantung”, “kebergantungan”, dan sebagainya.
10. Seorang mufasir mempunyai kebebasan untuk memilih salah satu dari arti tersebut, dengan menampilkan alasannya.
11. Perbedaan pendapat oleh para mufasir akibat pemilihan arti tersebut harus ditoleransi dan ditampung, asalkan dikemukakan dengan  tanggung jawab dan kesadaran.
12. Agama Islam menilai bahwa mufasir (ahli tafsir) yang mengemukakannya pada saat itu memperoleh pahala dari Allah, meskipun seandainya kemudian tafsirnya terbukti keliru.
13. Para mufasir (ahli tafsir) telah bersusah payah berusaha dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab sesuai dengan kemampuan mereka.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment