TIMUR
DAN BARAT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang Timur dan Barat (akal dan jiwa) menurut
Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Terdapat
ungkapan yang menyatakan tentang Timur dan Barat, yaitu bahwa Timur adalah
Timur dan Barat adalah Barat dan keduanya tidak dapat bertemu.
2. Sampai
sekarang ini kita masih sering mendengarkan penilaian negatif pihak Barat
terhadap kebijakan dan sikap masyarakat yang berada di belahan Timur dunia ini.
3. Masalah
hak asasi dan demokrasi serta beberapa perincian agama Islam, munculnya perbedaan
penilaian disebabkan oleh kacamata yang digunakan pihak Barat tidak sepenuhnya
sama dengan kacamata yang digunakan oleh pihak Timur.
4. Pada
zaman dahulu dan mungkin sampai sekarang, belahan Timur dunia terutama Timur
Jauh seperti India dan Cina, mengandalkan intuisi dan penyucian jiwa guna
mencapai kebenaran.
5. Penduduk
bumi belahan Timur hampir-hampir saja mengabaikan penalaran akal dan analisis,
sehingga mereka memandang segala sesuatu dengan jiwa bukannya dengan akal.
6. Orang-orang
yang berada di belahan timur pada umumnya bagaikan membiarkan perincian segala
sesuatu berserakan, bahkan menikmati perincian seperti seseorang yang menikmati
keindahan bunga tanpa melihat duri yang mengelilinginya, seperti pandangan
seniman atau sufi dan memang demikian halnya jiwa manusia.
7. Manusia
yang berada di belahan barat dunia pada umumya, mengandalkan penalaran akal dan
analisis untuk membaca fenomena alam, sehingga membuat mereka sering kali
melupakan nilai spiritual.
8. Pada
tahun 1972, “Club of Rome” dalam laporannya yang berjudul “Reconstituting the
Human Community” menekankan perlunya pihak Barat menggali nilai spiritual dan
agama dari pihak Timur.
9. Kabarnya,
salah satu tujuan utama Alexander The Great (356-324 SM) dalam upaya dan
keberhasilannya menaklukkan Timur dan Barat adalah untuk mempertemukan kedua
cara pandang yang berbeda itu.
10. Ajaran
Islam yang mengajarkan perpaduan antara jiwa dan akal, sebagian ahli menilai posisi
umat Islam dinamakan “ummatan washatan” (umat pertengahan).
11. Mungkin
cara pandang Timur dan Barat, seperti telah dikemukakan di atas tidak lagi
sepenuhnya benar, tetapi yang pasti, karena semakin menyempitnya dunia,
sisa-sisa cara pandang tersebut masih terasa hingga kini.
12. Kalau
mereka memandang sesuatu terlepas dari subjektivitas dan kepentingan, itu patut
dihargai.
13. Tetapi
apabila pandangan itu sedemikian sehingga kemampuan nalar mereka dapat mengemas
tujuan subjektivitas tersebut dalam kemasan yang diduga sebagai ilmiah dan
objektif, hal itu patut kita cermati.
14. Kepentingan
studi kebaratan bukan hanya untuk mengetahui cara pandang Barat terhadap Timur
dan sebab-sebab kelemahan serta keistimewaan mereka.
15. Tetapi
dalam rangka memadukan kedua potensi
yang dimiliki manusia (potensi jiwa dan akal), yang kini sering kali terasa
hanya ditekankan pada satu sisi, yaitu sisi penalaran akalnya saja.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment