Friday, November 23, 2018

1520. HUDAIBIYAH


HUDAIBIYAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang tujuh kata yang dihapus oleh Nabi Muhammad dalam Perjanjian Hudaibiyah?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Dalam sejarah Islam dikenal Perjanjian Hudaibiyah.
a.    Pada tahun ke-6 Hijriah terjadi kesepakatan perdamaian.
b.    Antara Nabi Muhammad dengan Suhail bin Amr yang ketika itu mewakili mayoritas penduduk Mekah yang masih musyrik.
2.    Perjanjian Hudaibiyah dinilai oleh banyak sahabat Nabi Muhammad sebagai sangat menguntungkan kaum kafir Quraisy.
3.    Meskipun banyak ahli Al-Quran yang kemudian menilai bahwa Allah menyebutnya dengan “fathul mubin” (kemenangan yang sangat jelas bagi kaum Muslim).
4.    Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-48) ayat 1.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
5.    Orang yang mendatangi Muhammad untuk memeluk agama Islam, harus dikembalikan, tetapi orang yang meninggalkan beliau menuju Mekah tidak dapat dikembalikan.
6.    Demikian salah satu butir perjanjian yang sulit dipahami oleh para sahabat Nabi Muhammad.
7.    Para sahabat bertanya,“Mengapa perjanjian seperti itu disepakati oleh Nabi Muhammad?”
8.    Reaksi yang ditimbulkannya belum seberapa apabila dibandingkan dengan penghapusan tujuh kata yang dilakukan oleh Nabi ketika merumuskan Perjanjian Hudaibiyah tersebut.
9.    Nabi Muhammad bersabda,”Wahai Ali, tulislah Bismillahir rahmanir rahim.” Ali pun segera menuliskannya.
10. Tetapi Suhail bin  Amr dengan cepat berkata,”Kami tidak mengenal Ar-Rahman, hapuslah kata itu dan gantilah dengan “Dengan namamu, wahai Tuhan”.
11. Nabi Muhammad menyetujui dan memerintahkan untuk menghapus basmalah tersebut.
12. Nabi Muhammad bersabda,”Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah dengan Suhail bin Amr.”
13. Suhail bin Amr berkata,”Tidak, tidak! Jika kami mengakuimu sebagai utusan Allah, maka kami tidak akan memerangimu. Hapuslah itu dan gantilah dengan Muhammad bin Abdullah”.
14. Sekali lagi Nabi Muhammad menyetujuinya sambil bersabda,”Demi Allah, aku adalah utusan Allah, meskipun kalian mengingkarinya, hapuslah kata tersebut wahai Ali!”.
15. Ali bin Abi Thalib tampak ragu untuk menghapusnya dan para sahabat yang lain menggerutu.
16. Umar bin Khattab berkata,”Mengapa kita harus menerima kehinaan bagi agama kita?”
17. Nabi Muhammad bersabda,”Tenanglah wahai Umar, aku adalah utusan Allah”.
18. Nabi Muhammad mengambil konsep naskah perjanjian tersebut lalu menghapusnya dengan tangan beliau sendiri kalimat,”Muhammad Rasul Allah”.
19. Demikianlah, Nabi Muhammad menghapus tujuh kata dalam konsep Perajnian Hudaibiyah.
1)    Bismi.
2)    Allah.
3)    Rahman.
4)    Rahim.
5)    Muhammad.
6)    Rasul.
7)    Allah.
20. Peristiwa ketika menyusun konsep Perjanjian Hudaibiyah tersebut, menunjukkan betapa luwes dan sabarnya sikap Nabi Muhammad menghadapi kaum musyrik untuk mencapai perdamaian.
21. Padahal Nabi Muhammad sadar bahwa kaum musyrik sebenarnya tidak paham,  tidak mau mengerti, dan hanya mencari-cari alasan saja.
22. Begitulah kaum kafir, ketika dalam “diskusi ilmiah” mereka samakan dengan “pokrol” (pandai berbantah, berdebat, berputar lidah, dan sebagainya).
23. Kaum kafir hanya pandai berdebat, membantah, dan berputar lidah saja.
a.    Keluwesan mereka nilai sebagai kelemahan.
b.    Perjanjian yang telah disetujui dilanggarnya sendiri.
c.    Yang diperlukan adalah ketegasan terhadap kaum kafir.
d.    Meskipun masih selalu diliputi rahmat dan kasih sayang sesama manusia.
24. Pada tahun ke-8 Hijriah, pasukan Nabi Muhammad memasuki kota Mekah.
a.    Sebagai sanksi hukuman atas pelanggaran perjanjian Perjanjian Hudaibiyah.
b.    Nabi Muhammad mengingatkan untuk tidak menumpahkan darah.
c.    Beliau menolak para sahabat yang bermaksud menjadikan hari tersebut sebagai hari pembalasan.
d.    Nabi Muhammad bersabda,”hari ini adalah hari kasih sayang.”
25. Nabi Muhammad mengumandangkan semboyan,”Saudara sebangsa yang mulia dan putra saudara sebangsa yang mulia”.
26. Sungguh agung akhlak Nabi Muhammad dan alangkah wajarnya kita mencontoh dan meneladaninya.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment