Friday, November 23, 2018

1513. PENGABDIAN


PENGABDIAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hakikat pengabdian  menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Kata “abdi” terambil dari kata “abd” yang mengandung arti “tumbuhan yang memiliki aroma yang harum”, “anak panah”, dan “sesuatu yang memilki hamba sahaya”.
2.    Seorang “abdi” seharusnya menggambarkan hal berikut ini.
a.    Memberikan aroma yang harum bagi lingkungannya.
b.    Menjadi alat bagaikan alat panah.
c.    Dimiliki secara penuh oleh si pemilik (orang tempat dia mengabdi).
3.    Hakikat pengabdian adalah berikut ini.
a.    Pertama, seorang abdi menganggap dirinya tidak mempunyai milik pribadi, semuanya milik tuannya, bahkan dirinya adalah  milik tuannya.
b.    Kedua, semua kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan tuannya.
c.    Ketiga, tidak memastikan sesuatu pun tanpa izin dari tuannya.
4.    Jika seseorang tidak menganggap sesuatu yang berada dalam wewenangnya sebagai miliknya, maka segala kemampuannya akan dikerahkan tanpa mempertimbangkan keuntungan apa pun.
5.    Seseorang yang menjadikan segala usahanya bertumpu pada sesuatu yang diperintahkan kepadanya.
a.    Tidak akan mengisi waktunya dengan sia-sia.
b.    Tidak untuk memperebutkan kursi kebanggaan.
c.    Tidak memperbanyak harta untuk kemegahan.
6.    Jika seseorang tidak memastikan sesuatu pun, kecuali setelah mendapatkan izin dari yang diabdi, maka apa pun cobaan dan tugas yang dibebankan kepadanya akan dipikulnya dengan senang hati.
7.    Kalau ketiga hal ini telah menghiasi jiwa seseorang, maka dunia dengan segala gemerlapannya, iblis dengan berbagai tipu dayanya, bahkan seluruh makhluk sekalipun, tidak akan memberi dampak negatif apa pun bagi dirinya.
8.    Kepada siapa pun seseorang mengabdi, misalnya kepada Tuhan, kepada negara, atau mungkin kepada seorang manusia, ketiga persyaratan yang disebutkan di atas harus terpenuhi untuk kesempurnaan pengabdian.
9.    Pernyataan seorang Muslim ketika salat, “Hanya kepada-Mu kami mengabdi”, mengandung pengakuan berikut ini.
a.    Hanya Allah yang memiliki wewenang dan pemilikan yang penuh.
b.    Seorang Muslim yang menyatakan hal ini mengakui pula bahwa dirinya adalah hamba  yang dimiliki oleh Allah.
10. Pengakuan berganda ini menghasilkan kehadiran Allah secara terus menerus dalam benak si pengabdi, karena ketika kita berkata “rumah”, maka yang terbayang hanya bentuk “rumah”.
11. Ketika kita berkata “rumah si A”, maka yang hadir dalam benak kita adalah “rumah dan si A”, sehingga kehadiran si A inilah yang menjadi pendorong bagi sempurnanya segala aktivitas.
12. Para ulama menjelaskan bahwa masih banyak di antara kita belum menghayati secara benar arti ikrarnya sebagai “abdi Tuhan” atau sebagai “abdi Negara”.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment