Wednesday, April 10, 2019

2104. CARA MEMBACA AL-QURAN




CARA MEMBACA AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara membaca Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
  1. Tertib urutan surah dan ayat dalam mushaf Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah hasil susunan Nabi Muhammad berdasarkan bimbingan dari Allah.
  2. Sekarang ini, umat Islam membaca mushaf A-Quran mulai surah ke-1 (surah Al-Fatihah) sampai surah ke-114 (surah An-Nas).
  3. Umat Islam membaca Al-Quran seperti membaca sebuah pembahasan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya.
  4. Ada orang yang membacanya dengan pendekatan tematik (berkenaan dengan suatu tema tertentu), ada pula yang membacanya sesuai dengan urutan kronologis turunnya.
  5. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 121.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

      “Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka orang-orang yang rugi”.
  1. Secara keseluruhan, Al-Quran adalah sebuah ilmu atau sebentuk ilmu yang mengandung nilai ilmiah yang telah, masih, dan akan dapat terus dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
  2. Sekarang ini, banyak orang sudah menemukan pembuktian kebenaran Al-Quran lewat berbagai disiplin bidang keilmuan.
  3. Pada zaman sekarang, kita dapat membaca banyak buku tentang kebenaran Al-Quran di internet, misalnya tulisan Harun Yahya, Zakir Naik, Maurice Bucaille, dan banyak lainnya.
  4. Nilai keilmuan dalam Al-Quran mencakup bidang sains dan filsafat, karena Al-Quran mengajarkan cara pandang terhadap dunia, konsep kebudayaan atau peradaban, sampai konsep kepribadian atau akhlak.
  5. Tujuan utama pengajaran Al-Quran adalah yang bersinggungan dengan konsep filsafat kebudayaan, peradaban, kepribadian, dan akhlak.
  6. Sedangkan yang bersinggungan dengan sains dan teknologi hanya ibarat sampiran dalam pantun yang berfungsi menguatkan pesan inti yang hendak disampaikan.
  7. Dalam segi teknik atau cara, atau tepatnya seni penguraian pesan, Al-Quran mempunyai cara atau gaya yang berbeda dari buku ilmiah karangan manusia.
  8. Oleh karena itu, orang yang terbiasa membaca buku ilmiah karangan manusia, pada umumnya merasa heran melihat susunan mushaf dan gaya bahasa Al-Quran.
  9. Dalam segi gaya bahasa (uslub), bahasa Al-Quran sangat kental warna sastranya, sangat kentara unsur puisinya, sangat jelas konsistensinya dalam menonjolkan ciri sajak persamaan atau persesuaian bunyi pada setiap akhir kalimat dan ayat.
  10. Dalam segi ini yang paling sulit dimunculkan dalam terjemahan, sehingga usaha HB Yassin untuk membuat terjemahan Al-Quran yang puitis, dapat dikatakan gagal atau tidak berhasil.
  11. Sebagai ilmu, Al-Quran dirancang untuk menjadi pedoman hidup manusia.
  12. Selain berisi nilai sains dan filosofis, Al-Quran jelas mengandung ajaran hidup yang praktis.
  13. Kepraktisan Al-Quran dibuktikan dengan cara pengajarannya yang dilakukan secara cicilan dan berangsur-angsur.
  14. Hal itu adalah keistimewaan Al-Quran untuk memenuhi kebutuhan pragmatis dakwah Nabi Muhammad dan para pendukung awalnya.
  15. Pragmatis adalah bersifat praktis dan berguna bagi umum, serta bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kemanfaatan.
  16. Al-Quran sebagai sebuah ilmu peradaban yang masuk ke dalam dimensi sejarah, berhadapan dengan gejolak psikologis Nabi Muhammad dan para pengikut awalnya, ditampilkan dalam situasi sosial dan politik sebagai alternatif solusi dari kemelut.
  17. Pengajaran Al-Quran dilakukan selama 23 tahun.
  18. Banyak orang kurang peduli bahwa dalam jangka waktu 23 tahun, seiring dengan pengajaran Al-Quran mengalir sebuah proses dakwah yang berdampak lokal sampai internasional.
  19. Dari proses pengajaran dan dakwah Al-Quran, maka lahir sebuah agama dunia yang baru yaitu agama Islam.
  20. Setelah Al-Quran selesai diajarkan dan diterapkan secara pragmatis untuk memenuhi kebutuhan zaman dengan segala situasi dan kondisinya, lalu Al-Quran  disusun menjadi sebuah buku.
  21. Penyusunan Al-Quran menjadi sebuah buku seperti yang kita dapati sekarang adalah penegasan bahwa Al-Quran secara keseluruhan adalah sebuah ilmu.
  22. Sebuah ilmu disusun, dituturkan, dan dituliskan berdasarkan tertib atau susunan rangkaian tertentu, yang dimulai dengan pembukaan, disusul uraian, dan ditutup dengan suatu kesimpulan.
  23. Al-Quran dibukukan dengan surat Al-Fatihah yang artinya “pembuka” diletakkan dalam urutan pertama.
  24. Setelah itu diletakkan beberapa surat panjang sebagai uraian dan diakhiri dengan beberapa surat pendek sebagai kesimpulan.
  25. Sebagai susunan buku atau mushaf Al-Quran yang memenuhi persyaratan ilmiah.
  26. Susunan topik Al-Quran yang “melompat-lompat dan kacau” terkandung rahasia tertentu yang menunjukkan bahwa Al-Quran memang istimewa yang berbeda dengan buku karangan manusia.
  27. Al-Quran dianugerahkan Allah sebagai teman hidup para umat Islam sepanjang zaman.
  28. Umat Islam akan selalu membaca Al-Quran secara berulang-ulang seumur hidupnya.
  29. Semakin sering membacanya dan semakin akrab dengan A-Quran, maka semakin mengetahui dan memahami seluk-beluknya.
  30. Cara membaca Al-Quran adalah berikut ini.
1)    Ke-1, Jika yang dimaksudkan membaca Al-Quran sebagai ilmu, maka perlakukan Al-Quran sebagai ilmu yang di dalamnya terdapat: pendahuluan, uraian, dan kesimpulan.
2)    Ke-2, Al-Quran dalam perincian per surat mempunyai susunan yang sama yaitu terdapat ayat yang berupa pendahuluan yang berisi gagasan inti, uraian, dan kesimpulan.
3)    Ke-3, Mengacu pada surah Al-Muzzammil (surah ke-73), maka membaca Al-Quran boleh dilakukan mulai dari hal yang paling mudah, sampai yang sulit menurut penilaian pembaca.
4)    Ke-4, Terdapat dalil yang mengatakan bahwa sebagian ayat dan surah Al-Quran dengan bagian yang lain saling dapat menafsirkan.
5)    Ke-5, Membaca Al-Quran secara tematik (menurut tema tertentu) sangat bagus untuk mencari penjelasan Al-Quran tentang tema tertentu.

  1. Menurut Para ulama memang benar bahwa sebagian ayat Al-Quran saling menafsirkan, dalam arti banyak istilah dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh Al-Quran sendiri.
  2. Misalnya istilah “al-muttaqin” dijelaskan dalam rangkaian ayat dalam surah Al-Baqarah, ada pula istilah yang penjelasannya ditemukan secara terpisah dalam surah lain.

Daftar Pustaka
  1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
  2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
  3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
  4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5.    Tafsirq.com online.      



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment