Saturday, April 27, 2019

2195 HAJI DAN POLITIK


HAJI DAN POLITIK
Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang panggilan ibadah haji dan politik?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Ibadah haji dapat dipahami secara baik apabila kita memahami Nabi Ibrahim dan keistimewaannya, karena ibadah haji berkaitan erat dengan pengalaman rohani Nabi Ibrahim.
2.    Paling sedikit, terdapat tiga keistimewaan Nabi Ibrahim yang tidak dimiliki oleh nabi yang lain, sekaligus dicerminkan dalam kegiatan ibadah haji.
1)    Nabi Ibrahim menemukan Allah melalui pencarian dan pengalaman rohani.
2)    Nabi Ibrahim mengubah kebiasaan mengorbankan manusia sebagai sesaji/tumbal yang dibatalkan oleh Allah dan diganti dengan dengan mengorbankan hewan ternak.
3)    Nabi Ibrahim adalah satu-satunya nabi yang bermohon agar diperlihatkan cara Allah menghidupkan makhluk yang mati dan permohonan tersebut dikabulkan oleh Allah.
3.    Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, dan keyakinanakan adanya hari akhir adalah makna terdalam dari setiap amalan ibadah haji.
4.    Jika seseorang mengerjakan ibadah haji tanpa menghayatinya, maka ibadah hajinya tidak memiliki banyak arti bagi jiwa manusia.
5.    Nabi Ibrahim mengumandangkan bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam, bukan Tuhan satu ras dan bangsa tertentu, serta bukan Tuhan yang terbatas untuk satu periode tertentu.
6.    Raja yang menyembah api, bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Jika kamu tidak mau menyembah patung, mengapa kamu tidak menyembah api?” “Karena air dapat memadamkan api,”jawab Nabi Ibrahim.
7.    Raja melanjutkan,”Kalau begitu, mengapa kamu tidak menyembah air?” “Karena awan yang mengandung air lebih wajar dari pada air,"jawab Nabi Ibrahim.
8.    Raja berkata,”Jika demikian, maka sembahlah awan!"“Angin yang menggiringnya lebih berkuasa daripada awan,”jawab Nabi Ibrahim.
9.    Raja berkata,”Kalau demikian,mengapa kamu tidak menyembah angin?"“Manusia yang dapat menghembuskan dan menarik angin lebih hebat daripada angin”, jawab Nabi Ibrahim.
10. Sebagian ulama berpendapat bahwa ibadah haji adalah ibadah murni yang tidak sah apabila dicampurkan dengan aktivitas keduniaan, seperti perdagangan dan masalah politik.
11. Pendapat ini ada benarnya, meski pun tidak sepenuhnya benar.
12. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 197 yang berbicara tentang larangan bercumbu, berkata cabul, dan bertengkar, sebagian sahabat Nabi Muhammad menduga bahwa larangan tersebut mencakup larangan berdagang, karena seringkali terjadi pertengkaran.
13. Dugaan tersebut diluruskan oleh Al-Quran dalam surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 198 yang menyatakan bahwa tidak ada dosa bagimu mencari rezeki karunia dari Allah dengan perniagaan pada musim haji.

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ ۚ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ
      Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.

14. Dalam bidang politik juga diperbolehkan, asalkan dengan cara yang sehat dan santun, dan menjadi terlarang apabila dapat mengganggu kekhusyukan jamaah dalam melaksanakan ritual ibadah haji dan umrah.
15. Nabi Muhammad memerintahkan umat Islam untuk mengikuti cara beliau dalam melaksanakan haji.
1)    Ketika beliau tawaf (berjalan kaki mengelilingi Kakbah) sebanyak 7 kali, ternyata pada 3 putaran pertama beliau berlari-lari kecil.
2)    Ibnu Abbas (sahabatNabi) menjelaskan,”Nabi Muhammad berlari-lari kecil sewaktu tawaf keliling Kakbah, karena ketika itu ada yang mengisukan bahwa Nabi Muhammad dan para pengikutnya dalam kondisi payah dan lemah”.
16. Ketika orang-orang musyrik yang ada di Mekah mengintip untuk menyaksikan kebenaran isu tersebut, kemudian Nabi Muhammad dan para sahabat berlari-lari kecil untuk membantah desas-desus tersebut.
17. Artinya Nabi Muhammad dan para sahabat ketika melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali, sebenarnya juga melakukan semacam “show of force” (pamerkekuatan) terhadap lawan-lawannya.
18. Setelah tawaf sebanyak 3 putaran, ternyata para pengintip membubarkan diri.
19. Hanya pada sisi Kakbah tertentu saja Nabi Muhammad dan parasahabat berlari-lari kecil, karena para pengintip dapat memandang dari sisi tersebut.
20. Sewaktu Nabi Muhammad dan para sahabat melakukan sai (berjalan kaki bolak-balik sebanyak 7 kali dari Sofa ke Marwa), Nabi Muhammad dan para sahabat juga berlari-lari kecil untuk tujuan yang serupa.
21. Kesimpulannya, terdapat tujuan non-ibadah murni yang diperagakan oleh Nabi Muhammad dan para sahabat ketika melaksanakan ibadah haji/umrah yang dianjurkan untuk diteladani oleh seluruh umat Islam.
22. Tetapi, jangan menamakan ibadah haji Nabi Muhammad dan para sahabat seperti yang terlihat di atas sebagai ibadah politik yang kotor.
23. Dalam pandangan Nabi Muhammad, kegiatan politik harus berdasarkan nilai etika, tata karma,  dan moral yang mulia.
24. Cara-cara NabiMuhammad dalam berpolitik adalah berikut ini.
1)    Memakai cara yang santun.
2)    Menggunakan etika yang baik.
3)    Bermoral yang mulia.
4)    Tidak mengandung kecurangan.
5)    Bertujuan meraih kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
6)    Mengharapkan keridaan Allah.

DaftarPustaka
1.    Shihab, M.Quraish. LenteraHati. KisahdanHikmahKehidupan. PenerbitMizan, 1994.   
2.    Shihab, M. QuraishShihab. Wawasan Al-Quran. TafsirMaudhuiatasPerbagaiPersoalanUmat. PenerbitMizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online


0 comments:

Post a Comment