AL-QURAN DAN ALAM SEMESTA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon
dijelaskan tentang hubungan antara Al-Quran dengan alam semesta?” Profesor
Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Alam adalah segala yang ada di langit dan
bumi seperti bumi, bintang, dan kekuatan.
2. Alam adalah lingkungan kehidupan.
3. Alam semesta adalah alam raya, jagat raya, atau seluruh dunia.
4. Al-Quran berbicara tentang alam dan
fenomenanya, paling sedikit tiga hal yang menyangkut hal tersebut.
A. Ke-1: Al-Quran memerintahkan kepada
manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam semesta dalam rangka
memperoleh manfaat dan kemudahan untuk kehidupannya, serta untuk mengantarkan
kepada kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah.
1) Dalam perintah ini tersirat pengertian
bahwa manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum yang
mengatur fenomena alam.
2) Tetapi pengetahuan dan pemanfaatan ini
bukan tujuan puncak.
B. Ke-2: Alam semesta dan segala isinya beserta
hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah kekuasaan Allah
serta diatur dengan sangat teliti dan presisi.
1) Alam semesta tidak dapat melepaskan diri
dari ketetapan terrsebut, kecuali jika dikehendaki oleh Allah.
2) Dari sini tersirat bahwa alam semesta
atau elemennya tidak boleh disembah, dipertuhankan atau dikultuskan.
3) Manusia dapat menarik kesimpulan tentang
adanya hukum alam berupa ketetapan yang bersifat umum yang mengikat alam semesta
dan fenomenanya.
C. Ke-3: Redaksi ayat-ayat kauniah bersifat
ringkas, teliti, dan padat.
1) Pemahaman atau penafsiran terhadap ayat
tersebut sangat bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan
penafsir.
2) Ayat kauniah adalah ayat Al-Quran yang
membahas bukti yang ada dalam alam nyata (maujud) seperti binatang, bulan, dan
matahari.
3) Ayat kauniah pada zaman Nabi Muhammad adalah
ayat yang membahas keadaan sekeliling Nabi Muhammad atau dalam diri kita
masing-masing.
5. Al-Quran terdiri atas 114 surah dan 6.236
ayat, yang membicarakan berbagai masalah hidup dan kehidupan, antara lain
menyangkut alam raya dan fenomenanya.
6. Fenomena adalah hal-hal yang dapat
disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah,
seperti fenomena alam.
7. Dalam Al-Quran terdapat sekitar 750 ayat kauniah,
jumlah ini belum termasuk ayat yang menyinggung secara tersirat (ayat yang
terkandung atau tersembunyi di dalamnya).
8. Meskipun, Al-Quran memuat banyak ayat kauniah,
bukan berarti Al-Quran adalah sebuah kitab ilmu pengetahuan, atau bertujuan
menguraikan hakikat ilmiah.
9. Prinsip dasar yang harus diperhatikan
dalam usaha memahami atau menafsirkan ayat ilmiah dalam Al-Quran adalah:
A. Ke-1: Setiap umat Islam wajib mempelajari
dan memahami Al-Quran yang diyakininya.
1) Tetapi bukan berarti setiap orang bebas untuk
menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat tertentu.
B. Ke-2: Al-Quran diturunkan bukan hanya
khusus ditujukan untuk orang Arab yang hidup pada zaman Nabi Muhammad saja.
1) Al-Quran untuk seluruh manusia hingga
akhir zaman.
2) Semua manusia diajak berdialog oleh
Al-Quran dan dituntut untuk menggunakan akalnya dalam rangka memahami petunjuk dalam
Al-Quran.
3) Akal pikiran manusia dan hasil penalarannya
dapat berbeda akibat latar belakang pendidikan, kebudayaan, pengalaman, kondisi
sosial, dan perkembangan sains dan
teknologi.
4) Wajar apabila pemahaman dan penafsiran
seseorang dapat berbeda.
C. Ke-3: Berpikir secara kontemporer yang sesuai
dengan perkembangan zaman dan sains modern dalam kaitannya dengan pemahaman
Al-Quran.
1) Tidak berarti menafsirkan Al-Quran secara
spekulatif yang terlepas dari kaidah penafsiran yang telah disepakati oleh para
ahli yang memiliki otoritas dalam bidangnya.
D. Ke-4: Salah satu sebab kekeliruan dalam
memahami dan menafsirkan Al-Quran adalah keterbatasan pengetahuan seseorang
menyangkut subjek bahasan ayat Al-Quran.
1) Seorang mufasir (penafsir) Al-Quran dapat
melakukan kesalahan dalam menafsirkan ayat kauniah apabila tanpa memiliki
pengetahuan yang memadai tentang sains dan teknologi yang dibahasnya.
10. Para ulama mengingatkan perlunya para
mufasir (para penafsir) Al-Quran dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran dengan
penafsiran ilmiah untuk menyadari sepenuhnya sifat penemuan ilmiah dan memperhatikan
secara khusus bahasa dan konteks ayat Al-Quran.
Daftar Pustaka
1. Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata,
Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah,
Jakarta 2011.
2. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
6. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment