Tuesday, August 6, 2019

2903. NIKMAT YANG TERBUANG


Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang nikmat waktu yang terbuang?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Allah memulai Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3 dengan bersumpah, “Wal ashr” (Demi masa), untuk   membantah sebagian orang yang menyalahkan waktu ketika gagal dalam pekerjaannya.

2.    Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3.

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

     Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.  
3.    Para ulama berpendapat bahwa tidak ada yang dinamakan “waktu sial” dan “waktu mujur”.
4.    Yang berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan hasil usaha dan pekerjaan seseorang yang dikerjakannya sendiri.
5.    Allah bersumpah dengan kata “ashr” yang arti harfiahnya adalah “memeras  sesuatu, sehingga ditemukan hal yang paling tersembunyi padanya”.
6.    Demi waktu adalah saat manusia mencapai hasilnya setelah memeras tenaga dan apa pun hasilnya, manusia tidak akan merugi, apabila dia beriman dan beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.  
7.    Kerugian tersebut akan disadari setelah “waktu berlalu”.
8.    Yaitu ketika seorang manusia mendekati “waktu Asar” yakni mendekati berakhirnya kehidupan seseorang.
9.    Waktu Asar adalah waktu ketika matahari akan terbenam.
10. Agaknya, Allah mengaitkan kerugian manusia dengan  kata  “ashr”  untuk menunjuk  “waktu secara umum” untuk mengisyaratkan bahwa penyesalan dan kerugian selalu datang kemudian.   
11. Kata “khusr” mempunyai banyak arti, misalnya“rugi”,  “sesat”, “celaka”, “lemah”,  dan sebagainya, yang semuanya mengarah kepada “makna negatif yang tidak disenangi oleh siapa pun”. 
12. Kata “khusr”dalam Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3 berbentuk  “indefinitif” (nakirah), karena memakai “tanwin”, sehingga dibaca “khusrin”.
13. Bunyi  “in” itulah yang disebut “tanwin”.
14. Bentuk “indefinitif” atau bunyi “in” yang ada pada kata “kusrin” artinya “"keragaman  dan kebesaran”.
15. Kata “khusr” harus dipahamisebagai “kerugian”, “kesesatan”, atau “kecelakaan besar”.
16. Kata “fi” dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan dengan “di”, misalnya seseorang berkata,”Baju di lemari atau uang di saku”.
17. Tentunya yang dimaksudkan adalah bahwa baju berada “di dalam”  lemari dan uang berada “di dalam” saku.
18. Yang tergambar dalam benak kita adalah “keseluruhan bagian baju telah berada di dalam lemari”, sehingga “tidak sedikit pun bagian baju yang berada di luar lemari”.
19. Yang dimaksudkan dengan “manusia berada didalam kerugian” adalah berikut.
1)    Kerugian adalah sebuah “wadah” dan manusia berada “di dalam wadah” tersebut.
2)    Keberadaannya dalam wadah itu mengandung arti bahwa manusia berada dalam “kerugian total”.
3)    Tidak ada satu sisi  pun dalam diri dan usahanya yang luput dari kerugian.
4)    Kerugian itu amat besar lagi beraneka ragam.
20. Waktu adalah “modal utama” bagi manusia.
1)    Jika “waktu” tidak diisi dengan kegiatan yang baik, maka “waktu” akan berlalu.
2)    Ketika “waktu” berlalu begitu saja, maka modal akan hilang percuma dan sia-sia.
21. Ali bin Abi Thalib berkata,”Rezeki yang tidak diperoleh pada hari ini, masih mungkin  diharapkan hasilnya lebih banyak pada hari besok, tetapi waktu yang berlalu pada hari ini, tidak mungkin akan kembali besok”.
22.  Jika waktu tidak diisi dengan baik, maka manusia akan merugi.
23. Jika waktu diisi dengan hal-hal yang negatif, maka manusia tetap berada dalam kerugian. 
24. Nabi Muhammad bersabda,”Dua kenikmatan yang sering disia-siakan dan dibiarkan hilang percuma oleh banyak orang adalah nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan.”

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.       


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment