AHSANI TAQWIM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ahsani taqwim dan
asfala safilin menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1. Dalam salah satu penjabaran programnya,
ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) berupaya meningkatkan mutu/kualitas
bangsa Indonesia, terutama kualitas umat Islam.
2. Kata “mutu” dapat diartikan sebagai “tingkat
baik dan buruk” atau “kualitas dari sesuatu”.
3. Tetapi tidak mudah mendefinisikan atau
menentukan tolok ukur kualitas manusia secara permanen.
4. Apa pun jawaban yang diberikan mirip
dengan beberapa orang buta yang menyentuhkan tangannya terhadap seekor gajah.
5. Semakin banyak sentuhan, semakin beragam
jawaban dan semuanya dapat benar, tetapi bersifat parsial (bagian dari
keseluruhan).
6. Al-Quran menampilkan dua kutub kualitas
manusia.
1) Ahsani taqwim (sebaik-baik manusia).
2) Asfala safilin (sejelek-jelek manusia).
7. Al-Quran surah At-Tin (surah ke-95) ayat
4.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
8. Al-Quran surah At-Tin (surah ke-95) ayat
5.
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
yang serendah-rendahnya (neraka).
9. Nabi Muhammad bersabda,”Sesungguhnya
Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar Allah”.
10. Hadis Nabi ini dapat dipahami adanya
potensi dalam diri manusia yang dapat menjadikannya.
1) Menirukan dan mencontoh sifat-sifat Allah
yang sangat mulia.
2) Tetapi dalam batas dan kapasitas manusia
sebagai makhluk Allah.
11. Para ulama berpendapat bahwa orang yang
beragama.
1) Orang yang berusaha untuk menirukan dan mencontoh
sifat-sifat Allah yang sangat mulia,
2) Tetapi sesuai dengan kemampuannya sebagai
manusia.
12. Tingkatan mutu/kualitas seorang manusia
ditentukan berikut ini.
1) Tingkatan besarnya semangat.
2) Tingkatan kerja kerasnya.
3) Hasil usahanya dalam menirukan dan
mencontoh sifat-sifat Allah yang sangat mulia, tetapi sesuai dengan kemampuannya
sebagai makhluk Allah.
13. Semua manusia diciptakan oleh Allah dari unsur
debu tanah dan roh Allah.
1) Jika daya tarik debu tanah mengalahkan
daya tarik roh Allah, maka seorang manusia akan jatuh tersungkur, sehingga
mencapai tingkat yang serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah daripada
binatang.
2) Jika daya tarik roh Allah mampu
mengalahkan daya trik debu tanah, maka manusia akan menjadi seperti malaikat,
bahkan derajatnya melebihi malaikat.
14. Melalui unsur debu tanah dan roh Allah, manusia
dianugerahi oleh Allah dengan empat daya berikut ini.
1) Daya tubuh, yang mengantarkan manusia mempunyai
kekuatan fisik termasuk komponen tubuh dan pancaindera.
2) Daya hidup, yang menjadikan manusia
mempunyai kemampuan mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mempertahankan
hidupnya dalam menghadapi tantangan.
3) Daya akal, yang memungkinkan manusia memiliki
ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi.
4) Daya kalbu, yang memungkinkan manusia
mempunyai moral, merasakan keindahan, kelezatan iman, dan kehadiran Allah, dan dari
daya kalbu ini dapat muncul intuisi dan kemampuan indera keenam.
15. Jika ke-4 daya manusia digunakan dan
dikembangkan secara baik, maka kualitas pribadi akan mencapai puncaknya.
1) Pribadi yang beriman.
2) Berbudi pekerti luhur.
3) Memiliki kecerdasan, ilmu pengetahuan, keterampilan,
keuletan, dan wawasan masa depan.
4) Fisik yang sehat.
16. Al-Quran menyebutkan kualitas hidup yang
semacam ini dengan istilah “al-hayat al thayyibah” (kehidupan yang baik) dan
untuk mencapainya dirumuskan dengan mengerjakan amal saleh.
17. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat
97.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik (berkualitas tinggi) dari apa yang telah mereka kerjakan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment