ALLAH BERI SUMBER DAYA TAK TERBATAS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Presiden Soeharto berpidato,”Kita masih
memakai energi terlalu banyak untuk kegiatan yang kurang produktif dan kita
masih memakai energi terlalu boros dibandingkan dengan manfaat yang kita
peroleh”.
2. Al-Quran surat Yasin (surah ke-36) ayat
80.
الَّذِي
جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ
تُوقِدُونَ
Yaitu Tuhan yang menjadikan
untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu
itu.
3. Al-Quran surat Al-Waqiah (surah ke-56)
ayat 73.
نَحْنُ
جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَمَتَاعًا لِلْمُقْوِينَ
Kami menjadikan api itu untuk
peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.
4. Sayangnya, umat Islam pada umumnya hanya
membaca ayat Al-Quran tanpa menghayati maksudnya.
5. Bahkan sebagian umat Islam membacanya
untuk tujuan yang tidak sesuai dengan tujuan diturunkannya Al-Quran.
6. Ayat Al-Quran di atas berbicara tentang
pohon yang hijau atau energi yang diperoleh melalui proses fotosintetis.
7. Fotosinteis adalah proses penggabungan
secara bio-kimia oleh tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan cahaya matahari.
8. Dalam istilah ilmiah, pohon hijau disebut
dengan “klorofil” (zat hijau daun).
9. Istilah dalam Al-Quran lebih tepat,
karena zat itu tidak hanya terdapat pada daun, tetapi seluruh pohon yang
berwarna hijau.
10. Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat
80 di atas menjelaskan bahwa Allah yang menjadikan untukmu pohon hijau, maka
serta-merta kamu dapat membakar darinya.
11. Al-Quran surah Al-Waqiah (surah ke-56)
ayat 73, setelah menanyakan,”Siapakah yang menciptakan pohon hijau itu, apakah
Allah atau manusia?”
12. Kemudian ditegaskan oleh Allah bahwa pohon
hijau atau energi itu dapat dijadikan sebagai peringatan serta dapat dimanfaatkan
untuk bahan bakar.
13. Cara mensyukuri suatu nikmat yang
diberikan oleh Allah kepada kita adalah dengan adalah menggunakan nikmat tersebut
dengan baik, wajar, dan sesuai dengan tujuan diciptakannya.
14. Al-Quran surat Al-Waqiah (surah ke-14)
ayat 34.
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ
كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
15. Sumber daya alam yang disiapkan oleh
Allah untuk manusia sangat melimpah, tidak dapat dihitung banyaknya, dan tidak
terbatas.
16. Apabila manusia merasakan terdapat keterbatasan,
hal itu karena kesalahan manusia yang bersikap aniaya dan kufur (mengingkari
nikmat Allah).
17. Termasuk sikap aniaya adalah memboroskan
sumber alam dan menyia-nyiakannya, serta
mengambil jatah porsi makhluk lain yang mengakibatkan tidak ada pemerataan.
18. Bersikap kufur adalah tidak mengolah
sumber daya alam yang tersedia dengan baik, sehingga tidak dapat dimanfaatkan
secara optimal.
19. Salah satu arti “kufur” adalah “menutupi”,
yaitu menutupi nikmat yang diberikan oleh Allah.
20. Pemborosan dan berlebih-lebihan dalam
pemakaian sesuatu dilarang oleh agama
Islam.
21. Nabi Muhammad bersabda, “Meskipun kamu berwudu
di sungai yang airnya mengalir, janganlah kamu menggunakan air secara berlebihan”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment