Friday, September 24, 2021

11240. TALIBAN KUASAI 14.000 TRILIUN RUPIAH MINERAL

 



TALIBAN KUASAI 14.000 TRILIUN RUPIAH MINERAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Taliban Kuasai Cadangan Mineral Rp14 Ribu Triliun di Afganistan.

 

 

Afganistan ternyata punya deposit mineral senilai hampir USD1 triliun.

 

Atau sekitar Rp14.400 triliun rupiah.

 

Dengan asumsi Rp14.400 per dolar AS.

 

Sumber mineral.

Seperti besi, tembaga.

Dan emas tersebar di seluruh provinsi.



Tidak hanya itu.

Ada juga sumber mineral tanah jarang.

 

Yang saat ini menjadi incaran dunia.

Yakni lithium untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.

"Afganistan tidak hanya kaya akan logam mulia.

 

Tapi juga logam yang dibutuhkan di abad ke-21," kata Ilmuwan dari Ecological Futures Group Rod Schoonover.

 

Seperti dikutip dari CNN Business, di Jakarta, Kamis (26/8/2021).





Permintaan logam.

Seperti lithium dan kobalt.

Serta elemen tanah jarang seperti neodymium.

Melonjak saat banyak negara beralih ke mobil listrik.

 

Dan teknologi bersih lainnya.

 

Untuk memangkas emisi karbon.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan.

 

Pada bulan Mei.

Pasokan global litium, tembaga, nikel, kobalt.

Dan elemen tanah jarang meningkat tajam.

 

Atau dunia akan gagal dalam upayanya mengatasi krisis iklim.

 

Ada 3 negara.

Yaiu  Cina, Kongo dan Australia.

 

 Saat ini menyumbang 75%  produksi global lithium, kobalt, dan tanah jarang.



Menurut IEA.

Rata-rata mobil listrik butuh mineral 6 kali lebih banyak.

Daripada mobil konvensional.

 

 

Lithium, nikel dan kobalt sangat penting untuk baterai.

 

Jaringan listrik juga butuh tembaga.

 

Dan aluminium dalam jumlah besar.

 

Elemen tanah jarang dipakai dalam magnet.

 

Yang dibutuhkan untuk membuat turbin angin bekerja.



Pemerintah AS memperkirakan bahwa deposit lithium di Afganistan.

 

Bisa menyaingi Bolivia.

Sebagai negara dengan cadangan terbesar dunia.

 



"Jika Afganistan dalam beberapa tahun ke depan bisa tenang.

 

Memungkinkan pengembangan sumber daya mineralnya.

 

Itu bisa menjadi salah satu negara terkaya di kawasan itu.

 

Dalam satu dekade," kata Mirzad dari Survei Geologi AS.

 

Kepada majalah Science pada 2010.

 

Dia memimpin Survei Geologi Afganistan hingga 1979.



(sumber reuter)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment