KH MUSTOFA BISRI HERAN JABATAN DISYUKURI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi,
M.M.
Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).
Mengaku
heran ada pejabat negara atau anggota DPRD.
Bersyukur
atas amanat yang diembannya.
Menurut
Gus Mus, menjalankan amanat bukan hal mudah.
"Makanya
agak aneh kalau ada pejabat atau anggota DPR syukuran itu agak aneh.
Karena
mereka bukan mendapat sesuatu yang menggembirakan.
Amanat
itu berat sekali," kata Gus Mus saat mengisi pengajian kitab Akhlakul
Muslim 'Alaqatuhu bil Mujtama', Sabtu (2/5) malam.
Gus
Mus mengatakan, amanat itu menjaga hak orang.
Dan
hak orang itu harus diberikan.
Menunaikan
amanat adalah kewajiban agama, sosial, dan kemanusiaan.
Ketika
orang dipercaya mengemban amanat.
Maka
tidak boleh melanggarnya.
Misalnya,
pejabat atau anggota dewan.
Mereka harus menjaga amanat rakyatnya.
"Begitu
dia.
Yaitu
pejabat atau anggota dewan.
Memakai
amanat sedikit saja bukan untuk rakyat.
Hal
itu sudah menyalahi amanat," ucap pengasuh pesantren Raudlatut Thalibin
Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Ia
mengungkapkan.
Saat
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden.
Gus
Mus dan sejumlah kiai.
Menjadi
rombongan pertama yang diundang ke istana negara.
Saat yang lain menyampaikan ucapan selamat.
Gus Mus malah menyatakan belasungkawa kepada Gus Dur.
Karena mengemban amanat sebagai presiden.
Menurut
Gus Mus.
Saat
Gus Dur mendengar ucapan belasungkawa darinya.
Gus
Dur malah senang.
Bahkan
minta kepada Gus Mus mendoakannya.
"Karena itu amanat berat.
Bukan hanya harus tanggung jawab di dunia.
Tapi juga di akhirat," ucapnya.
Gus
Mus mengutip ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang amanat.
Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 72.
Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.
"Orang
mau menerima amanat.
Tapi
tidak melakukan dengan sebenar-benarnya.
ltu
munafik.
Munafik
kan iyo, iyo.
Tapi
ora iyo.
Enggih,
enggih.
Tapi
tidak kepanggih," ucapnya.
Perihal pentingnya menjaga amanat terhadap jabatan yang diemban.
Kisah dari Sayidina Umar bin Khattab menjadi contoh sangat
popluer.
Sayidina Umar menjadi Khalifah ditunjuk oleh Khalifah Abu Bakar
Shiddiq.
Keesokan
harinya.
Sayidina
Umar menemui orang-orang di Masjid Nabawi.
Mereka
menyambutnya dan siap membaiat sang khalifah kedua.
Singkat
cerita.
Setelah
dibai'at.
Sayidina
Umar menaiki tangga mimbar.
Dan
menyampaikan pidato pertamanya.
Sebuah
pidato sangat menyentuh, penuh rasa haru.
Dan
rendah hati.
Umat
Islam yang hadir memuji pidato Sayidina Umar bin Khattab.
Mereka
baru ‘ngeh’ kalau firasat Sayidina Abu Bakar tepat.
Yakni
menunjuk Sayidina Umar sebagai khalifah kedua.
Setelah
mendengar pidato Sayidina Umar.
Dikutip
dari buku Umar bin Khattab (Muhammad Husain Haekal, 2013).
Sayidina
Umar mengawali pidatonya.
Dengan
mengucap hamdalah, selawat.
Dan
memaparkan jasa Sayidina Abu Bakar.
Setelah
itu, dia baru menyampaikan pidato intinya.
Berikut
pidato lengkap Khalifah Umar bin Khattab:
“Saudara-saudara!
Saya
hanya salah seorang dari kalian.
Kalau
tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah (Sayidina Abu Bakar).
Saya
pun akan enggan memikul tanggung jawab ini.
Allahumma
ya Allah.
Saya
ini sungguh keras, kasar.
Maka
lunakkan hatiku.
Allahumma
ya Allah.
Saya
sangat lemah.
Maka
berikan kekuatan.
Allahumma
ya Allah.
Saya
ini kikir.
Jadikan
saya orang dermawan bermurah hati.”
Tiba-tiba Sayidina Umar
berhenti sejenak.
Setelah
orang-orang lebih tenang.
Dia
melanjutkan pidatonya.
“Allah
telah menguji kalian dengan saya.
Dan
menguji saya dengan kalian.
Sepeninggal
sahabatku.
Sekarang
saya yang berada di tengah-tengah kalian.
Tidak ada masalah kalian yang harus saya hadapi.
Lalu diwakilkan kepada orang lain selain saya.
Dan tak ada yang tak hadir di sini.
Lalu meninggalkan perbuatan terpuji dan amanat.
Kalau
mereka berbuat baik.
Akan
saya balas dengan kebaikan.
Tapi
kalau melakukan kejahatan.
Terimalah
bencana yang akan saya timpakan kepada mereka.”
(Sumber
NU online)
0 comments:
Post a Comment