PRO DAN KONTRA ARTI BID’AH
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
Jabir bin Abdillah berkata,
“Rasulullah menyampaikan khotbah.
Kedua mata beliau memerah.
Suaranya keras.
Marahnya kuat.
Seakan-akan memberi peringatan kepada pasukan perang.”
Rasulullah bersabda,
“Dia yang telah menjadikanmu
hidup di waktu pagi dan petang.”
Rasulullah bersabda lagi,
”Aku diutus, pada hari
kiamat seperti ini.”
Rasulullah mendekatkan 2
jarinya.
Yaitu jari telunjuk dan
jari tengah.
Kemudian Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya sebaik-baik cerita adalah
kitab Allah (Al-Quran).
Sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad.
Seburuk-buruk hal adalah yang
dibuat-buat.
Dan tiap hal yang
dibuat-buat itu dhalalah (sesat ).”
(HR. Muslim).
Irbadh bin Sariyah berkata,
“Rasulullah memberi nasihat
kepada kami setelah salat Subuh.
Nasihat sangat menyentuh.
Membuat air mata menetes.
Dan hati bergetar.”
Seorang pria berkata,
“Sesungguhnya ini nasihat
orang yang akan pergi jauh.
Apa yang engkau pesankan
kepada kami, wahai Rasulullah.”
Rasulullah bersabda,
“Aku wasiatkan kepada kalian
agar bertakwa kepada Allah.
Tetap mendengar dan patuh.
Meskipun kamu dipimpin
seorang budak berkulit hitam.
Sesungguhnya orang yang
hidup darimu akan melihat banyak pertikaian.
Jauhi sesuatu yang
dibuat-buat.
Sesungguhnya hal yang
dibuat-buat adalah dhalalah (sesat).
Siapa yang mendapati itu dari kalian.
Maka hendaklah ia berpegang
pada sunahku.
Dan sunah Khulafaur
Rasyidin.
Yang mendapat hidayah.
Gigitlah dengan gigi
geraham.”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
Ibnu Majah).
PENGERTIAN BID’AH
1. Imam Syathibi
berpendapat.
Bid’ah adalah suatu cara.
Dan kebiasaan dalam
agama Islam yang dibuat-buat.
Untuk menandingi
syariat Islam.
Tujuannya sikap berlebihan
dalam ibadah kepada Allah.
2. Imam
Izz bin Abdissalam berpendapat.
Bid’ah adalah semua hal yang
tidak pernah dilakukan pada zaman Rasulullah.
3. Imam Nawawi
berpendapat.
Bid’ah adalah semua perbuatan yang dilakukan.
Dengan tidak ada contoh
sebelumnya.
4. Hafizh
Ibnu Hajar Asqalani berpendapat.
Bid’ah adalah segala
sesuatu yang dibuat-buat.
Tanpa ada contoh sebelumnya.
Tanpa melihat sesuatu yang
dibuat-buat itu.
Terpuji atau tercela.
Semua ulama sepakat.
Bahwa pengertian bid’ah adalah:
1) Sesuatu
yang dibuat-buat.
2) Tanpa
ada contoh dari Rasulullah.
3) Tidak
diucapkan dan tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah.
Sehingga sepeda motor, mobil,
dan pesawat terbang.
Termasuk bid’ah.
Sekarang ini kita mestinya
naik kuda dan onta.
Seperti Nabi Muhammad.
Yang tidak setuju berpendapat
bahwa:
1. Sepeda
motor, mobil, dan pesawat terbang.
Bukan masalah ibadah.
Yang dimaksud bid’ah adalah
dalam urusan ibadah.
Artinya ada bid’ah dalam
urusan dunia.
Yang dibolehkan.
Dan bid’ah urusan agama.
Yang dilarang.
Imam Syafi’i (150 – 204
Hijriah) membagi bid’ah 2 bagian.
1. Bid’ah
“mahmudah’ (terpuji).
2. Bid’ah
“madzmumah” (tercela).
Bid’ah mahmudah (terpuji).
Yaitu bid’ah yang sesuai
dengan sunah Nabi Muhammad.
Bid’ah “madzmumah”
(tercela).
Yaitu bid’ah yang bertentangan
dengan sunah Nabi Muhamad.
Imam Baihaqi berkata.
Bahwa Imam Syafii membagi
bid’ah 2 bagian.
1) Bid’ah
“dalalah” (sesat).
Yaitu hal yang dibuat-buat.
Dan bertentangan dengan Al-Quran,
sunah, atsar, atau Ijma.
2) Bid’ah
“ghair madzmudah” (tidak sesat).
Yaitu hal yang dibuat-buat dalam
kebaikan.
Tidak bertentangan dengan Al-Quran,
sunah, atsar, atau ijma’.
Menurut Dr. HM. Ridwan
Hasbi, Lc. MA.
Dalam bukunya, “Tunjuk Ajar
Legalitas Bid’ah (2018).”
Ada bid’ah wajib.
Misalnya mempelajari tata
bahasa Arab (nahwu saraf).
Hukumnya fardu kifayah
(kewajiban kelompok).
Untuk memahami A-Quran.
Artinya harus ada sebagian
umat Islam.
Yang mempelajari tata
bahasa Arab (nahwu safar).
Untuk memahami Al-Quran.
Dan itu termasuk bid’ah
wajib.
Karena tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah.
Daftar Pustaka
1.
Somad, Abdul. E-book
Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.
Somad, Abdul. E-book
Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.
Somad, Abdul. E-book
Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.
Al-Quran Digital, Versi
3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment