AGAMA DISEMPURNAKAN
NIKMAT DICUKUPKAN
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran
surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 3.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ
الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ
وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ
إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا
بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ
دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ
اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam menjadi agama bagimu. Barangsiapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang
.
Asbabun nuzul (penyebab turunnya) surah
Al-Maidah ayat 3.
Riwayat Hibban bin
Abbas.
“Saya dan para sahabat
berkumpul bersama Nabi Muhammad.
Saya memasak daging
bangkai.
Kemudian turun ayat
Al-Quran yang mengharamkan bangkai.
Maka saya menumpahkan
periuk berisi daging bangkai itu.
Riwayat
Ibnu Abbas.
Pada hari Jumat tahun
ke-10 Hijriah.
Setelah salat Asar.
Nabi Muhammad
mengerjakan haji wada.
Yaitu haji perpisahan.
Rasulullah memberi
nasihat kepada para jamaah.
Saat wukuf di Arafah.
Di sela-sela Nabi
berkhotbah.
Muncul malaikat Jibril
menyampaikan ayat ini.
”Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu.
Dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku.
Dan telah Ku-ridai
Islam menjadi agama bagimu.”
Al-Quran
surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 3.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ
لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
enurut Tim
Penerjemahan Kementerian Agama.
Kata “akmaltu”
diterjemahkan “Aku sempurnakan”.
Dan “atmamtu”
diterjemahkan ”Aku cukupkan”
Kata “sempurna”
(menurut KBBI V) dapat diartikan:
1. Lengkap.
2. Komplet.
3. Utuh
dan lengkap segalanya.
4. Tidak
bercacat dan bercela.
Kata “cukup” artinya:
1. Tidak
kurang.
2. Sudah
memadai.
3. Tidak
perlu ditambah lagi.
4. Dapat
memenuhi kebutuhan.
5. Memuaskan
keinginan.
6. Dan
sebagainya.
Al-Quran memakai
keduanya untuk makna sama.
Tapi tidak serupa.
Karena “akmaltu” diartikan:
“Menghimpun banyak hal.
Semuanya sempurna.
Dalam 1 wadah utuh”.
Kata “atmamtu” diartikan:
“Menghimpun banyak hal belum
sempurna.
Sehingga jadi sempurna”.
Agama disempurnakan
dan nikmat dicukupkan.
Agama disempurnakan.
Artinya semua petunjuk
agama beraneka ragam.
Masing-masing sudah
sempurna.
Misalnya petunjuk
tentang salat, zakat, nikah, jual beli.
Dan lainnya yang
disampaikan Al-Quran.
Semuanya sudah
sempurna.
Dan dihimpun dalam 1
wadah.
Bernama “din”.
Yaitu agama Islam.
Nikmat dicukupkan.
Artinya banyak nikmat
Allah yang diberikan kepada manusia.
Tapi semua nikmat itu
masih kurang.
Meskipun semua nikmat digabungkan masih belum sempurna.
Dan akan menjadi
sempurna.
Jika semua nikmat digabungkan
dengan petunjuk Allah.
Jika kita mendapat nikmat berupa harta kekayaan.
Tanpa petunjuk agama.
Berapa pun besarnya
harta kekayaan kita.
Semuanya masih belum
sempurna.
Begitupun nikmat yang
lainnya.
Semuanya masih kurang
sempurna.
Jika tanpa petunjuk
agama.
Kata
“din” artinya “agama”.
Kata “dain” artinya
“utang”.
Keduanya berasal dari
akar kata sama.
Dan terkait makna erat.
Karena orang beragama.
Berusaha mensyukuri
nikmat Allah.
Sekaligus berusaha
membayar utang dan balas budi.
Nikmat Allah yang diberikan
kepada manusia.
Sangat banyak
jumlahnya.
Sehingga manusia tidak
mampu menghitungnya.
Saat datang menghadap
Allah.
Manusia berkata,
”Ya Allah, saya tidak
mampu membayar utang saya.
Oleh karena itu.
Saya datang
menyerahkan wajah kepada Engkau.”
Hal ini yang dimaksud
dengan Islam.
Yaitu penyerahan diri
sepenuhnya kepada Allah.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. .hihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
0 comments:
Post a Comment