Tuesday, January 24, 2023

16371. PROF DANIEL MUHAMMADIYAH HARUS KEMBANGKAN BISNIS

 


PROF DANIEL MUHAMMADIYAH HARUS KEMBANGKAN BISNIS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Prof Ir Daniel Mohammad Rosyid MPhil PhD.

Pengajian Ahad Pagi Muhammadiyah.

 (Pagimu).

 

Oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah.

 Ngagel, Surabaya.

 

Di Sekolah Kreatif

SD Muhammadiyah 16 Surabaya.

Ahad (22/1/2023).

 

Prof Daniel mengatakan.

Muhammadiyah sudah tepat.

 

Berposisi “menyerang”.

Tapi perlu kembangkan dakwah.

 

Jangan konsentrasi 1 atau 2 bidang.

Tapi semua front.

 

“Muhammadiyah jangan hanya:

1)                Pendidikan.

2)                Kesehatan.

 

Perlu fokus juga ke:

1)        Bisnis.

2)        Muhammadiyah perlu punya pabrik.

 

 Kita agak terlambat.

 

Saya dengar Muhammadiyah.

Akan punya maskapai Muhammadiyah.

Hal itu hebat,” katanya.

 

Guru Besar ITS itu mengatakan.

 Islam tak bisa dipisah dari kota.

 

Ciri warga kota.

1)        Majemuk.

2)        Bisnis.

 

Muhammadiyah.

Perlu siapkan tenaga muda.

 

Untuk mengisi kota.

Kota yang berhasil.

Karena ditata dengan Islam.

 

“Muhammadiyah perlu siap warga muda.

1)        Untuk isi kota.

2)        Yang cerdas.

 

3)        Cakap bertalenta.

4)        Karakter baik.

5)         

Jika Muhammadiyah.

Tak warnai Surabaya.

 

Muhammadiyah kurang berhasil,” terang pria asli Klaten.

 

Dia mengatakan.

Pada prinsipnya.

 

Pendidikan urusan belajar.

Tapi pendidikan bukan hanya sekolah.

 

Dulu tak ada sekolah.

Terus diadakan sistem sekolah.

Untuk siapkan pekerja.

 

Model pendidikan seperti itu.

Perlu dikoreksi.

 

 Kiai Ahmad Dahlan.

Mendirikan sekolah Muhamadiyah .

Agar anak didik merdeka,” tuturnya.

 

Gaya hidup saat ini jelek.

Karena gaya pasif.

 

 Anak main HP.

Ke sekolah naik kendaraan pribadi.

 

Hidup yang baik.

Harus aktif fisik.

 

Misalnya.

Ke sekolah jalan kaki.

 

Anak naik sepeda motor.

Jadi ancaman serius.

 

Muhammadiyah harus bangun jiwa merdeka.

Yaitu jiwa bertauhid.

 

Orang hanya menghamba kepada Allah.

Bukan kepada manusia.

 

“Di atas jiwa merdeka.

Bisa dibahas kejujuran, kemajuan,” katanya.

 

Prof Daniel beri solusi.

Bahwa lingkungan serba digital.

 

Perlu ruang imajinasi.

Yaitu guru dan orangtua.

Selalu beri anak konten positif.

 

Karena akses negatif.

Sangat terbuka.

 

Anak mencoba gagasan baru.

Dengan imajinasi.

Harus dikawal.

 

“Anak harus punya learning habbit.

Atau biasa belajar.

 

Salah Ketika mencoba hal baru.

Tak masalah.

 

Yang penting tak berdosa.

Yang salah.

Jika berbuat dosa,” katanya.

 

Biarkan anak mencoba hal baru.

Jangan dihukum.

 

Jika salah.

Saat mencoba hal baru.

Jangan dihukum.

 

Anak harus dirangsang.

Buat gagasan baru.

Meskipun mencoba hal baru.

Pasti ada risiko tertentu.

 

“Lingkungan yang nyaman itu buruk.

Anak perlu tantangan karakter.

 

 Lingkungan nyaman.

Itu kurikulum membunuh.

Karena kurang membentuk karakter.

 

Kalau kondisi sangat nyaman.

Maka tak ada yang dipelajari,” terangnya.

 

(Sumber pwmu.jatim)

 

0 comments:

Post a Comment