PKI PAKAI POLITIK IDENTITAS YAITU
PAHAM KOMUNIS
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Politik
identitas.
Dalam
perspektif sosiologi.
Terus
hadir dalam politik Indonesia.
Kondisi
mental dan karakter.
Rakyat
Indonesia.
Tak
lepas dari primordial.
Dan
sektarianisme.
Meskipun
hidup di era demokrasi terbuka.
Dan
era digital modern.
Istilah politik identitas.
Dikontruksi
sebagai narasi politik.
Oleh
kelompok elit politik.
Gambarkan:
1)
Benci .
2)
Takut kalah.
Tujuannya.
1)
Turunkan citra.
2)
Sudutkan figur tertentu.
Yang
dinilai:
1)
Kuat.
2)
Potensi menang.
Dengan
cara sudutkan isu:
1)
Tak nasionalis.
2)
Tak toleran.
Semua
politik Indonesia.
Terkait
politik identitas.
Sebab
politik butuh instrumen.
Atau
kendaraan media.
Untuk
menyatakan identitas .
Seperti:
1)
Agama.
2)
Suku.
3)
Ras.
4)
Kelompok.
5)
Budaya.
6)
Idiologi.
7)
Organisasi.
8)
Dan lainnya.
Semua
elit politik Indonesia.
Pakai
politik identitas.
Saat
PKI ikut politik Indonesia.
Masuk
politik identitas.
Karena
ajak bersatu.
Dalam
identitas paham komunis.
Semua
ormas Islam.
Dan
partai Islam.
Juga
pakai identitas Islam.
Karena
Islam.
Paling
besar sahamnya.
Dalam
kemerdekaan Indonesia.
Tapi politik identitas.
Selalu
dilabelkan pada tokoh Islam.
Pada
hal agama lain.
Juga
melakukan hal sama.
Bahkan
politik kesukuan.
Juga
politik identitas.
Misalnya.
1)
Harus orang Jawa.
2)
Harus orang Sumatera.
3)
Harus kaum wanita.
4)
Harus suku tertentu.
5)
Harus lslam.
6)
Harus Kristen.
Semu
itu politik identitas.
Isu
politik identitas.
Untuk:
1)
Adu domba.
Oleh
kelompok takut kalah.
2)
Takut Islam Bersatu.
Hal
itu merusak demokrasi.
3)
Merusak nama tokoh lslam.
Karena
umat lslam.
Pemilih
terbesar.
(Sumber
Prof Abd Rasyid Masri)
0 comments:
Post a Comment