BENTUK
MALAIKAT JIBRIL DALAM ALQURAN (3)
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Nabi Muhammad
disebut jelas.
Melihat
wujud bentuk fisik dan rupa asli.
Malaikat
Jibril 2 kali.
Malaikat
Jibril sering kunjungi Nabi.
Berwujud
fisik manusia biasa.
Nabi bersabda,
”Ketika
saya berada di Gua Hira.
Datang
Malaikat Jibril dalam rupa seorang lelaki.
Malaikat
Jibril berkata,
”Bacalah!”
Nabi
menjawab,”saya tak bisa membaca”.
Malaikat Jibril merangkul hingga Nabi
merasa sesak.
Nabi
dilepaskan.
Seraya
berkata lagi,”Bacalah!”
Nabi
menjawab,” saya tidak bisa membaca.”
Kemudian
turun wahyu
Al-Quran
surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
خَلَقَ
الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
Bacalah, dan Tuhanmu
Yang Maha Pemurah,
الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam.
عَلَّمَ
الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Nabi
menirukan bacaan ini.
Dengan
hati bergetar.
Kemudian
Nabi pulang.
Menjumpai
Khadijah, isterinya.
Badan
Nabi menggigil seperti demam.
Khadijah membawa Nabi menemui Waraqah bin
Naufal.
Anak
pamannya Khadijah.
Waraqah bin Naufal.
Pendeta
Nasrani sudah tua dan buta.
Nabi
menjelaskan.
Kejadian yang dialaminya.
Waraqah
berkata,
”Itu Namus
yang diutus Allah.
Datang
kepada Musa.
Seandainya
saya masih hidup.
Akan
menyaksikan kaummu mengusirmu”.
Nabi melihat wujud fisik asli Malaikat Jibril.
Saat
turun wahyu kedua.
Yakni surah
Al-Muddassir (surah ke-74).
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
1. Hai orang berselimut.
قُمْ
فَأَنْذِرْ
Bangunlah, lalu beri
peringatan!
وَرَبَّكَ
فَكَبِّرْ
Dan Tuhanmu agungkan!
وَثِيَابَكَ
فَطَهِّرْ
Dan pakaianmu
bersihkan.
وَالرُّجْزَ
فَاهْجُرْ
Dan perbuatan dosa
tinggalkan.
وَلَا
تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ
Dan jangan kamu
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) lebih banyak.
وَلِرَبِّكَ
فَاصْبِرْ
Dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Dalam
Sahih Bukhari dijelaskan.
Ketika
itu.
Malaikat Jibril duduk melayang.
Di
atas kursi.
Di
antara langit dan bumi.
Nabi Muhammad lihat Malaikat Jibril.
Menampakkan
diri yang asli .
Tingginya
melewati batas ufuk.
Melewati
batas penglihatan.
Nabi
bertanya,
“Wahai
Jibril, saya tidak mengira.
Allah menciptakan makhluk yang sangat besar.
Seperti
bentukmu ini.”
Malaikat Jibril menjawab,
“Wahai
Muhammad, aku hanya bentangkan 2 sayapku.
Sesungguhnya
aku punya 600 sayap.
Ukuran
setiap sayapku.
Seluas
timur dan barat.”
Malaikat Jibril berkata,
“Allah
menciptakan Malaikat Israfil.
Dia
lebih besar dariku.
Dan punya
600 sayap.
Tiap
sayapnya.
Seukuran
seluruh sayapku.
Sesungguhnya
dia lipat sayapnya.
Sebab takut
pada Allah.
Dia
melipatnya sekecil mungkin.”
Pada
saat bertemu Nabi.
Dalam
wujud aslinya.
Malaikat
Jibril pakai baju kebesaran.
Semacam
baju putih laksana Mutiara.
Yang elok
dan rupawan.
Dengan
kekuatan dahsyat penuh mukzijat.
Dalam
kisah perjalanan Isra Mikraj.
Saat tiba
di “pos penjagaan” Sidratul Muntaha.
Malaikat
Jibril tak sanggup lagi.
Mendampingi
Nabi.
Untuk
terus naik
Menghadap
kehadirat Allah.
Malaikat Jibril berkata,
”Aku
tidak mampu lagi mendekati Allah.
Masih perlu
waktu 60.000 tahun untuk terbang.
Inilah
jarak terakhir
Antara
aku dengan Allah.
Yang
dapat aku capai.
Jika
aku terus naik ke atas.
Maka aku
pasti hancur luluh”.
Daftar
Pustaka
1.
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
0 comments:
Post a Comment