Thursday, June 8, 2017

90. ABU HURAIRAH

ABU HURAIRAH, SAHABAT NABI.
PERAWI HADIS, INGATAN HEBAT, BUTA HURUF.
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Abu Hurairah, terlahir dengan nama Abdus Syam bin Shaker. Lahir tahun 601 Masehi di Yaman. Meninggal tahun  681 Masehi di  Madinah, Arab Saudi. Dimakamkan di Baqi, Madinah.
       Thufail bin Amr, seorang pemimpin Bani Daus, Yaman. Kembali ke daerahnya. Setelah bertemu Nabi Muhammad. Dia memeluk agama Islam. Ia menyerukan kaumnya untuk masuk Islam. Abu Hurairah tertarik mendalami agama Islam. 
      Abu Hurairah mengikuti Thufail bin Amr ke Mekah. Nabi Muhammad mengubah namanya menjadi Abdur Rahman bin Shaker. Dia kembali kepada kaumnya. Kemudian bergabung dengan kaum Muhajirin di Madinah. Pada tahun 629 Masehi.
      Abu Hurairah datang ke Madinah tahun 6 Hijriah. Ketika Nabi berumur 59 tahun. Masuk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyah. Sebelum peristiwa Perang Khaibar. Datang ke Madinah sebagai “pengembara”. Termasuk penghuni “Ahli Shuffah”.
         Shuffah merupakan sebuah lokasi di Madinah. Tempat menampung para pendatang dan fakir miskin. Kaum Muhajirin yang hijrah dari Mekah. Para pendatang yang belum memiliki rumah. Tidak mempunyai kerabat di Madinah. Mereka tinggal di Shuffah. Menginap di Masjid Nabawi.
       Abu Hurairah keturunan kabilah Bani Daus dari Yaman. Sejak kecil sudah yatim. Bekerja pada Basrah binti Ghazawan. Setelah masuk Islam dinikahinya.
      Nama aslinya Abdus-Syams. Bermakna “Hamba matahari”. Diganti menjadi “Abdur Rahman.” Bermakna “Hamba Maha Pengasih.” Diberi gelar “Abu Hurairah”. Berarti “Bapaknya kucing.” Karena suka membawa kucing. Nabi memanggilnya ” Wahai Abu Hir.”
      Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing. Saya menggendong seekor kucing kecil. Pada malam hari saya taruh di atas pohon. Siang hari aku bermain dengannya. Aku dipanggil Abu Hurairah. Artinya “Bapaknya kucing kecil.”
     Nabi bersabda,”Siapa yang membentangkan serbannya. Sampai aku selesai berbicara. Mengusapkan ke wajahnya. Maka dia tak akan lupa sedikit pun. Semua yang didengarnya dariku.” Abu Hurairah berkata,” Aku segera membentangkan serbanku. Mengusapkan ke wajahku. Demi Allah, semua yang dikatakan Nabi. Bisa saya ingat dengan jelas.”
      Kaum Muhajirin sibuk berdagang. Kaum Ansar giat bertani. Abu Hurairah, si “pengembara” tak punya kesibukan. Selalu mengikuti kegiatan Nabi di mana saja. Abu Hurairah memiliki ingatan yang hebat. Meskipun tak bisa membaca dan menulis. 
     Abu Hurairah meminta kepada Nabi. Agar mendoakan ibunya masuk Islam. Doa Nabi terkabul. Abu Hurairah selalu menyertai Nabi Muhammad. Sampai Nabi wafat, tahun 632 di Madinah.
      Abu Hurairah berkata, “Saya merupakan sahabat Nabi yang paling banyak menghafal hadis. Selain Abdullah bin Amir. Dia pandai menulis, sedangkan saya tidak.”
     Abu Hurairah meriwayatkan ribuan hadis. Bersumber langsung  dari Nabi. Juga, berasal  dari para sahabat.  Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Sebanyak 5.374 hadis. Yang meriwayatkan hadis darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lainnya.
      Imam Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadis dari kalangan sahabat dan tabiin yang meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah".
      Sahabat ialah orang yang hidup sezaman dengan Nabi. Berinteraksi dengan Nabi. Masuk Islam. Wafat sebagai orang Islam. Tabiin merupakan penganut ajaran Nabi generasi kedua. Setelah para sahabat. Tabiin ialah generasi sesudah Nabi Muhammad.
       Khalifah Muawiyah pernah menguji Abu Hurairah. Tentang hafalan Abu Hurairah terhadap hadis Nabi. Memintanya menyebutkan beberapa hadis. Beberapa orang mencatatnya.
      Setahun kemudian, Khalifah memanggil Abu Hurairah. Agar menyebutkan semua hadis yang pernah disampaikan setahun sebelumnya. Abu Hurairah berhasil lulus dengan baik. Dia hafal semuanya, tanpa tertinggal satu huruf pun. Luar biasa.
       Salah satu buku kumpulan fatwa Abu Hurairah. Dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul “Fatawa Abu Hurairah”.
       Abu Hurairah termasuk salah satu di antara kaum fakir muhajirin yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan, yang disebut Ahli Shuffah. Mangkal di Masjid Nabawi. Abu Hurairah mempunyai seorang anak perempuan yang menikah dengan Said bin Musayib. Salah seorang tokoh tabiin terkemuka.
      Abu Hurairah berkata, “Ya Rasul, doakan ibuku masuk Islam.” Nabi mendoakan. Alhamdulilah,  doa Nabi dikabulkan. Ibu Abu Hurairah masuk Islam.
     Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Abu Hurairah sebagai pemimpin di Bahrain. Abu Hurairah menjadi orang “kaya”. Khalifah Umar memanggilnya. Umar berkata, “Wahai musuh Allah. Apakah kamu mencuri harta Allah?” Abu Hurairah menjawab,”Saya bukan musuh Allah. Saya musuh orang yang memusuhi Allah.” Umar bin Khattab memberikan perintah,”Kembalikan hartamu ke “Baitul Mal”. Abu Hurairah melaksanakan perintah. Sambil berdoa,” Ya Allah, ampunilah Amirul Mukminin.”
      Beberapa waktu kemudian. Umar bin Khattab menawarkan jabatan baru kepada Abu Hurairah. Abu Hurairah menolaknya. Dengan alasan,”Agar kehormatanku tak tercela. Hartaku tak dirampas.”
      Perselisihan Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sufyan. Abu Hurairah tidak berpihak. Dia bersikap netral. Tak mendukung salah satu di antara mereka.
     Abu Hurairah meninggal usia 78 tahun dimakamkan di Baqi, Madinah. Demikian kisah sahabat Nabi, si perawi hadis yang buta huruf. Berasal dari Yaman. Memiliki ingatan hebat.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment