Friday, June 15, 2018

887. DHIRAR

NABI MENYURUH MEMBAKAR MASJID DHIRAR
YANG DIBANGUN KAUM MUNAFIK
.Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa pada zaman Jahiliah, Abu Amir adalah seorang pendeta Nasrani di Madinah yang memiliki kedudukan tinggi di kalangan kabilah Khazraj. Ketika Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, Bani Aus dan Bani Khazraj masuk Islam, kemudian mereka disebut kaum Ansar.
     Agama Islam menyebar dengan cepat, sehingga penduduk Madinah sering berkerumun di sekitar Nabi, sedangkan Pendeta Abu Amir merasa sakit hati karena kalah pamor dibandingkan dengan Nabi Muhammad.
      Menyaksikan agama Islam maju dengan pesat di Madinah, maka pendeta Abu Amir pergi menjumpai kaum Quraisy di Mekah untuk meminta dukungan agar memusuhi Nabi dan melawan umat Islam, lalu menghadap Raja Heraclius di Romawi untuk meminta bantuan dan Raja Heraclius bersedia membantunya.
     Pendeta Abu Amir yang tinggal di Romawi mengirimkan surat kepada kaum munafik Madinah yang mengabarkan bahwa Raja Heraclius bersedia membantu mereka, maka pendeta Abu Amir memerintahkan kaum munafik Madinah untuk membangun sebuah markas tempat berkumpul dan berkoordinasi melawan umat Islam.
     Pada tahun ke-9 Hijiriah Nabi berumur 62 tahun, ketika kaum munafik selesai membangun Masjid Dhirar yang letaknya tidak jauh dari lokasi Masjid Quba, kemudian kaum munafik menghadap Nabi, ”Wahai Nabi, kami membangun sebuah masjid untuk menampung masyarakat ketika udara amat dingin.”
    Kaum munafik melanjutkan,”Kami mohon dengan hormat, agar Nabi berkenan melakukan salat di masjid kami.” Nabi menjawab,”Kami akan berangkat berperang, nanti setelah kembali dari perang, insya Allah, kami akan salat di masjidmu.” Kaum munafik gembira mendengarnya.
    Pasukan Islam berangkat menuju Perang Tabuk dan berhasil menang, kemudian Nabi dan pasukan Islam kembali ke Madinah.
     Perang Tabuk adalah perang terakhir yang diikuti Nabi langsung, ketika dalam perjalanan ke Madinah turun malaikat Jibril menyampaikan wahyu Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9 ayat) 107-108.

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ ۚ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَىٰ ۖ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
    
        “Di antara orang munafik, ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran, dan untuk memecah belah orang-orang mukmin, serta menunggu kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu, mereka bersumpah,’Kami tidak menghendaki selain kebaikan’. Allah menjadi saksi, sesungguhnya mereka adalah pendusta.”

     لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
      “Janganlah kamu salat dalam masjid itu selama-lamanya, sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama, lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri, Allah menyukai orang-orang yang bersih.”
     Sebelum pasukan Islam sampai di Madinah, Nabi Muhammad menyuruh beberapa sahabat untuk menghancurkan Masjid Dhirar yang dibangun oleh kaum munafik, sehingga Masjid Dhirar hancur berkeping-keping.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Al-Buthy, Muhammad Said Ramadhan. Sirah Nabwiyah. Robbani Press. Jakarta, 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah, 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah, 2004   
5. Kisah Para Sahabat.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment